Sejahtera dalam Materi Sukses dalam Ibadah

Majalah BaliZainal Abidin lahir di Lamongan, di tengah kondisi perekonomian keluarga yang kekurangan. Penghasilan ayah yang bekerja sebagai pemilik bengkel sepeda dan ibu pedagang ayam potong, masih belum cukup untuk menghidupi ia dan enam saudara lainnya. Masa kecilnya pun diisi dengan membantu pekerjaan orangtua dan tiba saatnya bersekolah, ia dan saudara-saudaranya harus tetap bekerja untuk meringankan biaya pendidikan sekolah.

Setelah lulus STM, Zainal memutuskan mengikuti jejak kakaknya untuk merantau ke Bali. Kakaknya yang mengikuti tes CPNS dan lolos, kemudian memilih untuk tinggal di Singaraja, sedangkan dirinya yang juga sempat mencoba CPNS, namun tidak lolos dan harus lebih butuh perjuangan untuk mencari pekerjaan yang lebih layak.

Awal Zainal bekerja, ia mengedepankan bagaimana agar diperkenankan untuk numpang beristirahat di tempatnya bekerja, selama belum memiliki tempat tinggal. Keinginannya tersebut pun terpenuhi, saat ia bekerja di sebuah restoran sebagai tukang cuci piring meski dengan gaji yang seadanya.

Dalam hal bekerja, Zainal telah terbiasa melakukannya sejak duduk bangku sekolah, ia sempat bekerja paruh waktu di sebuah home industry pembuatan sadel sepeda, dengan upah 1.000 rupiah/minggu. Dan kini seiring bertambahnya usia, tanggung jawab untuk membantu mengurangi beban orangtua dalam hal kebutuhan ekonomi, semakin ia lakoni dengan mencoba berbagai peluang kerja yang ada di depan mata.

Keluar dari restoran, pria kelahiran Lamongan 24 Mei 1947 ini, beralih ke pekerjaan selanjutnya yang berkaitan dengan ilmu yang ia miliki di STM. Dengan kemampuan mengelasnya, ia pun diterima di sebuah bengkel mobil, berlokasi di Jl. Teuku Umar.

 

Selanjutnya, sebuah tawaran pekerjaan datang dari rekannya, yakni dari sebuah travel khusus untuk wisatawan Jepang. Di perusahaan yang sekaligus tempat pertemuannya dengan istri yang bekerja sebagai guide, ia pun diterima sebagai driver yang ia jalani selama setahun.

Meski dari pekerjaan sebelumnya, Zainal mendapat kesempatan untuk mengenal daerah lainnya di Bali lebih jauh, namun ia tak mau kehilangan kesempatan untuk mencoba di bidang yang berbeda. Ia tertarik untuk bekerja di sebuah perusahaan jasa imigrasi sesuai dengan tawaran yang kembali datang padanya.

Di perusahaan tersebut, Zainal kembali bekerja sebagai driver. Namun diakui olehnya pekerjaan tersebut telah memberikan rasa nyaman baginya, terlebih saat ia mendapat tugas dalam kepengurusan berkas-berkas pembuatan visa. Ada sebuah kepuasaan saat ia mampu menyelesaikan 30-50 berkas yang dipercayakan atasan kepadanya, meskipun ia tidak memperoleh penghasilan, selain dari pekerjaan utamannya sebagai driver.

Sejak tahun 1998/1999 Zainal mengenal dunia keimigrasian, hingga membawa perjalanannya selama empat tahun bekerja di perusahaan tersebut. Diiringi dengan semangat dan keyakinan untuk mengubah nasib, kemudian pada awal tahun 2003, ia memutuskan untuk berhenti. Dengan bekal ilmu dan pengalaman yang ia peroleh dari perusahaan, Zainal telah mendapatkan impact yang positif untuk menentukan jalan karier selanjutnya.

 

CV Bayu Santero didirikan pemilik hobi bersepeda dan offroad ini, di atas tanah yang disewa dengan hanya seluas 3×4 meter, selama 25 tahun. Dengan mencantumkan nama anak pertama “Bayu” dan kata “Seantero” yang disingkat menjadi “Santero”, Zainal berkomitmen akan menjadi tuan rumah perusahaan jasa yang memberikan pelayanan kepada customer dengan sebaik-baiknya. Karena dari customer yang terpuaskan, secara tidak langsung akan mempresentasikan perusahaannya secara tidak langsung kepada rekan-rekannya yang memiliki kebutuhan serupa.

Perusahaan yang beralamat di Jl. Semer No. 26 Br. Anyar Kelod Kerobokan Kuta ini, telah memperoleh izin dari pemerintah, dalam menawarkan jasa sponsor untuk memperoleh visa pensiun yang didukung oleh tenaga profesional di bidangnya, yang akan memproses segala macam dokumen terkait izin tinggal mulai dari Telex Visa hingga KITAS. Jenis pelayanan yang dimaksud, meliputi retirement visa for bali Indonesia, multiple entry business visa, single entry business visa dan social culture visa.

Terpilih Sebagai Ketua Ansor

Kesuksesan CV Bayu Santero, telah membantu mewujudkan impiannya untuk memberangkatkan haji kedua orangtuanya. Ia pun telah lama memiliki rencana pada tahun 2020, untuk menunaikan rukun islam yang kelima tersebut, namun karena pandemi, rencananya tersebut terpaksa tertunda.

Berbeda halnya dengan rencana rekan-rekannya di PAC dan ranting yang telah berhasil mencalonkan Zainal Abidin sebagai Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Badung, pada pemilihan bulan Maret 2020. Tanpa sepengetahuannya dan ternyata ia pun terpilih, membuat Zainal terpilih untuk menjalankan amanah yang telah diberikan kepadanya.

Zaniul sempat ragu apakah ia bisa total menjalankan kewajibannya sebagai Ketua Ansor Kabupaten Badung, karena kesibukan di dalam perusahaan. Namun mengingat ia memiliki latar belakang keluarga yang tergabung dalam organisasi Nahdlatul Ulama sejak garis keturunan buyutnya, ia mencoba untuk menjalaninya sebaik mungkin.

Sebelum sukses dengan perusahaan CV Bayu Santero, Zainal mengucapkan nazarnya kepada Sang Pencipta. Bila ia sukses nanti, ia akan mencari berkah hidup dengan berbagi kepada masyarakat umum, melalui pendirian tempat ibadah. Dengan nama masjid “Fathus Salafi” yang memiliki arti “pejuang salaf”, Zainal akhirnya mampu menepati janjinya kepada Sang Pencipta. Ia pun berharap pembangunan masjid ini tak hanya terbatas pada nazar yang ia ucapkan, tapi juga sebagai sebuah pengingat bagi dirinya untuk tak pernah lupa memanjatkan syukur kepada Sang Pencipta. Agar kelak, tak hanya diberkati untuk sukses di dunia, tapi juga ia dan keluarga meraih sukses di akhirat nantinya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!