Nge-push Diri Sejak Muda : Bangga dan Bersyukur Bisa Mempekerjakan Orang Saat Pandemi

Ternyata tak hanya masyarakat umum yang bosan dengan penampakan ruangan hunian mereka di masa pandemi. Satria Ariwibawa yang basic-nya berprofesi sebagai arsitek pun merasakan yang sama. Berawal modal iseng membuat furnitur untuk kamarnya sendiri, lantas memamerkan hasil karyanya di media sosial, ternyata mendapat reaksi positif yang tak terduga dari rekan-rekannya.

Sudah banyak para narasumber arsitek muda dan desainer interior yang kendati membuka studionya kala pandemi, tak tergoyahkan sama sekali. Bahkan dengan antusias mereka mengungkapkan, studio mereka tambah ramai menerima orderan dan menjadi momentum yang pas memperkenalkan diri sebagai ‘pemain baru’ dalam jasa konstruksi, desain eksterior maupun interior.

Untuk kesekian kalinya, arsitek muda sukses melalui pandemi Covid-19, yang disinyalir mampu memporak-porandakan ekonomi hampir di semua sektor. Namun yang terjadi sebenarnya, justru Satria, pemilik dari “Semara Mulia Studio Arsitek” kebanjiran rezeki. “Pandemi justru mengalami peningkatan, orang-orang lebih perhatian dengan rumah mereka, semenjak ditetapkannya bekerja dari rumah atau work from home (WFH),” ucap pria asal desa Nyanglan tersebut.

Proyek di awal-awal studio yang berlokasi di Jl. Subak Belaki, Batuyang, Batubulan Kangin, Gianyar ini ialah furnitur, kemudian meluas ke eksterior hunian pribadi, vila hingga pabrik laundry. Sangat lumayan untuk menggarap proyek di tengah memanasnya kasus pandemi. Hingga 2023 Semara Mulia Studio Arsitek semakin dikenal dan telah menerima repeat order, itu artinya kepercayaan dan kualitas memang terbukti dimiliki Satria dan kawan-kawan.

Bermodal Awal Keisengan

Lagi-lagi iseng membawa berkah. Karena iseng membuat furnitur untuk kamarnya, lulusan Teknik Arsitektur Universitas Udayana ini didukung rekan-rekannya untuk membuka studio. Padahal sejak ia duduk di bangku kuliah, ia dan kakaknya yang juga berlatar belakang di bidang Teknik Sipil, sudah berencana akan membuka sebuah usaha. Dari mereka memikirkan konsep nama yang direpresentasikan dari kota kelahiran mereka, Semarapura menjadi Semara dan kata Mulia, dari nama sang ibu, Muliani. Beberapa usaha pun sempat terlintas salah satunya babi guling, namun karena pandemi, mereka putuskan untuk membatalkannya.

Setelah lulus, pria kelahiran 5 Maret 1997 ini sudah bercita-cita akan segera membuka studionya, namun tak semudah yang ia bayangkan. Ia sempat vakum dan mencari pengalaman dengan bekerja di sebuah perusahaan. Rutinitasnya yang hampir setiap hari pulang malam dan pulang ke rumah, dengan perasaan yang hampa tak ada kreativitas yang bisa ia kembangkan, Satria putuskan mundur menjadi pekerja, saatnya ia berwirausaha dengan melegalkan usahanya pada 2020.

Sebelum melanjutkan di Teknik Arsitektur Universitas Udayana, saat yang bersamaan, Satria juga diterima di D3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali. Karena kakak sudah lebih dulu bergelut di ilmu tersebut, ia akhirnya beralih ke Teknik Arsitektur. Setelah berjibaku dengan lokasi kuliah yang terkadang di Bukit Jimbaran, terkadang di Denpasar (Kampus UNUD Sudirman), menjalani getirnya tugas-tugas gambar hingga mulai dilibatkan dalam proyek dosen, saat semester akhir, Satria terbilang sangat cepat menyelesaikan kuliah. Ia hanya perlu waktu 3 tahun 9 bulan, tepatnya tahun 2019, untuk dirinya menyandang gelar Sarjana Teknik.

Di usianya yang bisa dikatakan masih fresh graduate, di mana rekan-rekannya sudah menikmati gaji pertama mereka, Satria memilih fokus dengan usahanya dengan berinvestasi membeli alat dan kebutuhan untuk studionya. Berkat keuletan dan kerja kerasnya, alhasil ia tak hanya membuka satu jenis usaha saja, melainkan beranak pinak lagi menjadi tiga divisi yakni “Samara Karya” yang dipegang kakak, “Samara Mandiri” khusus jasa pemasangan ralling tangga, kanopi dan lain sebagainya yang di-handle salah satu teman yang memiliki skill dalam bidang tersebut dan “Samara Desain” khusus untuk eksterior bangunan. Dan semuanya dibawah naungan “Samara Group”. Dengan dibukanya tiga divisi lagi, Satria pun membutuhkan beberapa karyawan baru dan total kini ia telah mempekerjakan 17 orang,. “Saya bangga dan sangat bersyukur saat melihat orang makan dari usaha kita sendiri, apalagi saat pandemi”. Jadi untuk teman-teman yang masih muda, manfaatkan energi dan kreatifitas kita untuk menggali potensi diri, jangan dihabiskan dalam pergaulan yang salah, hanya demi ajang pembuktian diri. Bukan tidak mungkin, usia muda sudah bisa menciptakan lapangan pekerjaan, tanpa harus tunggu pensiun untuk sukses.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!