Nikmati Sajian Kuliner Sambil Menyatu dengan Alam
Banyak masyarakat yang mengais rezeki di pariwisata, memilih pulang ke kampung halaman untuk bertani. Tapi sebagian besar dari mereka, masih beranggapan, transisi tersebut hanya akan dijadikan peralihan sementara. Berbeda halnya dengan pasangan suami istri, asal Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli ini, I Wayan Sukur dan Sriniti. Mereka tidak hanya sekedar mengisi waktu senggang, tetapi lebih serius dalam mengelola kebun mereka yang sempat dinomorduakan karena intensnya pekerjaan di pariwisata. Inspirasi baru pun ditemukan dengan menyulap kebun mereka untuk dipadupadankan dengan usaha kekinian nan unik, bertajuk Café Kebun Penglipuran.
Pertanian dan perkebunan telah menjadi komoditas penting masyarakat Indonesia sejak zaman prasejarah. Sebagai orang pribumi, Wayan Sukur pun diwarisi orang tua sebidang lahan perkebunan yang telah lama dikelolanya bersama rekan-rekan dengan beragam tanaman hias. Kabar baiknya, selama pandemi beberapa jenis tanaman hias seperti tanaman laba-laba, lidah buaya, snake plant dan sukulen mendapat popularitas yang meningkat. Permintaan terhadap tanaman-tanaman tersebut pun cukup tinggi dan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi keluarga Wayan Sukur di tengah situasi sulit.
Penjualan tanaman hias pascapandemi yang kembali normal alias tidak seheboh saat pandemi, mendorong Wayan Sukur dan Sriniti untuk berinovasi. Satu hari, saat Wayan Sukur bersantai sambil menyeruput kopinya, ia memiliki ide untuk mengoptimalkan kebun dengan membuka usaha yang tengah hype yaitu kedai kopi. Kedai kopi yang berduet dengan suasana kebun bunga dan tanaman hijau, tentunya signifikan berbeda dengan kedai- kedai kopi di pusat kota. Didukung teman-teman sesama pecinta tanaman hias, dibangunlah Café Kebun Penglipuran pada tahun 2022 yang lokasinya hidden gem yakni di dalam Hutan Bambu Desa Penglipuran, Jl. Veteran No. 16, Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli.
Meski terdengar berjalan mulus, Wayan Sukur dan Sriniti juga tidak luput dari tantangan yang menghiasi setiap langkah perjalanan usaha mereka. Salah satunya adalah penataan kebun, termasuk mengatur tanaman bunga agar warnanya serasi dengan tanaman lainnya. Selain itu, mereka juga diwajibkan merawat tanaman hias agar tetap cantik dan sehat. Setelah menata kebun dan merawat tanaman, Wayan Sukur dan Sriniti juga harus memilah tanaman yang tak hanya memberikan keindahan visual, tetapi juga sesuai dengan suasana kopi dan memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Dalam proses tersebut sudah menjadi ketrampilan dari Wayan Sukur, yang telah dibekali pemahaman mendalam tentang karakteristik tanaman serta kondisi lingkungan tempat tanaman akan ditempatkan. Sehingga dapat menciptakan harmoni antara ruang dalam kafe dan keindahan alam di luar.
Selain pengunjung dapat melupakan sejenak kesibukan di kantor, dengan menyaksikan pemandangan kebun yang berwarna-warni di luar atau kebun bunga dari lantai dua, pengunjung yang tertarik untuk memiliki atau menyewa tanaman, bisa mewujudkannya. Atau tujuan pengunjung memang untuk mencari tanaman kebutuhan mereka, bisa melihat-lihat sambil menikmati menu kafe yang berkapasitas 150 orang ini, yang terdiri atas menu tradisional dan western. Jadi bisa saling mengisi. Wayan Sukur dan stafnya dengan senang hati akan membantu para pengunjung dalam memilih dan memenuhi kebutuhan mereka terkait tanaman.
Dekat dengan Desa Wisata Penglipuran, Café Kebun merasakan dampak positifnya. Selain menjadi tujuan favorit bagi pengunjung domestik, kafe ini juga menarik minat wisatawan internasional yang antusias. Dari desa yang dinobatkan menjadi desa terbersih di dunia “Desa Wisata Penglipuran”, pengunjung tinggal berjalan kaki menuju Café Kebun. Sambil menikmati perjalanan yang menyenangkan dan teduh melalui Hutan Bambu, tidak terasa pengunjung akan sampai di Café Kebun. Keberadaan Café Kebun di sekitar Desa Wisata Penglipuran memberikan nilai tambah bagi kafe ini, karena pengunjung dapat menikmati dua destinasi sekaligus yang saling melengkapi. Hal ini menjadikan Café Kebun sebagai tempat yang popular baik di kalangan lokal maupun internasional, yang menyediakan pengalaman yang unik dan menarik bagi setiap pengunjungnya.
Seperti harapan wirausaha lainnya, Wayan Sukur dan Sriniti juga memiliki asa agar bisnis yang mereka bangun dengan susah payah terus berkembang dan berjalan. Namun, yang perlu ditekankan adalah adanya doa yang lebih dalam untuk mencapai kesempurnaan dalam usaha mereka. Doa ini tidak hanya ditujukan bagi anakanak mereka, tetapi juga untuk generasi muda lainnya agar mulai peduli dan merawat alam sekitar. Mereka berharap agar melalui keberhasilan bisnis mereka, dapat memberikan inspirasi dan dorongan bagi generasi muda untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. Jadi tidak harus menunggu dirinya berada di lapangan, untuk merawat tanaman-tanaman yang ada disekitar. Itu adalah kewajiban kita bersama. Karena dari alamlah yang telah memberikan kita segala rezeki yang kita nikmati sekarang ini. Dari sumber air bersih yang kemudian kita sajikan dalam bentuk aneka menu minuman yang nikmat, hingga tanaman yang membantu mewujudkan ide-ide menu makanan, semuanya berasal dari anugerah alam. Sudah selayaknya kita sebagai individu yang dilengkapi dengan hati dan kecerdasan, untuk menjaga dan merawat alam, sebagai bentuk terima kasih atas segala pemberianNya.