Anak Motor Memimpin Koperasi dengan Keberanian di Segala Medan
Zaman telah berubah drastis, bukan lagi era tahun 1990-an yang masih menilai sesuatu dari penampilan luar saja. Bagi mereka yang tak sesuai dengan norma-norma tertentu yang dianggap normal, mereka distereotipkan tak memiliki masa depan. Contohnya mereka yang memiliki tato dianggap berandalan, namun di masa sekarang mereka berhasil membuktikan sebaliknya dengan sukses memiliki bisnis studio tato atau apapun itu. Dan masih banyak sekali contoh-contoh yang membuat diri kita berhatihati untuk menilai seorang dari kacamata luar saja. Seperti I Ketut Agus Pasek Jaya Arta, hobinya dalam balapan motor membuatnya hidup di lingkungan anak motor yang terkesan kasar. Namun, jangan salah lingkungan tersebut turut membantunya dalam mengembangkan badan usaha Koperasi Jaya Kerthi Mangupura. Selain karena sisi lain anak motor yang memiliki hati yang lembut yang selalu siap untuk membantu masyarakat kecil.
Tersebutlah pemuda asal Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, yang kita panggil singkat saja dengan nama Agus. Ia berasal dari keluarga yang jauh dari kata poverty atau kemiskinan. Tenang saja, ia bukan tipe anak yang congkak, justru sudah mandiri sejak SMP, karena kesibukan orang tua menafkahi keluarga. Ayahnya sebagai petani dan ibu sebagai pedagang. Agus pun berinisiatif untuk membantu pekerjaan rumah tangga yang bisa ia lakukan seperti mencuci pakaian dan mencari rumput untuk pakan sapi. Namanya anak yang beranjak remaja, dalam melakoni pekerjaan tersebut, ia juga tak lepas dari iming-iming agar konsisten melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Misalnya, jika sapi sudah besar dan dijual, ia akan dibelikan sepeda sebagai imbalannya.
Dengan menceritakan apa adanya, Agus mengatakan sudah mengenal rokok sejak SMP, syukurnya kebiasaan tersebut tak membuatnya kehilangan kendali dan tetap fokus pada hobinya dalam megambel dan belajar seni beladiri silat. Masuk ke kelas VIII SMP, ia mulai tertarik pada balap motor di lintasan jalanan dan memodifikasi mesin motor yang dibelikan ayahnya agar sesuai untuk balapan, padahal motor yang dibelikan saat itu adalah motor matic Kymco. Tetap saja, Agus tak kehabisan ide untuk tetap merasakan adrenalin dalam balapan. Hingga ia mendengar isu bahwa ia terancam tak diluluskan, yang membuat Agus sempat khawatir. Untungnya, keberuntungan masih ada di pihaknya, sehingga ia bisa melanjutkan kuliah seperti teman-temannya.
Di samping berstatus mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Udayana, Agus juga aktif di lingkungan desa. Ia sempat digadangkan untuk menjadi calon ketua STT (Sekaa Teruna Teruni), namun ia kalah, sehingga diposisikan sebagai calon wakil STT. Dari pengalaman berorganisasi selama 3 tahun, ia mendapatkan pengalaman dan wawasan berharga tentang kepemimpinan, terutama dalam konteks memimpin sekelompok orang. Dalam menjalani kuliah sembari bekerja, ia pun beralih dari kuliah regular, ke kuliah ekstensi. Pertama, ia bekerja di usaha rent car milik kakaknya, kemudian pindah ke perusahaan asuransi Bumi Putera pada tahun 2008. Awalnya, perannya hanya sebagai sopir, berjalannya waktu ia mulai aktif mencari nasabah. Meski tak terkira penolakan yang ia terima, ia cukup gigih dalam pekerjaan tersebut selama 3 tahun.
Dikarenakan jarak tempuh yang jauh dan tekanan jam kerja yang sering membuatnya pulang larut malam, Wakil Ketua Komunitas Motor Besar Mogmog Bali ini, memutuskan pindah bekerja yang dekat dengan lingkungan tempat tinggalnya. Ia diterima bekerja di Koperasi Sari Sedana Artha (KOPSSA) Cemagi pada posisi administrasi di tahun 2011. Kerja kerasnya dalam mengejar karier dan belajar secara otodidak, membuatnya berhasil menduduki posisi kepala bagian kredit. Tidak puas dengan posisi tersebut, justru merasa stagnan dalam kenyamanan, mendorong Agus ingin mencari adrenalin baru. Di masa pemulihan ekonomi karena pandemi Covid-19, Agus tak segan untuk mundur. Yang lebih mencengangkan lagi, ia berniat mendirikan badan koperasi di tengah situasi yang masih belum stabil. Agus kemudian berdiskusi dengan istri dan keluarga perihal keinginannya membentuk koperasi. Namun mereka keberatan dengan rencana Agus.
Awal Berani
Dengan modal awal Rp200 juta dari 26 orang anggota, tahun 2021 dirintislah Koperasi Jaya Kerthi Mangupura dengan visi yang kuat dalam membantu masyarakat kecil. Tahap awal, koperasi masih berstatus prakoperasi dan hanya terdiri atas dua staf, yang direkrut dari mereka yang baru saja lulus, dan kesulitan mendapatkan pekerjaan karena pandemi. Masih dalam tahap pengembangan, Agus rela tak digaji selama 4 bulan dan hanya menggaji dua karyawannya. Setelah legalitas terpenuhi, mulai terlihat cahaya di ujung jalan, dengan mencapai keuntungan awal sebesar Rp4,5 juta. Pencapaian ini tak lepas dari dukungan masyarakat dan rekan-rekannya di komunitas motor yang sebagian besar merupakan kalangan pebisnis. Melihat kerja keras putranya, sang ayah memberikan dukungan dengan menyalurkan modal ke koperasi. Hingga akhir tahun 2023, aset Koperasi Jaya Kerthi Mangupura telah mencapai Rp30 miliar dengan keanggotaan 245 orang.
Banyak yang mengira kalau Koperasi Jaya Kerthi Mangupura memiliki sangkut paut dengan kejayaan usaha dengan nama serupa. Tanpa bermaksud mendomplang kejayaan usaha bernama Jaya Kerthi. Agus menjelaskan dengan tegas, bahwa nama “Jaya Kerthi Mangupura” dipilih dengan makna tersendiri baginya. Kata “Jaya” diambil dari namanya sendiri, sementara “Kerthi” merupakan nama dari ibu. Dan “Mangupura”, seperti yang kita ketahui, merupakan legalitas badan hukum Kabupaten Badung. Agar lebih mudah dalam penyebutan, bisa disingkat KOPJATHI.
Koperasi Jaya Kerthi Mangupura tidak hanya telah mengadopsi sistem digitalisasi, tetapi juga berkomitmen untuk mematuhi aturan yang diberlakukan pemerintah. Salah satu contohnya adalah aturan yang mengharuskan nasabah yang belum menjadi anggota, wajib menjadi anggota koperasi. Dalam rangka memenuhi aturan tersebut, koperasi ini tengah aktif dalam proses untuk memenuhi persyaratan tersebut, dengan menawarkan kemudahan-kemudahan bila menjadi anggota koperasi, seperti proses pengajuan pinjaman lebih mudah, bunga pinjaman lebih rendah dan mendapatkan keuntungan Sisa Hasil Usaha (SHU). Yang tak kalah menjadi fokus Koperasi Jaya Kerthi Mangupura adalah tidak hanya mengutamakan penabung tetapi juga debitur, karena debitur merupakan sumber pendapatan operasional koperasi. Dalam pelayanan, koperasi pun menjaga agar prosedur tidak rumit dan jika sesuai memenuhi syarat transaksi, tidak ada yang sulit untuk mendapatkan bantuan finansial lewat koperasi. Sebagai bentuk apresiasi, koperasi pun rutin membagikan parcel kepada debitur setiap hari raya Galungan.
Dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2024 kemarin, Koperasi Jaya Kerthi Mangupura, berhasil memperoleh Sisa Hasil Usaha (SHU) sebesar Rp340 juta. Koperasi yang terdiri atas 3 pengurus, 3 pengawas, dan 10 orang karyawan ini, berharap setiap tahunnya SHU akan meningkat dan memberikan hadiah-hadiah yang bermanfaat bagi para anggota. Dengan gagah berani Agus juga memasang target Koperasi Jaya Kerthi Mangupura selanjutnya ialah mencapai aset sebesar Rp50 miliar dalam 5 tahun ke depan. Untuk mencapai target tersebut, Agus menawarkan inovasi dalam produk dan layanan, memperluas jaringan kemitraan dengan pihak terkait, meningkatkan efisiensi operasional dan tentunya memastikan kepatuhan terhadap aturan dan regulasi yang berlaku. Dengan komitmen dan kerja keras bersama, Agus yakin dapat mencapai semua target yang telah ditetapkan. Layaknya keberaniannya sebagai anak motor dalam menghadapi setiap medan jalan, Agus siap untuk menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan bagi Koperasi Jaya Kerthi Mangupura.