Sang Visioner Membawa Kebangkitan Universitas Warmadewa
Dalam dekapan pendidikan keluarga seorang guru, yakni ayah, Anak Agung Gede Raka dan ibu, Jero Candra, nilai-nilai pendidikan telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masa kecil Prof. Dr. Drs. Anak Agung Gede Oka Wisnumurti, M.Si. Hal yang paling mencolok ialah ayahnya merupakan sosok yang lebih banyak memberikan teladan daripada memberikan wejangan-wejangan. Ayahnya juga dikenal sebagai pribadi yang religius dan mendorong kebiasaan membaca sejak usia dini. Prinsip-prinsip tersebut menjadi pedoman hidup A.A Gede Oka Wisnumurti hingga dewasa.
Beranjak dewasa, pria yang pernah aktif dalam Porbikawa (Persatuan Olahraga Beladiri aliran Ishikawa), tak mampu membohongi passion-nya dalam berorasi sejak remaja. Ia pun diterima di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember angkatan tahun 1984. Selama kuliah, ia juga aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa, termasuk Mahasiswa Pecinta Alam, Lemkari (Lembaga Karate-do Indonesia), dan Perisai Diri yang diikuti sejak SMA. Lulus kuliah, A.A Gede Oka Wisnumurti langsung melamar sebagai dosen di Universitas Warmadewa. Ia mulai terlibat dalam penelitian bersama Universitas Udayana dan Universitas Gadjah Mada mengenai desa wisata di Indonesia. Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Penglipuran, Sebatu dan Jatiluwih, kemudian membentuk konsep desa wisata yang diadopsi oleh ketiga desa tersebut.
Setelah menikah, A.A Gede Oka Wisnumurti melanjutkan pendidikannya di Program Studi S2 Sosiologi di Universitas Gadjah Mada, yang berhasil ia selesaikan pada tahun 1995. Selama berprofesi sebagai dosen, A.A Gede Oka Wisnumurti terlibat dalam peristiwa bersejarah yang melanda Indonesia pada periode reformasi tahun 1998. Ia memimpin gerakan mahasiswa Universitas Warmadewa dengan tujuan, memberikan pengajaran politik yang benar kepada mahasiswa dalam mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi politik yang memprihatinkan saat itu. Penting untuk dicatat bahwa pada masa itu, hanya mahasiswa Universitas Warmadewa yang berhasil mengadakan demonstrasi di luar kampus karena telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan seperti meminta izin dari pihak kepolisian dan melakukan perundingan dengan polisi untuk memastikan bahwa aksi demonstrasi tersebut tidak akan merusak infrastruktur di Bali dan tidak akan merugikan masyarakat setempat. Dalam konteksi ini, polisi memberikan persetujuan dan dukungan untuk menjaga keamanan selama berlangsungnya demonstrasi tersebut. Sejak saat itu, demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Warmadewa dikenal sebagai bagian dari sejarah penting dalam perjuangan menuju reformasi politik di Indonesia.
Visioner di Bidangnya
Salah satu hasil dari reformasi tahun 1998 adalah percepatan pemilihan umum (pemilu). Saat itu, A.A Gede Oka Wisnumurti menghadap Gubernur Bali, Dewa Made Beratha, dan menyampaikan bahwa ada tanda-tanda agama digunakan sebagai alat politik dalam konteks tersebut. Sebagai solusi, ia menyarankan agar Pemerintah Daerah Provinsi Bali memfasilitasi pertemuan antar umat beragama yang ada di Bali. Hasilnya, diadakanlah sebuah forum antar umat beragama, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan kelompok agama lainnya, yang berlangsung selama dua hari di Bedugul. Dalam pertemuan ini, terbentuk Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKAUB). Salah Satu momentum penting adalah saat A.A Gede Oka Wisnumurti sebagai pengurus FKAUB, diundang dalam pertemuan tiga menteri di Bogor dengan partisipasi tokoh-tokoh agama dari seluruh Indonesia. Ini menjadi langkah konkret dalam mendukung persatuan dan kesatuan NKRI melalui kerja sama antar umat beragama.
Pada masa Pemilu, ia ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi bagian dari Panitia Pemilihan Daerah (PPD I). Pada Pemilu tahun 2003, ia kembali dipilih untuk menjabat dalam peran ini, hingga ia menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tahun 2003. Ia mengeluarkan tagline “Ngardi Bali Shanti Lan Jagadhita,” yang memiliki makna, menjadikan Pemilu di Bali berlangsung secara aman dan sejahtera. Selama masa kepemimpinannya sebagai Ketua KPU, A.A Gede Oka Wisnumurti mendorong kampanye berbudaya sebagai bagian dari proses Pemilu. Ia berusaha menghilangkan ketakutan masyarakat terhadap kampanye politik dengan mengundang partai politik untuk mengadopsi pendekatan berbudaya dan memastikan bahwa Pemilu berlangsung harmonis di Bali.
Kebangkitan Kedua Setelah Lebih Dari Dua Dekade
Setelah menyelesaikan jabatannya di KPU Provinsi Bali, A.A Gede Oka Wisnumurti dipercaya sebagai Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Propinsi Bali (YKKPB). Saat itu Universitas Warmadewa merupakan satu-satunya Unit Pelaksana Kegiatan (UPK) yang dimiliki. Memulai pendirian fakultas kedokteran di tahun 2008, yang kemudian mendapatkan izin dan mulai dipromosikan pada tahun 2010. Pada saat ulang tahun yayasan ke-25 pada tahun 2009, dideklarasikan kebangkitan Warmadewa yang kedua. Berdirinya Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) memberikan vibrasi positif bagi pengembangan program-program studi yang baru. Kebangkitan kedua diawali dengan penataan atau pembuatan masterplan kampus, mendirikan sarana prasarana penunjang termasuk pengembangan pascasarjana yang mulai dibuka pada tahun 2012. Saat ini, Univeritas Warmadewa telah memiliki 26 program studi, yang signifikan bertambah dari hanya 14 program studi sebelumnya. Selama perjalanan ini, upaya juga dilakukan dalam membangun infrastruktur yang memadai dan meningkatkan kesejahteraan pegawai dengan prinsip “welfare for all” yang berarti kesejahteraan untuk bersama. Namun, komitmen Universitas Warmadewa tidak berhenti sampai disitu. Saat ini, universitas tengah membangun rumah sakit di Desa Sidan, Gianyar untuk mendukung fakultas kedokteran. Selain itu, ada juga Warmadewa College yang berlokasi di Jl. Merdeka, Denpasar; Klinik Pratama Warmadewa; Wish School (Warmadewa Independent Shining School); Paswara (Pusat Pelayanan Jasa Warmadewa), SMK Taruna Warmadewa dan tentunya Universitas Warmadewa. Semua ini dilakukan tidak hanya untuk mencari kesejahteraan, tetapi sesuai dengan visi yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan, kesehatan dan sosial.
Tantangan demi tantangan dihadapi dalam setiap langkah A.A Gede Oka Wisnumurti dengan strategi yang telah terbukti. Dalam mewujudkan kebangkitan tersebut, ada 5 strategi yang telah dilakukan, pertama menerapkan Constitutional Building dengan memahami dan mematuhi aturan yang ada serta menciptakan aturan yang sesuai dengan aspek organisasi, kedua penguatan lembaga atau Institutional Building, ketiga membangun networking (jaringan), keempat Capacity Building yakni membangun kapasitas orang-orang yang terlibat dalam organisasi, dan kelima kesejahteraan para karyawan. Dari segala keaktifan A.A Gede Oka Wisnumurti juga sukses menerima berbagai macam penghargaan antara lain, Penghargaan Maharishi Award dari Maharishi University Of Management IOWA, AS, H (2015); Penghargaan Widya Pataka yang diberikan Gubernur Bali (2009); Tokoh Pemberdayaan Masyarakat Versi Warta Bali, Harian Umum Warta Bali (2003); Satya Karya Nugraha 15 Tahun; Satya Karya Nugraha 25 Tahun; Satya Karya Nugraha 30 Tahun.
Tak ketinggalan, penting juga untuk mengakui peran dukungan keluarga. Rasa syukur dan terima kasih A.A Gede Oka Wisnumurti pada keluarga, khususnya sang istri, Ir. Agusriwana Wahidiah, kedua putranya yang juga lulusan UGM, Anak Agung Gede Brahmantya Murti, S.A.P., M.P.A dan Anak Agung Gede Ananda Murti, S.IP serta menantu, Jessica Andrea, M.T, M.Sc. Ia berharap dengan terciptanya keharmonisan dalam kewajiban maupun keluarga, keluarga besar YKKPB bisa terus bergerak maju dan menjalani hidup dengan semangat. “Ingatlah bahwa keberhasilan dan kesejahteraan bukanlah hal yang datang begitu saja, melainkan hasil dari kerja keras, komitmen dan tekad untuk saling berkontribusi demi kebaikan bersama, karena setiap langkah membawa kita kebih dekat kepada pencapaian yang luar biasa.”