Berani Tekuni Passion sebagai Jalur Karier Bisnis yang Menjanjikan

Untuk sukses dalam karier, misalnya memilih menjadi wirausahawan, salah satu praktik yang wajib diusung ialah mengetahui passion atau semangat kita di bidang apa. Namun, tak semua orang seberuntung Frida, sudah menemukan passion-nya sejak kecil. Dan yang tak kalah penting, tidak semua orang juga berani untuk menekuni passion mereka untuk dibangun sebuah karier bisnis yang menjanjikan. Mungkin ini yang menyebabkan, mereka ‘seolah’ masih sibuk mencari-cari, padahal passion itu sudah ada di hati kita masing-masing. Ditambah dengan stigma bahwa bisnis sukses hanya menyerupai bisnis yang sudah kebanyakan bermunculan, seperti kuliner, fashion, akomodasi dan lain-lain.

Ibu Florentina Frida

Dari suka mengunjungi toko buku, yang mana selain membaca, perhatiannya tak lepas dari stationery yang lucu-lucu dan menarik untuk dibawa pulang. Sampai ia bertemu temannya yang memperkenalkannya bisnis grosir, memantiknya untuk membuka toko stationery saat kelas I SMA di Jakarta. Seiring bertambahnya usia, Frida semakin berani menerima tantangan untuk menekuninya tak hanya menjadi hobi, tapi juga passion untuk mulai langkah yang lebih berisiko, menjadi entrepreneur dalam hal produsen suvenir, bernama “Best Indonesia Gift”. Wanita kelahiran 3 Juni 1984 ini, mengawali kariernya sebagai Personal Assistant di sebuah perusahaan di Jakarta. Ia kemudian mendapat tawaran kerja sama dengan General Manager dari perusahaan tersebut, yakni membangun bisnis yang bergerak produksi suvenir yang akan berbasis di Malaysia.

Setelah cukup lama bekerja, ia mulai berpikir, mengapa ia sibuk membesarkan pariwisata negara lain, padahal negara sendiri tak kalah memiliki destinasi yang variatif. Sejak saat itulah, alumnus Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti ini pulang ke Indonesia, tepatnya memilih Bali sebagai destinasi dunia di tahun 2014.

Di tahun pertama, Frida memulai kariernya kembali dari nol, ia membeli mobil operasional untuk memudahkannya menjual suvenir hasil desainnya secara door to door, maupun di objek wisata. Tema suvenir yang ia pilih mengikuti tren yang ada. Tak hanya dalam negeri sendiri, tak tanggungtanggung Frida pun bisa menyambangi luar negeri, seperti Korea untuk mempelajari barang-barang unik di sana yang bisa ia adopsi di bisnisnya, dalam men-development dan desain produk seperti coaster, gantungan kunci karet, magnet dan masih banyak lagi.

Tahun-tahun selanjutnya Best Indonesia Gift, begitu nama perusahaannya mulai menampakkan progress yang signifikan, karena sudah memiliki rumah produksinya sendiri, yang awalnya berlokasi Muding, Kerobokan, dengan empat orang tenaga. Diikuti respons pasar cukup baik, melalui kepercayaan yang mulai hadir, tak hanya orderan datang dari masyarakat umum, juga melayani permintaan instansi pemerintah, bermitra dengan perusahaan retail, seperti WH Smith, Sarinah, Periplus, Coco Mart, Transmart, Gramedia dan juga destinasi wisata seperti Garuda Wisnu Kencana (GWK), Museum Sejarah Jakarta, Bali Zoo dan lain-lain. Hingga melakukan ekspor yang mulai dilancarkan ke Republik Maladewa atau Maldives.

Di dua tahun masa pandemi yang terberat, bisnis yang berlokasi di Perum Loka Cica Residence, Jl. Sang Hyang No.1, Mengwi ini, tak dipungkiri sempat mengalami penurunan. Frida memanfaatkan kondisi tersebut untuk uji coba produksi produk-produk suvenir baru berhubung memiliki waktu luang. Ia juga mencoba merambah ke bisnis diluar suvenirnya, yakni kuliner sate taichan dan menjadi distributor pet supply. Bukan hanya menjadi bantalan ekonomi dirinya dan para karyawan, justru tanpa disadari, ia mendapat networking baru melalui bisnis ini.

Pasca pandemi, Frida cukup bangga sudah memiliki perusahaan yang sudah mampu berjalan autopilot oleh 47 garda terdepannya, dalam skill profesional mereka masing-masing. Sedangkan untuk implementasi dirinya, berharap semakin memiliki ide-ide segar dalam mendesain produk suvenir yang mampu bersaing dengan produk luar negeri. Hal ini sesuai dengan tujuan dan fokus perusahaan Best Indonesia Gift ialah mendukung pariwisata Indonesia menjadi lebih baik dengan produk suvenir yang bersaing di dunia.

Bersama Team

Dalam prosesnya, Frida menekankan sangat penting senantiasa melakukan evaluasi dan ada passion dalam menjalani fase demi fase tersebut. “Ada masa muncul rasa bosan dan itu manusiawi, tapi kalau sudah ada passion, kita akan kembali termotivasi dan lebih mampu bertahan dalam masa-masa sulit”.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!