Membangun Kemandirian Sejak Dini Menuju Sukses Bisnis Cemerlang
Entah sudah kisah ke berapa, mereka yang tujuan awalnya ke Bali hanya ingin jalan-jalan. Lagi-lagi Pulau Seribu Pura ini kembali menjadi sumber inspirasi. Setelah menginjakkan kakinya di Bali, Irwan Sunarto, koki dibalik Pia Cemerlang seolah ada panggilan hati untuk kembali ke Bali. Kali ini dengan excitement yang berbeda.
Dibalik cemerlangnya kudapan manis, Pia Cemerlang, ada Irwan Sunarto, pria asal Makassar yang telah melatih kemandirian sejak usia pancaroba. Meski ayahnya memiliki usaha yang bisa saja dengan gampang untuk bekerja di sana, ia memilih cara yang berbeda. Sejak SMP, didikan kebebasan yang diamanatkan padanya ia manfaatkan dengan sebaikbaiknya. Ia memulai perjalanan kemandiriannya dengan menjadi tukang cuci piring di penjual mie ayam, yang membuatnya berhasil membeli sepeda sendiri.
Beranjak dewasa, Irwan semakin menunjukkan kemandiriannya dengan bekerja sembari melanjutkan SMA sebagai sales produk alat-alat kelistrikan. Ia pun secara totalitas tak bergantung pada orang tua lagi, bahkan ia memilih tinggal bersama temannya. Setelah lulus SMA, ia semakin fokus bekerja hingga seiring waktu kepercayaan pemilik usaha terhadapnya bertumbuh dan mendukung Irwan untuk membuka toko sendiri. Sang pemilik pun bersedia menyuplai barang-barangnya ke toko Irwan. Mendapat kesempatan emas tersebut, Irwan langsung menyetujuinya, ia pun mendapatkan lokasi ruko dari seorang teman. Sayangnya, ruko tersebut kemudian diambil alih. Irwan terpaksa memindahkan usaha pertamanya tersebut yang berdampak pada penghasilan mengalami penurunan. Akhirnya usaha tersebut terpaksa tutup.
Irwan lantas mengadu nasibnya ke Surabaya, namun ia tidak menemukan secercah cahaya yang mampu memberinya harapan. Ia lantas pindah ke Jakarta, di mana ia bertemu dengan keluarga teman yang berjualan kue mirip pia. Dari pengenalan tersebut, Irwan bergerak sebagai reseller usaha tersebut. Di tengah fokusnya menjadi reseller, pemilik mengubah sistemnya dengan membatasi jumlah kue untuk dijual. Kondisi tersebut, membuatnya dan istri berpikir untuk berhenti menjadi reseller dan mulai memproduksi kue sendiri. Yang perlu diketahui, pengalamannya dalam membuat kue tidak hanya didapatkan dari keluarga temannya, tetapi juga ia adopsi ilmunya dari keluarganya sendiri yang memiliki keahlian tersebut. Atas landasan tersebut, kuat tekadnya untuk memulai usaha berjualan kue pada tahun 2012.
Dalam percobaan awal, Irwan dan istri masih menggunakan peralatan manual dan bahan sebanyak 2 kg, kemudian Irwan menjual kue dengan cara berkeliling. Ia menggunakan cara tersebut selama setahun penuh. Tentunya, dalam memperkenalkan kue buatannya, kue-kue tersebut tidak langsung laris seketika. Sang Pencipta memberikan tantangantantangan dalam setiap langkahnya, menguji sejauh mana kegigihannya. Yang paling ironis, ia harus menerima cacian, karena beberapa kali ditolak. Saat menghadapi kondisi itu, rasa sedih pasti ada, namun ia pastikan tak akan mundur semudah itu dalam bisnis ini. Keyakinannya bahwa bisnis ini akan sukses, lebih besar daripada penolakan-penolakan tersebut, menguatkan langkahnya. Pada kue yang tersisa, terkadang Irwan memilih untuk makan sendiri atau dibagibagikan secara perorangan atau ke panti asuhan.
Setelah hampir setengah tahun berusaha dengan gigih dan tanpa kenal lelah, Irwan akhirnya menemukan takaran yang tepat untuk kue-kue buatannya. Proses ini melibatkan eksperimen, uji coba dan pembelajaran yang berkelanjutan. Irwan mencoba berbagai variasi dalam komposisi bahan dan proporsi untuk mencapai tekstur, rasa dan kualitas yang diinginkan dalam setiap kuenya. Dengan ketekunan dan ketelitian yang ia tanamkan, hasil akhirnya memuaskan, membuat kue-kue buatannnya semakin diminati pelanggan. Ini merupakan titik balik penting dalam perjalanan bisnis irwan, di mana usahanya mulai mendapatkan pengakuan dan dukungan lebih luas dari masyarakat.
Dengan merek Pia Cemerlang yang telah memperoleh izin PIRT (Pangan Olahan Industri Rumah Tangga) dan sertifikasi halal, Irwan akhirnya berhasil menarik pelanggan tetap, termasuk di seluruh gerai waralaba Indomaret, yang sudah terjalin sejak tahun 2017. Perjuangan tak kenal lelah telah dilakukan Irwan dan timnya untuk memasarkan produk mereka. Tidak hanya fokus pada pemasaran, Irwan juga memastikan bahwa produknya memenuhi standar kualitas yang tinggi. Ia terus melakukan inovasi dalam resep dan proses pembuatan untuk meningkatkan cita rasa dan kualitas produknya dengan teknologi. Hal ini membuahkan hasil, karena Pia Cemerlang mulai dikenal luas dan diminati oleh masyarakat. Keberhasilan tersebut membawa pertumbuhan bisnis yang signifikan. Berkantor pusat di Jl. Tukad Pulet No. 3, Panjer, Denpasar Barat, Pia Cemerlang yang awalnya hanya memiliki lima karyawan, kini telah mempekerjakan 20 orang karyawan. Pertumbuhan ini tidak hanya menguntungkan bagi Irwan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal dengan menciptakan lapangan kerja baru.
Semangat Survivor UMKM
Sebagai pelaku UMKM, Irwan tidak terhindar dari tantangan dan pasang surut usaha, termasuk saat masa pandemi Covid-19. Namun, ia tidak menyerah begitu saja. Irwan memutar otaknya dan mencari inovasi agar ketahanan bisnisnya tetap terjaga di tengah kondisi sulit tersebut. Salah satu inovasi yang dilakukannya adalah dengan mengeluarkan produk minuman baru, seperti minuman cendol dan minuman jahe. Inovasi ini tidak hanya bertujuan untuk diversifikasi produk, tetapi juga menyesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pelanggan yang mungkin berubah selama masa pandemi.
Minuman cendol dan minuman jahe dipilih karena memiliki potensi yang besar, terutama di tengah situasi yang menuntut konsumen untuk lebih memperhatikan kesehatan dan imunitas. Dengan adanya inovasi ini, Irwan berharap dapat menjangkau segmen pasar yang lebih luas dan tetap mempertahankan loyalitas pelanggan yang sudah ada.
Bila ditanya tentang apa yang membedakan Pia Cemerlang dengan pia lainnya, Irwan dengan rendah hati menjawab bahwa perbedaanya terletak pada rezeki. Ia enggan menyatakan bahwa pia buatannya lebih unggul dari yang lain dalam hal rasa atau tekstur yang sama. Bagi Irwan, keyakinannya adalah bahwa kesuksesan dan keberhasilan bisnisnya adalah hasil dari anugerah dan rezeki yang diberikan oleh Tuhan. Ia memilih untuk merendah dan bersyukur atas segala pencapaian yang telah ia raih, tanpa merasa perlu untuk mengklaim bahwa produknya lebih baik daripada yang lain. Baginya, yang terpenting adalah kualitas pelayanan dan dedikasi terhadap pelanggan, serta kesungguhan dalam menjalankan bisnis dengan integritas dan kejujuran.
Termanifestasi menjadi produk oleh-oleh merupakan salah satu impian pencapaian utama bagi pemilik produk kue seperti Irwan. Hal ini tidak hanya mencerminkan prestise dan pengakuan atas kualitas produknya, tetapi juga menjadi peluang untuk memperluas pasar dan meningkatkan penualan. Dengan menjadi salah satu ikon oleh-oleh dari Bali, Irwan dapat meraih beberapa manfaat. Ia dapat memberikan eksposur yang lebih luas kepada produknya, meningkatkan citra produk sebagai suatu kebanggan lokal dan mendukung pariwisata lokal. Dengan masuk ke segmen oleh-oleh khas Bali, juga dapat menciptakan peluang kerja sama dengan industri pariwisata dan ritel untuk memasarkan produknya lebih luas. Seiring semangat untuk mencapai target tersebut, sebagai survivor UMKM, Irwan berharap Pia Cemerlang terus berprogersif menjadi UMKM yang modern dan berkualitas.