Dari Ketenangan Nenek Merintis Usaha hingga Dinamisnya Dek Ayu sebagai Privilege di CV Sumber Tenang

Ni Kadek Ayu Dewi Ari Susanti sebenarnya hanya tinggal melanjutkan usaha CV Sumber Tenang yang sudah dirintis tahun 1971 oleh neneknya. Istilah dalam bahasa Inggris yang baru-baru ini naik daun, “Privilege” atau diterjemahkan berarti hak istimewa yang didapatkan dari keluarga berada pun patut disandangkan kepadanya. Namun setelah dijalani, ternyata kata-kata “Tinggal melanjutkan” tak semudah yang dipikirkan orang-orang yang belum pernah ada di posisi tersebut. Padahal di dalamnya pun harus tetap ada proses yang tak kalah sulit, yakni mempertahankan.

Berdasarkan cerita teman-teman nenek dari Ni Kadek Ayu Dewi Ari Susanti, sebelum merintis CV Sumber Tenang, kondisi ekonomi nenek saat itu belum berkecukupan. Sehingga nenek bersama rekan-rekannya dan suaminya atau kakek dari perempuan yang akrab disapa Dek Ayu ini, pernah ke berbagai daerah di Bali untuk menjual apapun yang bisa dijual, seperti hasil bumi seperti beras, kopi, cengkeh, bawang dan lain sebagainya. Selain berdagang, pekerjaan beternak yang mulai mencuri hati masyarakat pun mulai dilakukan sang nenek, dengan jumlah ternak ayam 5.000 ekor di tahun 2000. Terus berkembang sampai saat ini, hingga memiliki 50.000 ekor ayam. Lambat laun, nama usaha “CV Sumber Tenang” yang beralamat di Jl. Raya Keridan, Senganan, Penebel, Tabanan ini, tak kebetulan terpilih. Ternyata sekaligus menjadi kesaksian keluarga dan rekan-rekan neneknya, yang mengingatkan pada karaker nenek yang begitu tenang dalam menghadapi keadaan sulit apapun. Tak diragukan lagi dari awal yang usaha dagang yang keliling dari pasar ke pasar di Bali, kemudian akhirnya sukses memiliki bangunan tetap.

Di generasi kedua, atau saat ayah dari Dek Ayu sudah dilahirkan, nenek dan kakeknya sudah masuk golongan ekonomi yang mampu, dengan penambahan kepemilikan usaha ekspedisi Jawa-Bali, khususnya wilayah Bondowoso, Jawa Timur untuk segala pemgiriman dagangan CV Sumber Tenang, seperti hasil bumi; pakan ternak ayam, babi; hasil ternak seperti telur; yang dipercayakan dipegang oleh ayahnya. Dan kini dialihkan ekspedisi tersebut dipegang oleh perempuan kelahiran Senganan Kangin, 20 Juli 2003 ini, sebagai generasi ketiga penerus usaha keluarga.

Alumnus SMAN 1 Tabanan ini, tak pernah melupakan wejangan-wejangan yang telah ditinggalkan ayahnya (alm), yang inti dari pesan ayahnya adalah tidak pernah berhenti dan bosan untuk terus belajar dan berdoa. Soal pembelajaran, Dek Ayu pun tak jauh-jauh mencontoh dari pengalaman neneknya, terutama soal manajemen usaha dan karakter tenang yang begitu melekat dalam diri neneknya, di setiap lika-liku perjalanan usaha. Sebagai cucu, ia pun terheran-heran, rasanya tak ada sosok yang sesabar selain neneknya, yang pernah ia temui. Hal itu ia perhatikan, terutama saat neneknya masih ada, dalam melayani customer dan berinteraksi dengan para karyawan. Sebagai generasi muda yang masih belum stabil dalam emosi, bahkan tak hanya seusianya saja, yang di atas usianya pun masih belum mampu mengontrol diri, Dek Ayu harus mengakui bahwa tak mudah menjadi sosok yang sesabar neneknya.

Terlepas dari wejangan-wejangan tersebut, tentu yang tak kalah penting adalah praktiknya. Dek Ayu yang sudah mulai memperhatikan nenek dan ayahnya bekerja di toko, sejak di bangku sekolah dasar ini, mulai dari beternak, menghitung telur, seiring berjalannya waktu, mulai beradaptasi dan mengerti pola manajemen CV Sumber Tenang. Apalagi saat takdir sudah tiba menjemput nenek dan ayahnya, Dek Ayu didampingi ibu, sudah bisa mengelola usaha secara berkelanjutan. Meski diakui Dek Ayu, tak pernah terpikirkan akan dipercaya sepenuhnya mengelola bisnis ini, kemungkinan karena ia yang paling sering di rumah, maka ia yang lebih banyak tanggap dengan usaha ini. Sedang kakak laki-lakinya, lebih suka bergelut di bengkel sparepart yang dirintis ayah. Anak kedua dari tiga bersaudara ini, memang menyukai yang namanya bisnis, namun ia sempat memiliki pemikiran, bahwa akan memulai bisnis baru, sedangkan yang melanjutkan sepenuhnya adalah ibunya bersama saudaranya yang lain. Terlebih tantangan untuk melanjutkan usaha, meski sebagai privilege, juga tak kalah menguji kreativitasnya untuk menytabilkan bahkan mempertahankan usaha yang sudah kokoh berpuluh-puluh tahun, menjadi sebuah tanggung jawab yang tak main-main. Misalnya saat anjloknya harga telur, yang menyebabkan berpengaruh dengan kebutuhan pakan ternak. “Hebatnya manajemen usaha nenek saya itu benar-benar dipikirkan matang-matang, misalnya saat pandemi datang, tak hanya memiliki ternak ayam saja, tapi juga ada ternak babi yang harganya melonjak naik saat itu, jadi bisa menutupi kebutuhan di ternak ayam” ucap Dek Ayu.

Begitu juga saat ternak ayam dan babi turun, masih ada dagangan hasil bumi yang mengalami kenaikan. Selain strategi tersebut, sang nenek juga mengikuti arisan di Pasar Pancasari, dana tersebut bisa diambil, bila Dek Ayu dan ibunya, tak bisa menjual babi. Selain itu, kinerja karyawan juga tak luput dari perhatian Dek Ayu, ia berupaya memberi mereka kenyamanan dalam bekerja, salah satunya tidak memasang CCTV di kandang ternak dan kelonggaran dalam pemberian gaji lebih awal. “Kalau bisa dipercepat pembayaran gaji, kenapa ‘nggak? yang penting seluruh karyawan nyaman, buktinya ada salah satu driver saya sudah betah disini sejak saya masih TK, jadi cara tersebut ampuh untuk membawa usaha terus berkembang.”

Selain kerja keras dan strategi yang dilayangkan pada CV Sumber Tenang, Dek Ayu tak menampik kesuksesan pengelolan bisnis ini, juga berkat dukungan dari berbagai pihak, seperti kejujuran karyawan, kesetiaan pelanggan dan kerja sama partner di bidang usaha serupa. Dek Ayu pun menambahkan, bagi siapa pun yang mau membangun relasi dengan CV Sumber Tenang yang tergabung dalam forum yang terdiri atas peternak se-Indonesia ini, akan selalu menyambut dengan tangan terbuka, tak dibatasi untuk daerah Tabanan saja. Ke depannya, ia pun berharap bisa membawa CV Sumber Tenang bisa bertransformasi berbentuk Perseroan Terbatas (PT), serta beralih dari sistem yang masih manual, ke program digital yang lebih efisien.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!