Terus Berjuang dan Berinovasi dalam Pengadaan Fasilitas Pendidikan di Bali

Kemandirian dan kerasnya kehidupan memupuk jiwa Ketut Sukerta sebagai anak transmigran dari Bali ke Sulawesi pada tahun 1972. Hingga ia dan keluarga mampu melewati masa-masa tersebut dan kembali ke tanah kelahiran. Sesampai di Bali, ia yang telah memilih dunia pendidikan sebagai jalan kariernya, pun dibekali sikap kedewasaan yang matang untuk menghadapi tantangan kedepannya demi mendukung fasilitas pendidikan di Indonesia, khususnya Bali.

CV Ganesha Global Sains didirikan oleh Dr. Ir. I Ketut Sukerta, M.P., yang diawali dari rasa keputusasaan. Ia yang sebelumnya mantap untuk mengajukan diri sebagai dosen di Universitas Udayana, justru harus menerima dengan lapang dada karena penerimaan dosen di universitas negeri tersebut sudah berjalan, bahkan sudah sampai tahap ujian dan testing. Tak ingin larut dalam kondisi tersebut, ia mencoba mencari kesempatan lain dan diterima sebagai Kepala Sekolah SD di Yayasan Adhi Mekar Indonesia (AMI).

 

Setelah setahun menjalani profesi tersebut, Ketut Sukerta memutuskan berhenti karena pekerjaan tersebut sedari awal memang tidak sesuai dengan keinginan hatinya. Ia sempat berwiraswasta sembari menunggu peluang pekerjaan lain, seperti membuat susu kedelai dan berjualan pulsa keliling sekitar pada tahun 2004. Tak hanya di Bali, ia bahkan sampai membuka counter pulsa di Palu, Sulawesi Tengah.

Tak ada rasa gengsi bagi lulusan Cum Laude dari universitas ternama ini, untuk melakukan pekerjaan tersebut. Ia hanya berpikir, sebagai kepala keluarga, sudah kewajibannya untuk menafkahi istri dan anak-anaknya.

Suatu hari, ia dipertemukan dengan sales asal Jakarta yang sedang menawarkan brosur alat-alat peraga laboratorium. Brosur tersebut ternyata berkaitan dengan gelar S2 yang ia raih yakni “Reproduksi Genetik”, ia pun mengubungi kontak yang ada di brosur tersebut dan di-support untuk mengembangkan usaha serupa di Bali.

Pria yang pernah bekerja sebagai guru, kepala sekolah dan kepala laboratorium di sebuah SMA ini, tentu paham betul bagaimana penggunaan dan cara kerja alat peraga yang ia tawarkan. Alhasil produk yang ia tawarkan laku keras. Dari sinilah awal, ia mendirikan CV Ganesha Global Sains yang beralamat Jl. Kedungdung Sari No.2, Ubung Kaja, Denpasar Utara. Ia juga mengembangkan usahanya ke Sulawesi Tengah dan mendapat proyek yang lumayan besar.

CV Ganesha Global Sains semakin dikenal oleh instansi-instansi pendidikan di Bali, setelah memberikan free program pelatihan mengenai manajemen laboratorium, pengelolaan laboratorium dan servis alat-alat laboratorium. Tak hanya di Bali, ia pun berkesempatan ke pelosok Flores tepatnya di Maumere dan bekerja selama dua tahun pada tahun 2005. Program-program tersebut terus dilaksanakan Ketut Sukerta sampai saat ini.

Kerja keras serta keuletan Ketut Sukerta dalam membangun usahanya, tak selamanya berjalan mulus dan lancar, bahkan ia sempat kehilangan beberapa customer-nya karena ada pihak yang mencuranginya. Dari peristiwa tersebut, Ketut Sukerta meyakini sebagai pelajaran berharga dalam hidup untuk lebih berhati-hati ke depannya. Ia sudah mengikhlaskan apa yang telah terjadi agar tidak kembali terulang kejadian yang sama.

Sebagai Pengadaan Sekaligus Konsultan Fasilitas Pendukung Kerja Laboratorium

CV Ganesha Global Sains tidak semata-mata hanya sebagai perusahaan pengadaan fasilitas laboratorium, tapi juga semacam konsultan yang memaksimalkan kinerja laboratorium untuk mendukung pendidikan di Indonesia. Terlebih melihat kondisi fasilitas laboratorium di sekolah-sekolah saat ini, menurut Ketut Sukerta masih minim dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini bisa terjadi dikarenakan manajemen laboratorium yang kurang, di mana dibutuhkan tenaga khusus untuk mengelola laboratorium itu sendiri. Untuk mengatasi ini, CV Ganesha Global Sains siap untuk menghadirkan tenaga ahli dan bekerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya.

Tak hanya itu, dengan dukungan pemerintah Kemendikbud, terus dilakukan program dan pelatihan, salah satunya “Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPlah)” yang merupakan inovasi dalam pengadaan barang/jasa untuk meningkatkan transparansi dan kemudahan bagi Satuan Pendidikan (Satdik), baik dalam administrasi dan pelaporan. Serta program ini terbuka bagi pemilik UMKM untuk ikut menjadi bagian dari program, sebagai penyedia barang dan jasa di SIPLah.

Saat ini selain bergelut dalam usahanya, Ketut Sukerta juga mengajar beberapa bidang ilmu yang berbeda di fakultas ekonomi di Universitas Mahendradatta dan Universitas Warmadewa. Aktivitas tersebut membuatnya harus pandai-pandai mengatur waktu, namun aktivitas yang padat bukan menjadi adaptasi baru bagi Ketut Sukerta. Karena semasa mudanya, ia terbiasa mengikuti organisasi baik saat mengenyam pendidikan, sebagai Ketua Senat dan Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa, maupun terjun di tengah masyarakat, di antaranya sebagai Pengurus Parisadha tingkat kabupaten dan Pembina Dharma Wacana selama beberapa tahun.

Sosok orangtua tidak lepas dari kesuksesan Ketut Sukerta. Baginya, ayahnya merupakan sosok motivator sekaligus guru spiritual yang memberi pengaruh positif dalam perjalanan kariernya. Ayahnya yang kini telah berusia 105 tahun, masih aktif mengisi waktu luang dengan membaca, bahkan tanpa alat bantu. Ayahnya yang juga sebagai pemangku sejak tahun 1972 hngga saat ini, juga masih aktif menulis kekawin Hindu dan terinspirasi untuk menulis peristiwa transmigrasi keluarganya ke Sulawesi yang bertajuk “Sejarah Terbentuknya Desa (transmigrasi) di Sulawesi Tengah”.

Kerasnya kehidupan di masa-masa menjadi penduduk transmigran di Sulawesi sangat dirasakan Ketut Sukerta dan keluarga. Mereka harus berjuang antara satu sama lain agar mampu bertahan hidup dan makan sehari-hari. Bagi Ketut Sukerta, pengalaman tersebutlah yang meninggalkan makna terdalam dalam kehidupannya dan melahirkan ia menjadi sosok seperti saat ini. Untuk terus berjuang dan berinovasi demi memberikan fasilitas pendidikan terbaik di Bali.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!