Harapan Sang Pengusaha Ukir Kayu Ubud Bagi Generasi Muda

Di era globalisasi dunia bisnis menjadi lahan yang mendukung untuk menuju kunci sukses. Oleh karena itu banyaknya pengusaha sukses yang telah mencapai kesuksesan bisnisnya hingga ke mancanegara. Akan tetapi, berbisnis pada masa pandemi merupakan tantangan terberat bagi para pengusaha sehingga mereka harus mengeluarkan gagasan dan inovasi baru untuk penerapan bisnis yang berkonteks estetika dan lebih mengutamakan nilai kualitas produk tersebut.

Keagungan seni dan budaya pada pulau Bali tidak akan pernah tenggelam dan selalu menjadi sorotan dunia, salah satunya Ubud yang dikenal sebagai Spirit of Bali karena banyaknya seniman yang kemudian menjadi pengusaha sukses yang lahir di desa indah itu. Sosok yang menjadi gambaran kesuksesan dalam berbisnis ialah I Putu Aditya Prabawa Budiasa, ia pemilik Taksu Bali Art Gallery yang merupakan tempat koleksi patung kayu. Ia telah mengekspor produknya ke luar negeri seperti Amerika, Dubai, Malaysia, Denmark, New Zealand dan lainnya. Selain berbisnis, ia pun memiliki kesibukan pada bidang organisasi seperti Karang Taruna, aktif pula pada bidang kepartaian seperti HIPMI yang dinaunginya selama dua periode, dan Asosiasi Kerajinan Gianyar. Pengusaha muda ini mengatakan bahwa ia menjadi pengusaha ukir kayu karena warisan dari sang kakek yang memiliki kegemaran memahat kayu hingga menjadi sebuah patung yang unik kemudian diteruskan oleh ayahnya Ir. I Made Budiarsa, M.Si yang mempromosikan patung kayunya di kawasan Ubud sehingga para wisatawan tertarik untuk membeli patung ukir kayu itu karena memiliki nilai seni tersendiri dengan akar nilai estetika yang sangat bernilai pada karya seni ukir patung tersebut.

Agar dapat menjadi pengusaha, ia mengatakan berbisnis harus membutuhkan relasi dan sharing dengan temanteman sehingga mampu meningkatkan kreativitas dalam dunia bisnis. Karena akan lebih banyak menerima masukan dan saran untuk memperbaiki kesalahan dan berinovasi dalam menerapkan bisnis. “Karena saya menyadari kemampuan saya tidak akan bertambah kalau tidak bertemu dengan teman-teman untuk sharing. Saya tidak menutup kemungkinan di bisnis itu kita tidak membutuhkan relasi, oleh karena itu saya berorganisasi agar dapat bertemu dengan relasi dan banyak belajar untuk menerima masukan,” ujar Aditya Prabawa.

Sebagai seorang pengusaha muda yang sukses, ia pun memiliki prinsip pada bisnis yang ia tekuni hingga saat ini, bahwa ia lebih mementingkan kualitas dan nilai estetika pada karyanya dibandingkan dengan keuntungan atau budget marketing. Pada produksi patung, ia tetap menerapkan dengan cara tradisional sehingga patung tersebut bernilai dan originalitas tanpa mengubah nilai seni pada patung yang dibuat. Cara berbisnis yang berinovasi seperti inilah yang sangat memiliki nilai lebih di mata para pelanggan.

Di dalam berbisnis ia mengatakan bahwa pernah mengalami risiko pada saat pengiriman patung ke luar negeri, namun ia berusaha untuk tidak membuat pelanggan kecewa. Ia tidak hanya berbisnis semata, tetapi ia juga mengedukasi pelanggannya tentang kualitas produk dan memberikan penjelasan mengenai material yang digunakan sehingga nantinya pelanggan akan mengetahui kualitas dan keunggulan dari produknya. Seiring berkembangnya zaman terutama pada generasi muda yang semakin hari semakin melupakan nilai–nilai adat istiadat dan juga tradisi kebudayaan, sehingga hal tersebut akan berdampak negatif untuk kebudayaan lokal kita. Seperti yang dikatakan oleh I Putu Aditya Prabawa Budiasa bahwa sangat jarang sekali anak muda yang menyukai unsur seni mematung yang dikarenakan adanya unsur gengsi karena lebih memilih untuk bekerja di hotel dibandingkan menjadi seniman patung. Ia pun berkeinginan untuk mengedukasi dunia seni terutama pada memahat pada generasi muda, karena pada masa milenial ini sangat jarang sekali ditemukan lagi seorang pemahat atau seniman ukir yang tujuannya agar nilai-nilai dari seni patung tersebut tidak hilang karena perkembangan zaman ini.

I Putu Aditya Prabawa Budiasa menyalurkan dukungan kepada generasi muda tentang seni patung dan ia pun bersedia sebagai mentor untuk mengontribusikan dan memberikan apresiasi pada anak muda untuk dibuatkan pameran pada hasil karya seninya karena hal tersebut dapat memotivasi dan memberikan semangat untuk mereka yang telah berkarya, sehingga mereka dapat berbisnis dan dapat melestarikan warisan budaya seni mematung.

Ia berharap masih ada orang yang bersedia untuk menjadi seniman ukir patung di era modern ini sehingga dapat melestarikan dan mengembangkan nilai kebudayaan lokal. Dirinya juga berkata bisnis yang ia tekuni sekarang ini agar tetap ada, mau tidak mau jangan sampai kalah dengan zaman karena ini merupakan warisan leluhur yang berarti harus tetap dijaga khasnya yaitu seni ukir Ubud.

Ia pun memberikan motivasi untuk generasi muda agar dapat mencapai kesuksesan, “Kesuksesan setiap orang ada porsinya masing-masing yang telah diberikan Tuhan kepada kalian dengan menikmati dan mensyukuri,” ujarnya. Sebagai generasi penerus bangsa harus lebih semangat terutama dalam melestarikan warisan leluhur karena bentuk dari kesuksesan bagaimana kita menerapkan, menjalani dan mensyukurinya sesuai dengan porsinya masing-masing.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!