Berbisnis sambil Bermusik

Melihat adanya potensi dan peluang yang ada, seorang seniman yang bergerak di dunia tarik suara, Gung Alit Semara, mengajak salah satu temannya untuk membuka bisnis kuliner di Ubud. Gung Alit, demikian ia akrab disapa, menyadari bahwa dari dulu sampai saat ini daerah di Bali yang dikenal sebagai pusat masakan seafood itu terletak di Serangan, Jimbaran, bahkan di pusat kota Denpasar seperti daerah Renon dan Sanur. Dengan mengombinasikan antara bisnis dan musik, Gung Alit membuat sebuah gebrakan baru dengan mendirikan The Nakal Seafood yang mana memiliki konsep berbeda, dan bisnisnya ini sukses berdiri pada tahun 2024. Ia bersama dua orang sahabatnya yang juga merupakan seniman, Wayan dan Koming berkomitmen penuh untuk mengembangkan bisnis kuliner ini sehingga menjadi bisnis yang maju dan berkelanjutan untuk ke depannya.

Gung Alit Semara
Gung Alit Semara

Berdirinya The Nakal Seafood di Ubud mendapat dukungan dari masyarakat. Gung Alit tidak pernah menyangka bahwa ide yang orisinil ini mendapat sambutan serta antusiasme oleh masyarakat khususnya masyarakat lokal di Ubud. Gung Alit memulai usahanya dengan membuat resep yang ia dapatkan idenya dari salah seorang teman yang memiliki kerabat bekerja di restoran seafood di Jimbaran. Dari segi rasa mungkin memiliki sedikit kesamaan, namun dari segi penyajian ada yang berbeda. Sampai saat ini, meskipun disibukan dengan kegiatan mengelola bisnis, kehidupannya sebagai seorang seniman tidak pernah ia tanggalkan. Bersama Wayan dan Koming yang juga berkecimpung di dunia musik, Gung Alit mengajak keduanya untuk membangun sebuah panggung di area luar dilengkapi dengan sound system yang setiap hari Sabtu di The Nakal Seafood Resto diadakan live music.

Gung Alit mengisahkan awal mula pertemuan ketiganya berawal dari salah satu teman yang sudah resign karena ingin membangun usaha yang sama. Temannya tersebut mendapat ilmu dari kerabatnya yang bekerja di Jimbaran tersebut. Kemudian mereka memutuskan untuk membangun usaha ini bersamasama lewat sekian kali bertemu hingga akhirnya terjadi kesepakatan. Gung Alit mengakui bahwa keunggulan dari The Nakal Seafood ini terletak pada racikan bumbu serta penyajiannya. Ibarat bayi yang baru lahir, usahanya tersebut masih membutuhkan perhatian khusus dan tidak bisa dibiarkan berjalan begitu saja. Baginya, membangun usaha di tengah pesatnya perkembangan teknologi seperti ini dalam upayanya memperkenalkan bisnisnya tersebut harus menggunakan cara yang unik sehingga bisnisnya mampu dikenal oleh masyarakat. Mengingat ketiganya berasal dari bidang yang sama yaitu dunia hiburan, seperti Gung Alit merupakan seorang pencipta lagu pop Bali, Wayan yang dikenal sebagai seorang pencipta lirik dan Koming yang merupakan seorang anak band. Dengan keahlian dan ciri khas masing-masing sepakat untuk mengundang serta mengajak para artis pop Bali untuk mengadakan launching album dan juga mengadakan meeting bersama. Selain menggelar live music, para artis tersebut secara tidak langsung juga mempromosikan The Nakal Seafood ke masyarakat luas sambil memperluas relasi di tempat ini.

Selain menyediakan alternatif pilihan kuliner baru di Ubud, kehadiran The Nakal Seafood secara tidak langsung juga menjadi solusi bagi masyarakat Ubud yang ingin menikmati olahan seafood tidak harus berpergian jauh ke daerah Serangan dan Jimbaran, sehingga memakan waktu yang cukup efisien. Dalam berbisnis, ini merupakan hal baru bagi Gung Alit, dengan mengemas konsep unik yang berbeda yaitu mengolaborasikan musik dengan kuliner, Gung Alit mencoba berbisnis sambil bermusik menjadi sesuatu yang bisa ditawarkan dalam upayanya mempromosikan usaha. Meskipun banyak kendala yang terjadi seperti usaha pada umumnya, hal tersebut menjadi tantangan bagi Gung Alit beserta sahabatnya untuk terus melakukan pengujian demi menjaga kualitas dari segi rasa terutama pada bahan dasar makanan laut seperti ikan, udang dan lobster, serta tanggapan masyarakat terhadap rasa dari masakan yang disajikan.

Ide dan juga inovasi yang dilakukan tidak terlepas dari peran aktif Wayan dan Koming dalam memberikan masukan pada setiap pertemuan. Ketiganya bersamasama memutuskan untuk melakukan promosi melalui kerja sama dengan beberapa teman dan mengajak mereka berkolaborasi untuk mempromosikan tempat ini. Gung Alit menyadari bahwa dalam prosesnya mempromosikan usaha ini butuh waktu yang cukup panjang, mengingat usaha yang baru saja berdiri masih ada beberapa hal yang harus dibenahi seperti pemasaran, sehingga Gung Alit juga melakukan promosi lewat keefektifan platform media sosial.

Dari sekian banyak tempat kuliner yang menyajikan masakan seafood dengan ciri khas masing-masing, bagi Gung Alit, konsep yang unik juga menjadi ciri khas The Nakal Seafood yang menyediakan varian menu makanan laut cukup banyak, sehingga masyarakat yang datang bisa mencoba berbagai aneka masakan ikan laut yang fresh di sana. Ada pula menu kepiting dan lobster yang sebelum diolah dilakukan pengecekan terlebih dahulu untuk memastikan layak tidaknya dikonsumsi. Jika terjadi kendala seperti dagingnya sudah lama, Gung Alit siap menggantinya dengan yang baru.

Ide yang tercetus saat memberi nama usahanya yaitu The Nakal Seafood itu menurut Gung Alit sudah ada sebelum dibangun. Waktu bisnis ini dibuka di daerah Padang Galak Denpasar, arti Nakal ialah Nasi Sela Kakul Lindung. Karena di Ubud menjual masakan seafood, kata Nakal berubah menjadi singkat dari Enak dan Halal. Gung Alit menyatakan rencananya dengan secara konsisten menggunakan nama ini dan berharap bisnis ini semakin meningkat. Selain mengundang artis Bali untuk bernyanyi bersama, dalam hal mempromosikan usaha, Gung Alit juga mengadakan berbagai lomba seperti lomba karaoke tembang kenangan. Untuk ke depannya akan diadakan lomba pop Bali yang mana Gung Alit memiliki studio rekaman sendiri yang nantinya dapat digunakan oleh pemenang lomba untuk menggarap album musik.

Dalam usaha membangun bisnis bersama, menyatukan pemikiran antara tiga kepala pasti ada perbedaannya. Cara Gung Alit mengatasinya dengan mengadakan pertemuan yang memberikan kesempatan untuk kedua sahabat dan juga para karyawan menuangkan ide inovasi demi kelangsungan dan kemajuan usahanya. Nantinya, ide yang telah ditampung tersebut akan diseleksi yang mana mampu diterapkan dalam usahanya tersebut. Selain itu, Gung Alit juga memberikan ruang seluas-luasnya bagi para karyawan untuk memberikan masukan yang nantinya akan dibahas. Dalam menjalankan usahanya, Gung Alit tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan. Dengan menerapkan prinsip keterbukaan, pimpinan dan karyawan saling membangun hubungan yang baik dan bersinergi satu sama lain demi kemajuan usaha. Untuk ke depannya, Gung Alit ingin fokus dulu di bagian pemasaran karena baginya bagian tersebut merupakan ujung tombak dalam memperkenalkan bisnis kulinernya di masyarakat, serta melengkapi berbagai fasilitas yang menunjang bisnisnya tersebut. Hal tersebut masih menjadi tugas besar yang harus dipikirkan untuk menjadikan The Nakal Seafood menjadi dikenal lebih luas di masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!