Moana dalam Jiwa Evie, Berlayar Menuju Kesuksesan
Terinspirasi dari film Moana, Evie menemukan benih semangat yang lama tertanam dalam dirinya. Keinginan untuk berlayar keluar dari zona nyaman dan melakukan sesuatu yang memberi manfaat bagi banyak orang. Moana, dengan keberaniannya menjelajahi lautan demi menyelamatkan desanya, menjadi simbol kekuatan, keteguhan, dan pengabdian bagi Evie. Dari sanalah lahir ide untuk membangun bisnis yang bukan hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga membawa nilai dan dampak sosial.
Dengan semangat itu, ia merintis beberapa lini usaha yang mengusung nama “Moana” sebagai identitas. Nama itu bukan sekadar label, juga representasi dari misi dan nilai yang ia bawa, keberanian untuk memulai, tekad untuk bertumbuh, dan niat untuk memberi manfaat. Bisnis tersebut yaitu Moana Entertainment Bali dan Moana Visa Bali. Moana Entertainment Bali berangkat dari kecintaan Evie pada dunia seni. Sejak duduk di bangku SMA, ia aktif bernyanyi dan bahkan sempat merilis single hingga album bersama artis lokal Bali, Jun Bintang. Namun, ketika ia memutuskan untuk merantau ke luar negeri demi mengejar karier profesional, dunia musik perlahan ia tinggalkan. Meski sukses di jalur lain, ada satu ruang dalam dirinya yang terasa kosong. Ia sadar, seni adalah bagian dari jiwanya yang tak bisa dipisahkan. Melalui Moana Entertainment Bali, Evie mencoba menghidupkan kembali gairah berkesenian, sekaligus memberi wadah bagi talenta muda untuk tumbuh dan bersinar.
Sementara itu, Moana Visa Bali lahir dari niat tulus Evie untuk terlebih dahulu memberi dampak bagi orang-orang terdekat, sebelum menjangkau banyak khalayak yang lebih luas. Saat ia melihat perjuangan adiknya yang tengah meniti karier sebagai notaris, adiknya mengungkapkan bahwa ia kerap bekerja sama dengan pihak penyedia jasa pembuatan visa. Melihat peluang dan kebutuhan yang nyata, Evie pun mengambil langkah nyata dengan mendirikan Moana Visa Bali. Sebuah usaha yang turut memperkuat ekosistem kerja adiknya, serta membantu banyak orang dalam proses pengurusan visa secara profesional dan terpercaya.
Baik di Moana Entertainment Bali dan Moana Visa Bali, memiliki cerita perintisan bisnis yang hampir serupa. Kendati Evie sudah memiliki bekal bakat dan pengalaman sebagai penyanyi, perjalanan membangun Moana Entertainment Bali tetap menuntutnya untuk belajar banyak hal dari awal. Dunia pertunjukan dan seni adalah satu hal, namun mengelola bisnis di dalamnya adalah tantangan lain yang sama sekali baru baginya. Ia harus memahami manajemen, menyusun administrasi, mengatur jadwal, mengelola artis hingga merancang strategi pemasaran. Semuanya ia pelajari sendiri, langkah demi langkah, tanpa tim besar di awal. Sedikit bedanya di Moana Visa Bali, di bidang ini ia benar-benar tidak memiliki latar belakang sama sekali. Namun, itu bukan halangan. Ia percaya selama bertujuan baik dan ada kemauan untuk belajar, Semesta akan menuntunnya. Tak cukup hanya itu, ada satu hal lagi yang membentuk wanita kelahiran Kedonganan ini tangguh dalam merintis bisnisnya.
Di usia 20 tahun, Evie memberanikan diri meninggalkan tanah air, menuju Amerika Serikat, demi mengikuti program training dari kampus. Pengalaman itu menjadi titik balik besar dalam hidupnya. Dari seorang gadis yang terbiasa difasilitasi dan hidup dalam zona nyaman, ia harus belajar hidup mandiri, jauh dari keluarga, budaya yang berbeda, dan lingkungan yang sama sekali asing. Untuk mencukupi kebutuhannya, ia bekerja dua pekerjaan sekaligus sambil tetap menjalani kewajiban akademiknya. Selain menjalani training, Evie terpanggil untuk kembali melanjutkan karier di luar negeri. Di Inggris, ia berkarier sebagai Junior Area Manager yang menangani beberapa outlet franchise restoran American Italian. Pengalaman itu menjadi bekal berharga yang membentuk karakter kepemimpinannya. Hingga pada suatu titik, pada tahun 2013, ia dengan tegas meninggalkan karier cemerlangnya dan memutuskan untuk kembali ke Bali dan membangun bisnisnya sendiri.
Mendekap pengalaman kepemimpinan di luar negeri dan mengadaptasinya di Bali menjadi tantangan tersendiri. Terlebih lagi, menghadapi karyawannya di Moana Entertainment Bali maupun Moana Visa Bali, yang beberapa di antaranya berasal dari generasi Z. Banyak yang berasumsi bahwa generasi Z itu lebih sulit diatur, cenderung tidak sabar, dan mengutamakan kebebasan. Namun, wanita yang juga berprofesi sebagai DJ ini, melihatnya sebagai peluang untuk menciptakan pendekatan yang lebih segar dan relevan dengan cara mereka berkomunikasi dan bekerja. Evie juga tidak terlalu kaku dengan penampilan. Yang utama adalah kinerja dan bagaimana timnya mempresentasikan diri secara profesional kepada klien. Nyatanya, Moana Visa Bali meski sempat dianggap lebih mahal dibandingkan dengan kompetitor lainnya, namun tetap menjadi pilihan utama banyak orang. Mereka tahu bahwa harga yang lebih tinggi sebanding dengan layanan yang berkualitas, dan itu menjadi alasan mengapa pelanggan tetap memilih Moana Visa Bali meskipun ada alternatif yang lebih murah.
Setia pada cita-cita awal, Evie ingin membangun bisnis yang berdampak sosial. Seperti Moana yang berani melintasi lautan untuk membawa perubahan bagi desanya, Evie pun ingin bisnisnya menjadi kapal yang mampu mengantarkan manfaat bagi banyak orang. Dalam pandangannya, dunia bisnis adalah sebuah perjalanan panjang, penuh ombak tantangan yang harus dihadapi dengan keberanian, keyakinan, dan tujuan yang jelas. Seperti lirik lagu How Far I’ll Go yang berbunyi “See the line where the sky meets the sea? It callss me”, Evie juga merasakan panggilan itu. Dorongan untuk melangkah lebih jauh, menembus batas, dan menjawab suara hati yang menginginkan perubahan. Evie percaya bahwa bisnis tidak boleh berhenti hanya pada hitung-hitungan keuntungan. Ia ingin setiap langkah usahanya membawa makna, membuka lapangan pekerjaan, mendukung kreativitas generasi muda dalam berkesenian dan karier profesional, serta membantu masyarakat sekitar.
Tak pernah cepat merasa puas, Evie terus mencari dan menciptakan peluang baru. Hal ini tercermin dari keputusannya menambah lini usaha di bidang florist dengan mendirikan Sakura Florist Jimbaran dan menjadi supplier bunga potong melalui Jepun Bali Jimbaran. Tak hanya berhenti di Bali, ia pun melangkah jauh ke Lombok dengan membuka cabang Jepun Praya Lombok di Praya. Semangat eksploratif dan keberaniannya dalam menjajal bidang baru menjadikan bisnis-bisnis ini bukan menjadi tempat mencari penghasilan, melainkan wahana berbagai manfaat. Sama seperti Moana yang tidak pernah menyerah meski berkali-kali gagal, Evie pun terus mengayuh dayungnya, membangun dengan tekun, dan berusaha agar bisnisnya dapat menjadi “pulau harapan” bagi mereka yang membutuhkan. Ia yakin, selama ia mau mendengarkan suara hati dan tetap setia pada tujuan, lautan peluang yang luas itu akan membawanya ke tempat di mana bisnis dan kepedulian sosial bisa berjalan berdampingan.