Kompak menjadi Dokter Gigi, Ayah dan Putri ini Melayani dan Mengedukasi Pasien secara Langsung, Terlepas adanya Media Sosial
Menelusuri profil drg. I Nyoman Suardiasa, lahir dari orang tua yang bekerja sebagai petani di Legian, karena faktor ekonomi yang masih kurang pun mendorong kreativitas drg. I Nyoman Suardiasa di masa kecilnya untuk menambah uang saku, ia pernah berjualan layang-layang dan postcard. Kemudian saat pariwisata sedang booming-nya, orang tua beralih ke penjual kain, hingga memiliki usaha garmen. Namun beberapa peristiwa yang mengakibatkan terpuruknya pariwisata, dari Perang Teluk, Bom Bali I & II, membuat usaha sempat stagnan, ditambah menjadi korban tipu saat pengiriman kain ke Perancis, akhirnya orang tua memilih menutup usaha tersebut. Meski mengalami pengalaman tak menyenangkan, orang tuanya tetap berpihak untuk mewujudkan karier drg. I Nyoman Suardiasa menjadi dokter gigi.
Sebelumnya, drg. I Nyoman Suardiasa sempat ingin menjadi ABRI namun di tentang orang tua, kemudian memutuskan atas keinginannya sendiri melanjutkan ke Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Mahasaraswati angkatan 1991. Ia melanjutkan koas di Rumah Sakit Umum Bima, Nusa Tenggara Barat selama 4 tahun. Setelah itu pulang ke Bali dan melanjutkan mengelola “Legian Dental Care” yang sudah dirintis pada tahun 1997, bersama dua orang rekan seprofesi. Setelah dua rekannya tamat dengan masingmasing pendidikan profesional mereka, memutuskan untuk memisahkan diri dengan membuka praktik pribadi. Jadilah drg. I Nyoman Suardiasa, bersama istri yang juga dokter gigi, drg. A.A Rai Sudiasih mengelola usaha tersebut. Kini sang putri, drg. Bunga Kaniska Sanubari yang lulus tahun 2020, pun bergabung di Legian Dental Care.
drg. Bunga yang mengikuti jejak kedua orang tua sebagai dokter gigi, sebenarnya tak sengaja terjun ke profesi ini, ia hanya sering diajak ke tempat praktik orang tuanya saat masih kecil. Karena sudah terbiasa melihat orang tuanya praktik, visualisasi tersebut tanpa sadar terekam sampai ia dewasa, hingga ia pun melanjutkan di jalur pendidikan tersebut. Selain praktik, ia juga aktif sebagai tenaga pengajar di bimbel kedokteran dan kedokteran gigi dan aktif menjadi pembicara di kegiatan BEM Fakultas Kedokteran Gigi di Universitas Mahasaraswati. Untuk hobi, dokter kelahiran Denpasar 5 Agustus 1997 Ini, menyukai kegiatan membuat kue bersama ibunya di masa pandemi yang sempat lengang kunjungan pasien, yang hasilnya cukup sukses ia pasarkan secara online.
Berlokasi di daerah pariwisata, tepatnya di Jl. Raya Legian no.400, Legian, Kuta, Badung, Legian Dental Care memang mayoritas didatangi oleh wisatawan asing, tapi juga tak menutupi orang lokal mempercayakan perawatan gigi seperti scalling, pembuatan gigi palsu, veneer dan lainlain di Legian Dental Care, dengan harga sesuai kualitas yang diberikan oleh tenaga profesional dengan peralatan yang canggih dan modern, memiliki standar perawatan dan sterilisasi alat yang terverifikasi nasional maupun internasional.
Mengedukasi pasien dengan media komunikasi secara langsung, meski kini sudah ada media sosial, juga tak kalah penting dalam memberikan jasa kesehatan gigi dan solusi treatment-nya. Dengan komunikasi yang hangat dan sabar dalam menjelaskan ke pasien, pasien pun akan bersikap terbuka terhadap keluhan yang mereka alami, seperti di tengah kondisi pandemi ini, tak hanya melindungi diri dari luar. drg. I Nyoman Suardiasa berharap ke depannya, Legian Dental Care bisa terus memberikan pengalaman dan treatment yang memuaskan kepada para pasiennya. Ia juga menambahkan semoga drg. Bunga bisa mengembangkan klinik gigi menjadi lebih maju ke depannya dan mampu mempertahankan kualitas yang dimiliki saat ini, agar mampu bersaing di tengah bertumbuhnya klinik gigi lainnya, khususnya di daerah Kuta.