Universitas Terbuka Sebagai Pelopor Pendidikan Jarak Jauh Menjadi Solusi yang Tepat untuk Kuliah di Masa Pandemi
Merdeka Belajar-Kampus Merdeka kini menjadi konsep pendidikan yang digalakkan di semua Institusi Pendidikan di Indonesia khususnya Perguruan Tinggi. Mengedepankan hak masyarakat Indonesia dalam memperoleh kesempatan menempuh pendidikkan lanjutan di perguruan tinggi, Universitas Terbuka atau yang akrab disebut UT kian menjadi solusi dan harapan masyarakat. Bagaimana tidak, resesi ekonomi yang dialami masyarakat sebagai dampak Covid-19 menjadi dilema tersendiri untuk berkuliah dengan mempertimbangkan biaya pendidikan yang terjangkau. Belum lagi transisi sistem belajar yang diterapkan menjadi daring yang pada akhirnya membuat masyarakat harus lebih jeli dalam memilih sasaran perguruan tinggi yang kredibel dalam menyelenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh. Meninjau dari hal tersebut, UT mampu menjawab tantangan kebutuhan masyarakat dalam memilih perguruan tinggi, khususnya di tengah pandemi Covid-19.
Ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri ke-45 pada tahun 1984, UT di bulan September ini resmi menginjak usia 37 tahun. Dengan usia yang tergolong muda tersebut, UT telah melahirkan 1,8 juta alumni yang berdaya saing tinggi. Mahasiswa aktifnya tersebar di seluruh tanah air dan mancanegara dengan jumlah 312 ribu mahasiswa. Di Bali sendiri, jumlah mahasiswa aktifnya tercatat sebanyak 7 ribu mahasiswa dan alumninya sudah menyentuh angka 39 ribu. Melalui 4 Fakultasnya yakni Fakultas Ekonomi; Fakultas Sains dan Teknologi; Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UT menawarkan 44 pilihan Program Studi unggulannya. UT yang dulunya dipersepsikan sebagai kampus untuk para guru, beberapa tahun terakhir semakin melebarkan kiprahnya di Indonesia dengan menyelenggarakan program pendidikan S2 dan S3 selain jenjang Diploma dan Strata 1.
Kemudian muncul pertanyaan bagaimana UT menjangkau semua lapisan masyarakat Indonesia seperti yang disampaikan dalam visinya? Dengan didirikannya 39 Unit Pelayanan Belajar Jarak Jauh atau disingkat UPBJJ di seluruh pelosok Tanah Air akan mewadahi kebutuhan masyarakat di masing-masing daerahnya untuk berkuliah di UT. Tidak hanya itu, UT juga membuka akses kuliah bagi WNI yang berada di luar Negeri melalui diselenggarakannya Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) yang tersedia di 39 Negara. Di pulau Dewata Bali, kehadiran UT Denpasar mampu meraup atensi serta antusiasme masyarakat setempat. Peningkatan jumlah peserta didik di setiap tahunnya bahkan di masa pandemi sekaligus, menjadi hembuasan angin segar bahwa UT semakin dipercaya kualitasnya oleh masyarakat. Jika dikupas secara mendalam, jaminan kualitas yang menjadi fondasi penyelenggaraan sistem pendidikan bagi UT mencakup Nasional dan Internasional di antaranya ISO, ICDE dan BAN PT.
Dari segi biaya kuliah, UT menetapkan biaya pendidikan yang sangat terjangkau bagi segala kluster masyarakat. Dengan mematok biaya pendidikan mulai dari Rp. 1.150.000, pintu untuk mengenyam kuliah dan akses semua fasilitas pendidikannya sudah terbuka lebar bagi masyarakat. Di sisi lain, UT menerapkan waktu kuliah yang sangat luwes dengan sistem belajar Jarak Jauh dan modus belajar baik secara daring dan tatap muka mejadi warna tersendiri bagi UT. Seperti yang disampaikan oleh direktur UT Denpasar, Bapak Agus Tatang Sopandi, S.Sn., M.Pd bahwa UT adalah lentera harapan bagi masyarakat untuk berkuliah tanpa membatasi status ekonomi dan profesi.
“Melalui UT, mimpi masyarakat dalam berkuliah dapat terealisasikan tanpa terbatas oleh usia, tahun ijazah dan tanpa terhambat status ekonomi karena biaya kuliah yang terjangkau. Terlebih lagi jika masyarakat sedang bekerja, sistem belajar di kampus kami tidak akan mengganggu karier karena menerapkan sistem belajar jarak jauh yang waktunya bersifat fleksibel”
Mengemban tugas sebagai nakhoda UT di wilayah Bali, Agus Tatang Sopandi juga sempat menjelaskan bahwa UT Denpasar sangat gencar untuk menyosialisasikan eksistensi UT kepada masyarakat di setiap kabupaten se-Bali. Ia juga menyampaikan bahwa UT Denpasar juga sudah mengambil langkah untuk bekerja sama dengan pemerintah kabupaten di Bali. Seperti misalnya kerja sama yang baru-baru ini terjalin yakni penandatanganan Nota Kesepahaman antara UT dengan pemerintah Kabupaten Karangasem, Jembrana dan Klungkung. Melalui kerja sama dengan tiga kabupaten tersebut diharapkan terbentuk sinergi yang harmonis antara kedua pihak sehingga dapat membantu Pemerintah Daerah dalam menciptakan generasi penerus yang berkualitas serta sebagai bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi UT Denpasar.
Merespons besarnya animo masyarakat Bali dalam menempuh Pendidikan Tinggi di UT, saat ini UT Denpasar tengah dalam proses membangun gedung barunya guna mendukung optimalisasi layanan pembelajaran bagi mahasiswanya baik dari segi kualitas maupun fasilitas. Tidak tanggung-tanggung, gedung barunya ini akan berdiri di atas area dengan luas hampir 1 hektar yang diperkirakan akan rampung pada tahun 2022 mendatang. Sebagai penanda dimulainya proses pembangunan tersebut, pada tanggal 7 Juni 2021 lalu, UT Denpasar sukses menyelenggarakan acara Groundbreaking yang dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Bali dan Pejabat Pemerintah lainnya. Selain itu, ragam bentuk inovasi juga kini dilahirkan oleh UT yang menyesuaikan dengan masa pandemi Covid-19, seperti misalnya pelaksanaan Ujian Akhir Semester berbasis Take Home Exam (THE) yang memfasilitasi mahasiswa untuk dapat melaksanakan UAS dari rumah masing-masing hingga sistem yang menyediakan Layanan Surat Keterangan Digital dan Legalisir Ijazah Digital.
Ke depannya tentu dengan segala keunggulan yang dimiliki, UT dapat menjadi role model bagi Perguruan Tinggi mitra dalam menyelenggarakan sistem pendidikan di era perkembangan digital serta dapat memberikan akses pendidikan tinggi secara merata untuk masyarakat. Sehingga, UT dapat membantu dalam mendukung peningkatan taraf Pendidikan Tinggi untuk masyarakat Bali.