Bersyukur dan Bersiap Menerima Anugerah Sang Pencipta
Gde Putu Suastika mungkin tidak diwarisi materi melimpah oleh orang tua, namun ia cukup berbangga dilahirkan dari orang tua sederhana, namun kaya akan hati dalam mendidiknya sejak kecil. Sehingga meski hidup dalam keterbatasan, ia dan saudara-saudaranya mampu melalui itu semua dengan keikhlasan.
Gde Putu Suastika mengawali kariernya dari karyawan hotel dengan posisi paling rendah yakni sebagai sopir, selama 12 tahun. Sekian lamanya ia bekerja, ia pun menyadari ada yang harus mulai dilakukan untuk mengubah hidupnya, seperti ekonomi yang meningkat dan rumah yang nyaman untuk ditinggali.
Setiap langkah yang akan dilakukan Gde Putu Suastika pasti selalu diawali dengan doa, hal ini sudah ia rutinkan sebelum sukses membuka usaha garmen. Namun pasti ada masa, manusia mulai jenuh dengan permohonannya kepada Sang Pencipta yang tak kunjung mendapatkan jawaban. Seperti halnya pria lulusan D2 Administrasi ini, ia sempat berprasangka buruk, bahwa dewa-dewa yang ia puja tidak menginginkan ia menjadi orang yang sukses. Hingga suatu ketika, pertanyaan-pertanyaan yang terus membayangi pikirannya, mulai ia temukan dari hatinya sendiri.
Memaafkan, mengikhlaskan dan mengevaluasi yang sudah terjadi, terutama kejadian-kejadian buruk yang menimpa pada dirinya adalah kunci Gde Putu Suastika mulai membuka pintu kesuksesannya. Sebelum ia berhak menerima anugerah tersebut dari Sang Pencipta, ia menyadari bahwa ia harus menyiapkan “sebuah wadah” yang sudah bersih dari pikiran-pikiran negatif yang dapat menghambat pintu rezeki dari Sang Pencipta.
Alumni dari SMA PGRI 1 Denpasar ini, begitu bersyukur, karena tidak semua orang yang mau atau berani untuk terus mengikuti kata hatinya sendiri. Tuntunan tersebut pun membawanya pada langkah perubahan yakni berhenti dari zona karyawannya dan membuka sebuah usaha. Namun ia masih diliputi kebingungan kira-kira usaha apa yang cocok dengan garis tangannya yang dapat terus menjaga keberlangsungan kebutuhan rumah tangga. Rekan-rekannya pun tanpa diminta, turut memberi komentar terbaik mereka.
Gde Putu Suastika kemudian mencoba untuk mengambil ancang-ancang membuka usahanya secara perlahan pada tahun 2001, dengan jumlah dua orang penjahit termasuk mempekerjakan istri. Pakaian perdana yang diproduksi berupa pakaian dengan bahan dan desain yang nyaman untuk ngayah. Mendapat respons yang positif, usahanya pun mulai menerima pesanan dan didistribusikan ke Pasar Kumbasari.
Hingga dirasa olehnya sudah patut untuk diseriuskan, barulah ia mundur dari hotel pada tahun 2003. Gde Putu Suastika kemudian fokus pada usaha garmen yang ia beri nama “C’ning Bagus Garment”, meski tidak memiliki latar belakang di bidang ini sebelumnya, ia berkeyakinan di mana ada keinginan kuat untuk terus belajar dari pengalaman, sesuatu yang masih awam, akan mampu kita taklukan.
C’ning Bagus Garment yang bermakna “Cahaya Suci yang Indah” memproduksi berbagai jenis pakaian wanita dan pria berkualitas dalam pembelian grosir dan eksportir, meliputi berbagai model pakaian, meliputi dress, skirt, top, blouse, bikini, pant, man shirt, t-shirt, hoodie, sweater, dan lan-lain. Dengan pengalaman 19 tahun dalam memproduksi produk dan layanan pelanggan berkualitas tinggi, garmen ini telah merambah pasar luar negeri dan telah bekerja sama dengan beberapa negara seperti Hecho a Mano (Puerto Rico, AS), Clandestina (Puerto Rico, AS), Taos (Puerto Rico, AS), Cyclope (Puerto Rico, AS), Nico Perez (Prancis), Martinelli Fernando (Prancis), Cleobella (Australia), Jipsi Cartel (Australia), Tamba Surf (Hawai), Hula Tease (Hawai), Tamga Design (Kanada), Happy Bohemians (California), By Rayline (Bali), Vanouchk (Bali), Kzip (Kanada), Swell Design (Selandia Baru), Angel Circle (Denmark), Nasaro (Bali – Lombok).
Mengantisipasi kondisi pandemi saat ini, C’ning Bagus Garment yang beralamat di Pandak Gede, Kediri, Kabupaten Tabanan ini, merenovasi bangunan sedemikian rupa, demi mengikuti protokol kesehatan, mengingat para karyawannya termasuk karyawan quality control, penjahit dan desainer, banyak menghabiskan pekerjaan di dalam ruangan. Agar senantiasa terlindung dari risiko virus dan mampu optimal dalam bekerja.
Pendidikan yang tinggi, tak bisa menjadi jaminan seseorang akan menjadi sukses nantinya. Jadi bagi mereka yang tidak mampu bersekolah setinggi langit, meningkatkan salah satu skill adalah salah satu upaya keras yang bisa dilakukan. Begitulah pesan Gde Putu Suastika kepada generasi muda yang saat ini mungkin tidak bisa melanjutkan pendidikan karena keterbatasan biaya atau bahkan masalah persaingan antar sarjana lainnya dalam memperoleh pekerjaan yang semakin tinggi. Ia ingin agar generasi muda tidak patah semangat untuk mengejar dulu apa yang menjadi minat kita. Setelah menemukan apa yang kita sukai, tekunilah dengan sungguh-sungguh, jangan mengeluh dengan prosesnya dan jadikan sebagai ladang kesuksesan.