Sukses Berbisnis Tanpa Kompromi pada Integritas Seni
Hobi dan bisnis, meskipun mungkin berakar pada passion yang sama, memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Hobi seringkali merupakan ekspresi kreativitas dan kebebasan tanpa tekanan, sementara bisnis membutuhkan perencanaan, disiplin dan tujuan yang jelas. Itulah mengapa, Ketut Gede Darmawan memilih tak menjadikan hobi melukisnya sebagai bisnis. Baginya seni adalah bentuk ekspresi pribadi yang tidak perlu dikompromikan oleh tekanan bisnis atau ekspetasi pasar. Ketut Gede Darmawan pun memilih untuk menjelajahi alternatif bisnis yang berbeda dengan merambah ke akomodasi penginapan. Keputusan ini mencerminkan dorongan untuk tetap berada di sektor kreatif namun dalam konteks yang berbeda, sebagai langkah untuk meraih stabilitas finansial sambil tetap menjalani kecintaannya pada seni.
Dibesarkan dalam lingkungan keluarga seni, Ketut Gede Darmawan mewarisi kecintaan pada seni dari ayah yang seorang pematung dan ibunya seorang penari. Bakat alaminya dalam seni lukis semakin berkembang ketika ia dititipkan di Agung Raka Gallery di Peliatan. Di galeri yang berlokasi di Desa Peliatan, Ubud tersebut, ia melukis karya-karya yang kemudian ditawarkan kepada para tamu Jepang. Selain melukis, Ketut Gede Darmawan juga belajar membuat patung, namun hasrat sejati tersebut sudah melebur pada seni lukis. Keinginannya untuk mengekplorasi medium ini, membawanya ke langkah pendidikan untuk mengejar Ilmu Seni Rupa di sebuah kampus di Yogyakarta.
Selama masa kuliah, karya lukisan Ketut Gede Darmawan mencakup lukisan dekoratif, mencapai keberhasilan luar biasa. Menjadi satu-satunya lukisan yang terjual saat ia berpartisipasi dalam sebuah pameran di Yogyakarta. Tidak hanya mendapatkan pengakuan lokal, tetapi juga menarik perhatian hingga luar negeri. Cinta mendalamnya terhadap seni juga termanifestasi dalam keputusannya untuk mengambil cuti dari kuliah untuk membuka toko kerajinan tangan di Yogyakarta. Namun berjalannya waktu, ia mulai mengubah pola pikirnya, ia lebih memilih untuk menjaga integritas kreativitasnya daripada terjebak dalam dinamika bisnis seni yang terkadang dapat mengarah pada perubahan signifikan dalam pendekatan artistik.
Pada tahun 2009, Ketut Gede Darmawan kembali ke Bali dan bergabung sebagai karyawan di BTDC Nusa Dua (sekarang ITDC), yang mana tengah membutuhkan figur dalam bidang seni untuk memperindah kawasan tersebut. Hingga saat ini, ia masih berkarier di sana, dan tahun 2024 akan memasuki 15 tahun perjalanannya. Pengalaman sepanjang itu tak dipungkiri membawa minatnya pada bisnis pengembangan properti. Sebelum cita-citanya terwujud, pada tahun 2013, darah seninya kembali terpanggil, kali ini ia membuka toko barang antik. Dengan harga yang tidak sembarangan dan risiko yang tinggi, karena tidak semua orang mungkin memiliki minat yang sama pada barang antik, Ketut Gede Darmawan berani mengambil langkah tersebut. Pandangannya sederhana, jikalau barang-barang tersebut tidak laku terjual, ia masih dapat memajang di rumahnya nanti.
Ketut Gede Darmawan mewujudkan cita-citanya membangun akomodasi penginapan Nayaka Living Ubud pada tahun 2018. Berbekal pengalaman di ITDC, Nayaka Living Ubud menghadirkan pengalaman menginap yang lebih dekat dengan alam, sebuah pengalaman yang tidak mereka temukan di negara asal mereka. Melalui pendekatan ini, Nayaka Living Ubud berupaya memberikan nuansa yang lebih otentik dan terhubung dengan alam sekitarnya. Para wisatawan pun dapat merasakan keindahan dan ketenangan Ubud dengan cara yang lebih mendalam. Dalam konteks pandemi, penginapan ini sangat cocok untuk menepi dari keramaian dan healing yang terkoneksi dengan alam, konsep ini memberikan nilai tambah yang signifikan bagi Nayaka Living Ubud.
Meski telah berhasil di bidang bisnis, Ketut Gede Darmawan tetap setia pada passion-nya dan terus melanjutkan langkahnya untuk mengekspresikan kreativitas dan cinta pada seni. Lebih dari sekedar pelukis, ia berharap suatu saat nanti mampu mendukung hasil karya rekan-rekannya, entah itu akan memiliki galeri atau menjadi kolektor, tanpa mengorientasikannya pada bisnis semata. Dengan demikian, Ketut Gede Darmawan telah memberikan inspirasi kepada kita semua, bahwa bisnis yang sukses tidak selalu harus mengorbankan kecintaan pada hobi atau passion. Kesuksesan sejati menurutnya adalah ketika seseorang dapat mencapai tujuan finansialnya sambil merasakan kepuasan dan kebahagiaan dalam menjalani aktivitas yang dicintainya. Dapat saling melengkapi, menciptakan sebuah keseimbangan harmonis dalam kehidupan seseorang.