Kolaborasi Keberlanjutan Hadapi Dinamika Industri Peternakan
Tidak semua orang seberuntung Suda Dana dan Suda Purna. Meski secara materi mereka jauh dari keberlimpahan, namun soal relasi, mereka beruntung bertemu dengan orangorang baik hati yang dengan terbuka dan tulus mengulurkan bantuan, bahkan bersedia meminjamkan dana tanpa waktu jatuh tempo yang ditentukan. Keberuntungan ini menjadi berkah luar biasa bagi mereka yang pantang dilupakan. Sebagai bentuk syukur dan menghargai kepercayaan dari rekan-rekannya tersebut, mereka bekerja keras sebagai bukti bahwa bantuan rekan-rekannya tak pernah sia-sia.
Suda Dana dan Suda Purna telah menerapkan prinsip bekerja keras untuk menghasilkan uang sejak masa SD. Orang tua mereka bekerja secara serabutan, sebagai kuli bangunan, petani dan pembuat kerajinan tangan, namun pendapatan tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan tujuh saudara yang lain. Dalam usaha untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga, kakak beradik ini mulai bekerja sebagai pembuat kerajinan tangan setelah sepulang sekolah, tanpa banyak waktu untuk bermain seperti anak-anak seusia mereka. Ketika memasuki masa SMP, pekerjaan yang diambil Suda Dana dan Suda Purna semakin beragam. Dalam ingatan keduanya, mereka pernah menjadi kuli, sopir di toko bangunan, sambil tetap melanjutkan pekerjaan sebagai pembuat kerajinan tangan.
Setelah tamat SMP, Suda Dana dan Suda Purna memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan karena mereka ingin fokus bekerja demi upaya mendapatkan penghasilan. Karena kerja keras mereka, Suda Dana sempat mengalami sakit yang membuatnya tak bisa melanjutkan pekerjaan sebagai pengrajin. Karena itu, mereka memutuskan beralih sebagai pedagang nasi be genyol yang berlokasi di depan rumah mereka, di Banjar Tegal Suci, Desa Tegallalang. Usaha penjualan nasi be genyol tersebut berlangsung selama dua tahun. Selama itu pula, mereka mulai menangkap babi, dimulai dari tawaran yang datang dari rekan di Darmasaba. Awalnya rekan mereka meminta dicarikan 10 ekor, permintaan kian bertambah menjadi 15 ekor, meskipun tidak setiap hari. Babi-babi tersebut diperoleh dari berbagai daerah seperti Payangan, Kintamani, Buleleng, Tabanan dan Negara. Setelah berhasil mendapatkan babi, mereka membawanya menggunakan mobil pick-up yang mereka sewa, dengan bantuan rekan yang bersedia menyewakan kendaraannya.
Keduanya memutuskan untuk memulai usaha beternak babi setelah melihat peluang yang ada, termasuk potensi penjualan dagingnya. Terkait dengan pakan, mereka terkadang membuatnya sendiri dan kadang juga mendapat dukungan dari seorang rekan di Tabanan yang memiliki toko pakan ternak. Rekan tersebut meminjamkan produk pakan padanya dan pembayaran bisa dilakukan belakangan. Ini adalah contoh lagi bagaimana mereka beruntung bertemu dengan rekan seprofesi yang mau memberikan dukungan. Pada sekitar tahun 2012, usaha mereka mengalami perkembangan dengan mulai memproduksi pakan sendiri. Mereka belajar dari seorang rekan di Payangan yang memiliki bisnis serupa. Dengan tangan terbuka, mereka diberikan arahan tentang cara membuat pakan yang baik.
Bantuan demi bantuan terus mengalir untuk Suda Dana dan Suda Purna, baik dalam bentuk ilmu maupun materi. Terutama dalam hal pinjaman materi, mereka memegang prinsip untuk segera mengembalikan, menyadari bahwa uang memiliki potensi merusak hubungan antar relasi. Sebagai ungkapan terima kasih kepada para relasi yang telah memberikan dukungan, Suda Dana dan Suda Purna berhasil mendirikan bisnis secara mandiri pada tahun 2016, berlabel K-K Farm. Usaha ini berfokus pada peternakan babi, penjualan pakan ternak dan pemotongan daging babi. Hingga saat ini, tidak ada persaingan dengan para relasi. Terlebih setiap tantangan yang datang sebagai peternak, misalnya pada harga babi yang sudah mengalami penurunan selama setahun dan berimbas pada harga bahan pakan ternak menjadi naik. Harapannya dengan berkolaborasi bisa saling mendukung antara satu sama lain dan tentunya harga babi normal stabil dan tidak merugikan peternak
Hingga saat ini, tidak ada persaingan yang signifikan dengan rekan-rekan peternak, bahkan dalam menghadapi tantangan seperti penurunan harga babi dan kenaikan harga bahan pakan selama setahun terakhir. Dengan adanya kerja sama dan dukungan yang terus berlanjut di antara para peternak, diharapkan industri peternakan babi dapat mengatasi tantangan ekonomi dan memastikan keberlanjutan usaha mereka. Dan tak ketinggalan, mewakili harapan para peternak lainnya, sangat berharap pemerintah bisa membantu peternak agar tidak merugi dengan bisa menaikkan harga babi kembali wajar dan stabil yang bisa lebih menyejahterakan para peternak lokal.