Perjalanan Sukses KSP Samudra Harta dari Tantangan menuju Kemandirian Digital

Meski tidak memiliki latar belakang yang signifikan di bidang koperasi, Ngurah Anom, pendiri sekaligus Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Samudra Harta, menunjukkan keberanian dan ketekunan dengan mengambil langkah menuju digitalisasi. Pilihan ini diambil tanpa ragu, bahkan pada masa pandemi yang penuh tantangan. Dengan semangat visi dan inovatif Ngurah Anom dalam memajukan KSP Samudra Harta, transformasi digital yang dilakukan di tengah kondisi sulit, mencerminkan komitmen untuk meningkatkan efisiensi dan ketangguhan koperasi, serta menunjukkan bahwa perubahan dapat membawa hasil positif bahkan di tengah situasi yang penuh ketidakpastian.

Ngurah Anom, yang lahir pada 27 Juli 1974, cenderung memiliki latar belakang yang terkait pariwisata. Awalnya, orang tua bekerja sebagai petani, kemudian merambah ke dunia pengrajin kayu dan memiliki usaha artshop yang diberi nama Kembar Art Shop. Sejak masa sekolah dasar, Ngurah Anom sudah terlibat dalam pekerjaan mengecat kerajinan kayu di usaha keluarganya. Pada masa remajanya, tepatnya di bangku SMA, ia aktif terlibat dalam manajemen Kembar Art Shop, bahkan sudah mulai menghandle karyawan. Saat akan melanjutkan kuliah di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), Ngurah Anom tetap terlibat aktif dalam usaha keluarganya. Meskipun harus melakukan perjalanan bolak-balik antara Gianyar dan Denpasar, ia berkomitmen untuk tetap terlibat dalam mengelola Kembar Art Shop. Setelah menyelesaikan kuliah, ia mencoba melamar pekerjaan di bank, namun tidak berhasil lolos. Oleh karena itu, orang tuanya memintanya untuk fokus mengurus dan mengembangkan usaha keluarga, terutama setelah sang ayah meninggal. Membuatnya semakin menekuni bisnis dan memberikan fokus yang lebih mendalami pada pengembangan Kembar Art Shop.

Bisnis Kembar Art Shop mengalami penurunan saat terjadi peristiwa Bom Bali dan dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat pada tahun 2010. Menghadapi tantangan tersebut, Ngurah Anom merasa perlu untuk melakukan ekspansi ke bisnis lain. Suatu kesempatan muncul ketika seorang rekan yang berkecimpung di dunia perbankan mengajaknya untuk mendirikan sebuah koperasi pada tahun 2012, dengan modal awal sebesar Rp150 juta yang dikumpulkan bersama dua rekannya. Untuk memenuhi persyaratan mendirikan koperasi, mereka mencari anggota hingga mencapai jumlah 25 orang. Dengan latar belakang pengabdian di desa melalui kegiatan ngayah, berupaya membangun kepercayaan masyarakat terhadap koperasi yang mereka dirikan. Meskipun pada tahun pertama tidak ada respons positif, upaya kerasnya mulai membuahkan hasil saat kakaknya yang bekerja di hotel berhasil mengajak rekan-rekan hotel untuk menjadi nasabah. Seiring dengan perkembangan ini, KSP Samudra Harta mulai mendapatkan dukungan dari masyarakat khususnya di Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Mendapati respons yang positif, Ngurah Anom kemudian melakukan perubahan pada kantor koperasi untuk menciptakan kondisi yang lebih memadai. Ia mulai mempekerjakan 5 orang karyawan pertama, namun masih dengan gaji Rp300 ribu, sementara dirinya rela tidak digaji selama 6 bulan.

Di awal perjalanannya, Ngurah Anom mengakui keterbatasannya dalam pemgetahuan mengenai dunia perbankan, namun dengan tekad yang kuat, ia mampu mengatasi tantangan dan mencari solusi. Pada periode dari tahun 2015 hingga 2016, KSP Samudra Harta berhasil mencapai pencapaian yang signifikan denagn memiliki aset sebesar Rp7 miliar. Saat koperasi berada dalam kondisi di atas angin, Ngurah Anom dihadapkan pada kendala internal. Namun, berkat ketegasannya dalam menindaklanjuti dan mengambil langkah hukum yang tepat, masalah tersebut tidak menggoyahkan kepercayaan nasabah. Lebih dari itu, sebagai tindakan nyata untuk mengatasi dan mencegah masalah serupa di masa depan, Ngurah Anom melakukan perombakan pada sistem internal koperasi, menjadikannya lebih transparan. Perombakan tersebut bukan hanya sebagai langkah preventif untuk menghadapi risiko, tetapi juga sebagai strategi untuk terus mengembangkan KSP Samudra Harta. Fokus pada transparansi menjadi landasan yang kuat, memastikan bahwa koperasi tetap menjadi pilihan yang terpercaya dan terus berkembang positif. Dengan langkah-langkah tegas dan inovatif, Ngurah Anom memberikan komitmen yang kokoh terhadap keberlanjutan dan kesuksesan KSP Samudra Harta, membangun pondasi yang kuat untuk masa depan yang lebih baik.

Di tengah pandemi Covid-19, KSP Samudra Harta mengambil inisiatif yang berani melakukan restrukturisasi sistem internalnya menuju platform digital dengan menghadirkan aplikasi bernama Samudra Harta Mobile Banking. Meskipun kondisi pandemi memberikan tantangan ekstra, Ngurah Anom percaya bahwa transformasi digital adalah langkah yang mendesak, sekaligus memajukan badan keuangan koperasi. Keputusan ini diambil untuk mengoptimalkan efisiensi operasional dan memastikan kelangsungan bisnis di tengah ketidakpastian. Dengan langkah-langkah inovatif ini, KSP Samudra Harta berhasil memposisikan diri sebagai pelaku yang adaptif dan responsif terhadap perubahan kondisi ekonomi, memastikan pelayanan yang lebih baik kepada anggotanya, serta mengukuhkan diri sebagai entitas koperasi yang progresif di era digital.

KSP Samudra Harta, di bawah kepemimpinan Ngurah Anom, kini bangga memiliki 5000 anggota dan aset senilai Rp45 miliar. Pencapaian gemilang ini tidak terlepas dari kolaborasi yang erat dengan timnya yang terdiri dari 15 orang karyawan yang berdedikasi. Sebagai bentuk apresiasi dan wujud syukur, KSP Samudra Harta juga berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan nasabah. Melalui kegiatan bakti sosial dan pemberian hadiah kepada nasabah yang berulang tahun, koperasi membuktikan peran sosialnya di luar kegiatan ekonomi. Untuk pembangunan desa, koperasi memberikan dana punia dan kegiatan tirta yatra yang telah mencakup sebagian besar pura di Bali. Ngurah Anom memiliki harapan untuk merambah pura-pura di Jawa, setelah seluruh pura di Bali terjangkau. Menariknya, dalam menjalankan Rapat Anggota Tahunan (RAT), KSP Samudra Harta memilih pendekatan yang unik dengan menggelar acara tersebut di restoran, bukan di balai banjar seperti umumnya. Langkah ini diambil untuk terus menarik perhatian masyarakat, menunjukkan keseriusan dan inovasi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada anggota dan membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!