Konsisten dalam Cita Rasa Ciptakan Warna Baru Kuliner Indonesia
Menjalani karier sebagai pengusaha tidak terlepas dari proses perjalanan hidup yang terdapat di balik besarnya semangat juang seseorang. Sosok Endro Kuswiyanto bersama istrinya, Kewes Prisaksi Rintonopuri dengan kompak saling bekerja sama sebagai pengusaha kuliner. Soto Dobrak memiliki cita rasa yang khas telah menarik minat masyarakat. Pria yang akrab disapa Endro mengaku optimis usahanya akan terus bertumbuh dan berkembang seiring perkembangan zaman. Meskipun sempat mengalami penurunan penjualan pasca Covid-19, Endro terus melakukan inovasi dan optimis bahwa sebagai pengusaha yang bergerak di bidang kuliner akan terus hidup di tengah masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan demi mempertahankan usaha. Di balik kesuksesan Endro, sebuah proses panjang penuh lika-liku menjadi bagian dalam perjalanan kesuksesan Endro saat ini. Begitu banyak pengalaman berharga yang menjadi motivasi utama selama Endro menjadi seorang pengusaha.
Endro lahir pada tahun 1971 tepatnya di Kediri, Jawa Timur di tengah keterbatasan ekonomi keluarga. Situasi dan kondisi mendorong Endro untuk terlibat dalam berbagai pekerjaan orang tua seperti kursi bambu demi menghidupi seluruh keluarga. Melihat hal tersebut, tumbuh semangat Endro dengan tekad kuat ingin mengubah hidup mencapai taraf yang lebih baik. Melalui ketegasan didikan seorang ayah telah membentuk mental yang kuat dan siap menghadapi segala tantangan dalam diri Endro. Sejak kecil, Endro terbiasa dengan aktivitas berdagang. Di sela-sela waktu bersekolah, Endro berjualan kerupuk demi membantu memenuhi kebutuhan harian keluarga. Selain itu, Endro pernah menjadi pengamen dan mencari uang dengan mengamen dari kota ke kota. Terbiasa berdagang sejak kecil, tidak sedikitpun Endro merasa gengsi. Mengamen menjadi rutinitas harian yang mampu memberikannya penghasilan tidak hanya memenuhi kebutuhan harian tetapi juga mampu membiayai sekolahnya.
Menjadi seorang manajer hotel merupakan cita-cita Endro sejak kecil. Hal tersebut menjadi inspirasi utama untuk bekerja di industri pariwisata. Awal mula ketertarikannya dengan dunia pariwisata adalah anggapan Endro tentang terjaminnya kehidupan pegawai hotel dan bertekad suatu saat nanti, dirinya akan bekerja di hotel. Momen masa kecil yang dihabiskan Endro bermain di alam dengan penuh keceriaan masih membekas dalam ingatan menjadi momen paling berkesan dalam hidup. Endro menghabiskan masa remaja bersekolah di Sekolah Teknik Mesin dengan harapan usai lulus ia dapat langsung bekerja. Di masa sekolah, Endro tetap fokus dalam menempuh pendidikan di dorong oleh tekadnya kelak mampu mengubah taraf hidup keluarga dan mimpinya menjadi orang yang mapan.
Dengan menaiki bus malam, Endro berangkat ke Bali demi melanjutkan sekolah berbekal uang yang cukup untuk biaya pendaftaran dan biaya hidup beberapa hari. Sesampainya di Bali, Endro memutuskan untuk tinggal bersama salah seorang teman tinggal kos di daerah Kuta. Setelah ia resmi mendapat tempat kuliah, Endro tinggal di Nusa Dua langsung bekerja di warung sate di Nusa Dua demi memenuhi kebutuhan seharihari selama kos. Endro memutuskan untuk bekerja sebagai daily worker di Hotel Hilton yang saat ini bernama Hotel Ayodya selama 2,5 tahun hingga diangkat menjadi staf hotel. Pada tahun 1998, Endro sempat bekerja di Hotel Semarang berlangsung selama 5 bulan. Sempat merasakan bekerja di kapal selama 1,5 tahun. Setelah itu, Endro melamar kembali bekerja di hotel bagian pembuatan roti, dilanjutkan dengan bekerja di Hard Rock Hotel selama 1 tahun, terakhir, Endro bekerja di Hotel Conrad bagian Bakery selama 4 tahun yang mana menjadi pekerjaan terlama yang dijalani Endro sepanjang perjalanan kariernya di dunia pariwisata.
Sebelum memutuskan untuk berhenti bekerja di Hotel, Endro telah mendirikan usaha bakery selama 2,5 tahun kemudian tutup. Endro menikahi teman satu gereja bernama Kewes Prisaksi Rintonopuri yang berprofesi sebagai Ahli Gizi dan merintis toko bakery bersama. Di samping bekerja sebagai pegawai hotel, Endro mengajari berbagai resep-resepnya kepada istri untuk mengelola toko selama ia bekerja. Endro memutuskan menutup usahanya dengan melihat adanya penurunan penjualan dan harga bahan baku yang semakin meningkat dan mencoba memulai bisnis baru bersama istri mendirikan bisnis baru yang diberi nama Soto Dobrak.
Berawal dari nama Soto Gebrak yang terinspirasi dari proses pembuatan soto yang mana akhirnya harus berubah nama menjadi Dobrak karena terhalang merek Gebrak yang telah dipatenkan oleh pengusaha dari Jakarta. Berdasarkan pengalamannya yang telah lama berkecimpung dalam dunia dapur dan keahlian memasak dari istri yang sempat mengenyam pendidikan tata boga, Endro optimis menjalankan usahanya. Sebelum membuka, Endro mengajak istri untuk melakukan uji coba sebanyak 8 kali untuk mendapatkan resep Soto yang pas melalui testimoni dari beberapa tetangga yang ikut mencoba masakan soto buatannya. Setelah yakin, Endro akhirnya memutuskan untuk membuka outlet pertama di Jl. Siligita, Nusa Dua. Bisnis berjalan tanpa adanya kendala di tahun pertama. Endro terus berupaya untuk meningkatkan kualitas rasa dan penjualan dengan mencari staf berpengalaman sesuai standar.
Sempat mengalami penurunan penjualan, Endro kembali menyusun strategi dengan melakukan inovasi menambah jumlah menu selain soto seperti nasi goreng dan ayam bakar. Namun, Soto masih menjadi menu paling laris di masyarakat. Sejak awal berdiri, Soto Dobrak memiliki karakteristik cita rasa yang unik mulai dari bumbu yang khas dan rempah yang melimpah. Endro juga melakukan penyesuaian desain tempat dengan mengikuti perkembangan zaman. Melihat persaingan bisnis kuliner saat ini, Endro mengaku dirinya optimis dengan fenomena tersebut dengan memilih untuk berpikir positif dan selalu melakukan perubahan demi menjadi yang terbaik.
Selama proses perjalanan berdirinya Soto Dobrak sejak tahun 2008, hingga kini terdapat sebanyak 4 outlet yang masih berdiri dengan 13 outlet sudah tutup dengan alasan tidak berjalan dengan baik. Tutupnya sejumlah outlet memberikan banyak pengalaman berharga tentang bagaimana menjalankan bisnis. Mulai dari sana Endro belajar dari kesalahan dan terus mencari apa yang cocok bagi bisnisnya dengan segera melakukan perubahan melalui strategi inovatif demi mengembangkan bisnisnya.
Suka duka merintis bisnis dari nol bersama istri menjadi pengalaman terbaik dalam hidup Endro. Menikmati perjalanan sebagai pengusaha yang sukses meningkatkan taraf perekonomian keluarga menjadi inspirasi bagi generasi muda yang ingin berkecimpung dalam bisnis kuliner. Optimisme serta keyakinan yang kuat dalam diri Endro mampu mendorong semangatnya untuk terus maju, mengembangkan inovasi dalam memajukan usahanya. Ekspansi bisnis menjadi harapan terbesar Endro di masa mendatang. Tetap konsisten dalam membangun usaha menjadi faktor utama yang mendorong Endro untuk menggapai kesuksesan sebagai seorang pengusaha.