Pengabdian Penuh demi Kesejahteraan Masyarakat Desa Adat Canggu
Dalam rangka mewujudkan kemajuan Desa Adat Canggu, dengan semangat dan dedikasi tinggi untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, I Wayan Suarsana memutuskan untuk mengabdi sepenuhnya menjadi Bendesa Adat Canggu demi memajukan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Adat Canggu. Setelah lama berkecimpung di dunia pariwisata, serta berpengalaman selama 15 tahun sebagai pengurus banjar adat, kini Wayan dipercaya dan diberikan kesempatan untuk memimpin desa adat dengan sejumlah program kerja yang telah dibentuk guna mewujudkan visi dan misi serta melanjutkan pemerintahan sebelumnya dengan membangun manajemen yang baik sehingga semua program berjalan dengan efektif dan efisien.
Fleksibilitas merupakan salah satu kualitas yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin, mengingat perubahan yang cukup dinamis dalam suatu wilayah mengharuskan para pemimpin tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman dengan menjaga nilai-nilai warisan adat budaya setempat agar tetap lestari. Upaya tersebut telah dilakukan Wayan sejak berkecimpung dalam pemerintahan banjar adat, dimana tidak semua masyarakat bisa mengabdi sepenuhnya di banjar, melainkan mereka harus membagi waktu antara ngayah dan bekerja. Maka dari itu, Wayan membuatkan sistem manajemen sehingga memudahkan krama banjar terutama ibu PKK dapat membagi waktu antara menjadi pengurus, bekerja dan keluarga. Selain itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk mempertahankan lahan di Desa Adat Canggu yang saat ini laju perkembangan pariwisata di canggu berjalan sangat pesat. Dengan menetapkan hanya 20% tanah warga yang boleh disewakan dengan investor bertujuan untuk mempertahankan lahan pertanian dan subak.
Jiwa kepemimpinan Wayan diturunkan oleh ayah yang dulunya menjabat sebagai Pekaseh Pertanian selama 32 tahun. Didikan ketat dan disiplin membentuk jiwa kemandirian dalam diri Wayan serta senantiasa mengajarkan untuk bekerja keras demi mendapatkan sesuatu. Lahir pada tahun 1969, dimana pada saat itu daerah Canggu masih dipenuhi dengan pepohonan dan sungai serta pemandangan yang asri. Dibesarkan di lingkungan pertanian, melihat banyaknya petugas pertanian menjadi inspirasi Wayan kelak dirinya akan menjadi Insinyur Pertanian. Melihat kondisi perekonomian keluarga yang kurang mumpuni, Wayan memilih untuk melanjutkan studi ke pariwisata berbekal uang saku Rp1000. Meskipun hidup paspasan, Wayan mensyukuri keadaannya di masa itu. Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Wayan memiliki keinginan untuk menyatukan keluarga. Selain itu, Wayan juga berkeinginan untuk dapat membangun rumah sendiri dan sanggah sendiri. Semua itu berkat etos kerja keras yang telah tertanam dalam diri Wayan sejak masa kuliah hingga lulus setelah menempuh bangku perkuliahan selama 6 bulan.
Dedikasi dan loyalitas tercurah selama berkecimpung dalam industri perhotelan. Semangat kerja keras yang selalu dijalani oleh Wayan, mengantarnya menuju posisi F&B Manager hingga akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan posisi tersebut setahun sebelum dilantik sebagai Bendesa Adat. Kontribusi Wayan terhadap banjar begitu besar, dimana dirinya telah mengabdi selama 15 tahun dengan 5 tahun sebagai Penyarikan Banjar dan 10 tahun menjabat sebagai Kelihan Banjar. Demi mengabdi secara penuh kepada masyarakat, untuk itu dirinya memutuskan fokus mendedikasikan diri demi mewujudkan visi dan misi kemajuan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Adat Canggu.
Selamat tiga tahun menjabat sebagai Bendesa Adat Canggu, berbagai program kerja dan terobosan telah dilakukan demi mewujudkan perubahan yang lebih baik. Berbekal pengalaman sebagai Kelihan Adat, berdasarkan data yang telah terkumpul, sebagai langkah awal difokuskan dalam penataan administrasi dengan melibatkan staf desa adat yang ahli dalam pengoperasian sistem komputer dalam melengkapi prosedur administrasi. Dengan pendapatan setiap tahun, dipastikan mencukupi untuk pembangunan desa dan menyisihkan sebagian sebagai dana darurat jika dibutuhkan. Wayan telah merancang program upakara dengan menyelenggarakan upacara memukur dan pengabenan masal melalui penyisihan dana setiap tahun dengan harapan dapat membantu masyarakat secara maksimal bila perlu gratis. Dengan mengalokasikan Rp100 hingga Rp150 juta setiap tahun diharapkan dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, telah memiliki dana minimal Rp500 juta agar dapat menjalankan program desa secara efisien.
Dalam pelaksanaannya dibutuhkan manajemen yang baik dipersiapkan untuk kepemimpinan selanjutnya. Hal tersebut menjadi program utama di samping rancangan anggaran pendapatan belanja desa setiap tahun menjadi tolok ukur kinerja desa. Sehingga jika terjadi kendala bisa segera dicarikan solusinya. Menghadapi persoalan sewa lahan di Canggu, seiring perkembangan zaman turut mempengaruhi pola pikir masyarakat, dimana warga pemilik lahan hanya dapat menyewakan sebagian lahan kepada investor dan sebagian lahan lagi dipertahankan sebagai wilayah pertanian. Beberapa warga justru memanfaatkan lahan miliknya sebagai tempat berbisnis dengan membuka homestay dimana hal tersebut menjadi peluang mengingat daerah Canggu kini menjadi destinasi wisata mancanegara. Hal ini memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat Canggu yang kini meningkat beralih dari petani menjadi pelaku pariwisata.
Dalam upaya melaksanakan pembangunan, sejumlah aturan telah ditetapkan menjadi syarat utama bagi para investor agar tertib dan tidak keluar dari batasan yang telah ditetapkan. Aturan tersebut dibuat oleh desa adat dan pelaksanaannya dilakukan oleh Kelihan. Hal tersebut bertujuan untuk mengontrol agar tidak terjadi pelanggaran aturan berlebihan. Jika terjadi sengketa, pihaknya melakukan mediasi di bawah kendali Desa adat. Jika ada proyek pembangunan, desa adat menetapkan aturan jam kerja lembur. Dengan adanya sistem tersebut, diharapkan masyarakat menyadari bahwa berbagai masalah dapat diatasi dengan baik. Ini menjadi komitmen dasar bagi Wayan dalam upaya mencarikan solusi untuk setiap masalah yang terjadi di desa adat.
Desa Adat Canggu memiliki karakteristik unik, dimana setiap warga melebur dengan tamu asing yang tidak hanya bekerja tetapi juga menetap di daerah tersebut. Dalam proses menjalankan administrasi desa, tidak hanya melayani warga lokal tetapi juga tamu asing. Pelayanan yang ramah dan solutif diterapkan di desa adat. Meskipun saat ini Desa Adat Canggu termasuk desa yang modern namun Desa Adat Canggu tetap mempertahankan tradisi desa dijaga dan dilestarikan melalui program yang telah dilakukan oleh pemerintah provinsi Bali. Dengan tata kelola yang baik serta langkah-langkah yang telah dilakukan Wayan demi kemajuan Desa Adat Canggu, pihaknya kini telah mengembangkan konsep peningkatan melalui Badan Usaha Pengembangan Desa atau BUPDA yang mana diserahkan untuk pengelolaan pantai dan tanah desa sebagai tempat dibangunnya LPD, Wantilan dan pembangunan toko-toko yang untuk ke depannya Kantor Wantilan dan Fasilitas Pusat Bisnis Desa Adat Canggu diprediksi akan rampung pada tahun 2025. Dengan konsep yang sudah dibentuk sedemikian rupa, diharapkan untuk para prajuru desa adat selanjutnya tidak menemukan adanya kendala sehingga pemerintahan desa adat dapat berjalan secara optimal.