Menjaga Warisan Budaya Lewat Keindahan Seni Ukiran Bali

Jika diperhatikan dengan saksama, hampir sebagian besar bangunan di Bali memiliki ukiran di setiap sudut bangunan. Baik pada daun pintu, jendela, maupun tempat suci seperti pura dan banjar. Tidak hanya itu, ukiran khas Bali ini dapat di temui pada bangunan-bangunan di pusat pemerintahan sehingga menjadi ciri bahwa Bali begitu kaya akan budaya warisan leluhur yang tetap ajeg dan lestari. Hal ini tidak terlepas dari peran tangan dingin para pengrajin ukir yang tetap eksis untuk terus berkiprah dalam dunia seni ukir. Seorang pengrajin ukiran Bali asal Bangli yang hingga kini masih terus berkomitmen untuk tetap berkecimpung dalam dunia seni ukir dan memperkenalkan keindahan budaya Bali lewat seni ukir, ialah I Made Sudana tetap berkarya lewat bisnis ukiran Bali yang diberi nama Candra Karya.

Terlahir dari keluarga petani sekaligus buruh kayu yang bersahaja, Sudana melewati masa kecil penuh makna. Menjadi sosok mandiri merupakan didikan utama orang tua Sudana pada masa itu, di mana kondisi perekonomian berada di titik nadir. Hal ini mempengaruhi cara pandang dan pola pikir Sudana yang menjadikannya sosok pekerja keras hingga secara tidak langsung berpengaruh pada pendidikan yang hanya dilewati sampai SMP. Sejak kecil, Sudana dididik sekaligus ditempa untuk menjadi seorang pengrajin. Lingkungan Sudana pada masa itu dipenuhi oleh para pengrajin ukir turut berkontribusi dalam proses belajar Sudana untuk menjadi pengrajin ukir ukiran kayu dan ukiran pasir hitam yang biasa disebut dengan ukiran bias melela.

Proses panjang yang dilalui seorang pengrajin ukir tentunya bukan hal yang mudah. Segudang pengalaman selama menjalani proses tersebut dilewati dengan baik oleh Sudana. Berbagai kendala yang dihadapi seperti jumlah orderan yang minim hingga kekurangan tenaga kerja menjadi bagian dari keseharian Sudana sebagai pengrajin ukir. Namun, semangat dan motivasi yang didapat dari mengamai gaya kehidupan orang sekitar lingkungan menjadi dorongan bagi Sudana untuk terus berkiprah dalam dunia seni ukir. Candra Karya merupakan bisnis yang menyediakan jasa pembuatan ukiran serta bangunan yang didirikan Sudana sebagai awal mula kiprahnya sebagai pengrajin kayu kepada masyarakat. Berdasarkan pengalaman sebagai pengrajin ukir selama bertahun-tahun, Sudana memaparkan bagaimana membedakan ukiran kayu dan ukiran bias melela dari segi pengerjaan hingga kualitas. Menurut Sudana, ukiran kayu lebih sulit dalam hal pengerjaan, di mana jika terjadi kesalahan dilakukan penggantian media ukir secara keseluruhan. Sedangkan ukiran bias melela, memiliki keunggulan dari segi pengerjaan yang mudah dan kesalahan yang masih dapat ditoleransi. Namun, dari segi waktu, mengukir pada media bias melela membutuhkan kecepatan yang cukup sebelum media tersebut mengeras. Jika dinilai dari segi kualitas, keduanya memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing yang nantinya disesuaikan dengan budget dan kebutuhan pembeli.

Dengan mengedepankan kualitas serta keunikan desain, merupakan salah satu bagian dari bentuk pelayanan Sudana kepada pembeli. Tidak hanya menjual, Sudana turut mengedukasi para pembeli tentang nilai ukiran Bali yang kaya akan filosofi. Kiprah Sudana sebagai pengrajin ukiran Bali sekaligus turut mengambil andil pelestarian budaya yang menjadi kewajiban seluruh elemen masyarakat khususnya masyarakat Bali, serta memperkenalkan ukiran Bali ke seluruh belahan dunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!