Membuka Rezeki Lewat Pintu Alumunium dan Bidang Food & Beverage

Rezeki adalah rahasia kehidupan. Kapan datangnya atau siapa yang akan mendapatkannya, hanyalah Sang Pencipta yang Maha Mengetahui. Bila Sang Khalik menghendaki, Beliau dapat mengirimkan rezeki kepada siapa pun tanpa mengenal asal-usul orang tersebut. Seperti kisah kehidupan seorang perempuan Bali bernama Nengah Kasihati. Siapa sangka perempuan yang terlahir dari keluarga petani dari sebuah desa di Tabanan tersebut kini berhasil menjadi salah satu entrepreneur wanita yang mampu merajai ketatnya industri distribusi dan kontraktor aluminium. Bahkan saat ini ia pun mampu melebarkan sayap usahanya ke bidang food and beverage.

Dalam satu dekade terakhir, penggunaan aluminium sebagai rangka pintu dan jendela kian diminati di industri konstruksi nasional. Penggunaan kaca sebagai material pengisi ruang pada rangka aluminium semakin menjadi hal yang lumrah. Aluminium dipilih sebagai pengganti materi kayu yang dulu jamak digunakan sebagai bahan pintu dan jendela karena dinilai ramah lingkungan dana awet. Selain itu pemanfaatan aluminium dan kaca untuk membuat pintu serta jendela dapat menambah kesan modern pada bangunan.

Demikian menjanjikan prospek di industri aluminium, akhirnya mulai digarap oleh Nengah Kasihati di awal millennium baru tepatnya di tahun 2002. Alumni Institut Teknologi Negeri di Malang ini mendirikan usaha sub kontraktor pemasangan aluminium pada proyek kontruksi bangunan. Ia menjelaskan sudah banyak proyek pembangunan di Denpasar yang telah melibatkan jasanya tersebut. Salah satunya proyek di rumah sakit Kasih Ibu yang mengawali cerita kesuksesannya di bidang usaha ini. Tidak hanya proyek dari perusahaan swasta. Ia juga mengaku pernah menggarap proyek-proyek pembangunan di pemerintahan.

Dukungan Orangtua

Kesuksesan Nengah Kasihati dalam menempatkan dirinya di jajaran entrepreneur perempuan sukses di Pulau Dewata tak lepas dari peran orangtua dalam mendidik dan membesarkannya. Kedisiplinan menjadi ciri khas gaya didikan kedua orangtuanya. Misalnya saja soal manajemen waktu, orangtuanya selalu mengarahkannya untuk selalu bangun pagi dan menjalankan aktivitas lainnya sesuai jadwal yang telah ditentukan.

“Sejak kecil saya selalu dibiasakan bangun jam empat dini hari. Sampai sekarang pun kebiasaan itu masih melekat pada diri saya,” kata Nengah.

Selain itu ia dan saudaranya juga diperkenalkan dengan tugas dan tanggung jawab sejak usia kanak-kanak. Seperti dirinya yang diberikan amanat mengurus ternak babi milik orangtuanya dan adiknya diberi tugas memelihara ayam. Kegiatan itu mereka lakukan sebelum serta sepulang sekolah. Meski disibukkan dengan beragam tanggung jawab namun Nengah Kasihati tak sekalipun menjadikannya sebagai beban. Ia justru menuai hasil didikan orangtuanya dengan menjadi pribadi pekerja keras dan bertanggung jawab.

Walaupun kedua orangtuanya giat bergelut dengan usaha pertanian dan peternakan di Desa Jatiluwih, Tabanan, namun mereka tidak mengabaikan pendidikan putri-putri mereka. Nengah pun merasakan hasrat kedua orangtua untuk memberikan pendidikan yang layak untuk buah hati tercinta. Selain menuntut prestasi yang baik, kedua orangtuanya juga memberi dukungan dengan memfasilitasi pendidikannya dengan baik.

“Seusai upacara kelulusan saya di SMA, Bapak langsung mengajak saya pergi ke Malang. Kami naik bus ke kota tersebut. Sesampainya di sana saya didaftarkan kuliah di ITN Malang,” kenang Nengah.

Berwirausaha

Selepas menamatkan pendidikan selama empat tahun di jurusan Teknik Sipil, Nengah Kasihati segera melamar ke perusahaan multi nasional yang berlokasi di Surabaya. Berbekal latar belakang pendidikannya ia pun segera diterima bekerja. Tiga tahun kemudian tepatnya pada 1999 ia dipindahkan ke cabang perusahaan yang berada di Jakarta. Kemudian di tahun 2002 ia diberi kepercayaan mengurus distribusi produk di kantor yang ada di Bali.

Pada saat yang sama, ia melihat banyaknya permintaan pasar terhadap produk berbahan aluminium khususnya pada konstruksi bangunan. Nengah yang telah berpengalaman mengurus distribusi aluminium langsung dari pabrik pun dengan sigap menangkap peluang yang tersedia. Ia pun mengambil langkah untuk berwirausaha dan mendirikan badan usaha legal yang bergerak sebagai sub kontraktor bangunan spesialis aluminium dan kaca. Perusahaan ini ia beri nama PT. Mesari Cendana Wangi yang beralamat di Jalan Kebo Iwa Utara No.22 Denpasar.

Berbisnis di Bidang Food & Beverage

Nengah yang telah resmi mengundurkan diri sebagai karyawan dan memilih berfokus sebagai pengusaha ini kian percaya diri melebarkan kepak sayap bisnisnya. Ia mengembangkan lini usaha yang berbeda jalur dari sebelumnya yaitu usaha restoran dan akomodasi di Jatiluwih. Pemilihan lokasi usaha tidak lain karena daerah tersebut merupakan kampung halaman keluarganya. Selain itu, desa yang berada di Kecamatan Penebel tersebut tengah naik pamor menjadi desa wisata yang kian diminati para pelancong. Sehingga menjadi peluang yang sangat menjanjikan.

Dalam menjalankan bisnisnya, Nengah senantiasa mengedepankan kualitas produk dan pelayanan sehingga kepuasan konsumen menjadi hal yang diproritaskan. Komitmen itu membuat usahanya dengan cepat berkembang di tengah persaingan yang semakin kompetitif. Kemudian dibarengi oleh ketekunan dalam mendekatkan diri dengan Sang Empunya Kehidupan, membuatnya yakin jika keberhasilannya selama ini tidak terlepas dari campur tangan Tuhan.

“Saya sangat meyakini jika segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya atas kehendak Tuhan. Hampir setiap pagi setelah bangun tidur saya melaksanakan puja ke hadapan Beliau dengan harapan saya dapat melalui setiap tantangan dengan baik. Meski sering kali saya menghadapi cobaan, mulai dari merugi hingga milyaran rupiah hingga jatuh sakit, semua itu mampu saya hadapi hingga mampu bangkit seperti saat ini,” ujar Nengah mensyukuri kehidupannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!