Wisata Alternatif yang Edukatif, Pengalaman Unik Mencicipi Kuliner di Area Perkebunan Kopi
Wisatawan yang ingin berplesiran ke daerah Kintamani kini tidak perlu lagi merisaukan tempat tujuan bersantap makan. Pasalnya saat ini telah dibuka sebuah tempat pesinggahan di jalur wisata ke arah Kintamani yaitu Warung D’Yoni. Tidak hanya menyajikan kuliner mengenyangkan, tempat ini menawarkan panorama alam Bali yang masih asri. Lebih membanggakan lagi, tempat ini dikelola oleh putra daerah bernama I Komang Oka yang memiliki visi mengembangkan pariwisata di desa kelahirannya sendiri.
Di tangan seorang I Komang Oka, lahan yang bersisian dengan perkebunan disulap menjadi spot wisata yang unik. Tidak mau hanya sekedar menjadikan tempatnya sebagai restoran konvensional pada umunnya, Oka ingin membuat para pengunjung memiIiki kesan positif selama mengunjungi Warung D’Yoni. Sehingga ia pun merancang konsep restoran yang berlokasi di Br. Dinas Temen, Desa Penglumbaran, Kec. Susut, Kab. Bangli itu sedemikian rupa, baik dari segi menu maupun desain bangunan.
“Saya berprinsip membangun tempat tujuan wisata namun tanpa perlu merusak sumber daya alam. Berdasarkan pemikiran tersebut saya pun membangun tempat ini memanfaatkan material daur ulang selain menjaga eksistensi pepohonan sekaligus memperlihatkan konsep yang berbeda dari tempat wisata lainnya di Bali,” ujar Oka.
Benar saja, walaupun bangunan yang didominasi material kayu tersebut memanfaatkan bahan bekas pakai namun justru membuat daya tarik tersendiri. Apalagi di beberapa bagian bangunan sengaja dirancang khusus agar terlihat estetik. Seperti jembatan meliuk berbentuk huruf S yang membentang di atas perkebunan milik warga lokal. Jembatan yang memiliki atap ini tidak hanya menjadi jalan penghubung dua lokasi namun juga spot yang acap kali dipilih pengunjung untuk menyantap makanan mereka. Ada pula spot menarik lainnya yaitu anjungan yang sangat cocok dijadikan tempat berfoto.
Sebagai tempat makan, tentu saja menu hidangan yang akan disajikan menjadi elemen yang tak boleh diabaikan. Menu yang tersedia di Warung D’Yoni sangat bervariasi, mulai dari makanan khas nusantara, menu ala western, maupun menu otentik khas Kintamani siap menawar rasa lapar. Beberapa pilihan makanan yang ada yaitu cripsy duck, bebek betutu D’Yoni, mujair nyat-nyat atau goreng, iga, nasi goreng, dan lainnya. Sedangkan menu pelepas dahaga tidak kalah bervariasi mulai dari aneka jus hingga berbagai pilihan minuman dingin lainnya.
Minum Kopi di Tempat Asalnya
Konsep inovatif lainnya dikembangkan oleh Oka yaitu wahana wisata agrikultur. Tempat wisata yang berlokasi berdampaingan dengan Warung D’Yoni tersebut diberi nama Oka Agriculture Bali. Sesuai namanya, konsep wisata ini juga memiliki tujuan edukasi kepada wisatawan khususnya berhubungan dengan aktivitas pertanian dan perkebunan. Di Oka Agriculture Bali sendiri berfokus pada wisata edukasi tentang kopi yang merupakan komoditi unggulan warga setempat. Wisatawan dapat melihat proses penyajian kopi dari berbentuk biji hingga menjadi bentuk siap saji. Para pelancong ini pun diperbolehkan mencicipi aneka varian kopi atau pun teh yang disajikan dalam deretan cangkir.
Keputusan Komang Oka dalam membuat tempat wisata tersebut tidak lain untuk memperkenalkan potensi yang dimiliki daerah kelahirannya itu pada wisatawan. Umumnya wisatawan hanya mengetahui Bali sebagai tempat rekreasi semata, namun ternyata menyimpan potensi sumber daya alam yang jarang ditemui di tempat asal para wisatawan.
Tanaman perkebunan seperti kopi, jeruk dan produk rempah lainnya yang mudah ditemukan di daerah tersebut tidak hanya dapat diperjualbelikan sebagai barang mentah. Melainkan juga dapat diolah hingga menambah nilai jual barang itu sendiri. Hal itu terlihat pada upaya memadukan kopi dengan bahan makanan lainnya. Seperti menu Kopi yang dipadupadankan dengan santan, menjadikan sajian kopi yang nikmat dan gurih. Bahkan menjadi best seller di tempat tersebut. Menjadi lebih nikmat karena menyeruput kehangatan kopi di tempat asal kopi itu sendiri.
Motivasi
Usaha Oka Agriculture yang dirinting Komang Oka memang sudah berjalan sejak 2006 dan Warung D’Yoni yang baru dikembangkan tahun 2019 ini telah mulai dikenal sebagai tempat tujuan wisata alternatif, khususnya bagi wisatawan yang ingin melihat keelokan Pulau Bali dari perspektif yang berbeda. Tidak hanya wisatawan domestik, tempat ini juga acap kali dikunjungi oleh wisatawan mancanegara.
Di balik keberhasilan sosok Komang Oka sebagai pioner anak muda yang gigih membangun ekonomi dari desa, nyatanya lika-liku perjuangan yang pernah dilalui juga tidak mudah. Banyak tantangan hidup yang harus dihadapi agar bisa menapaki tangga kesuksesan. Cerita perjuangan itu dimulai tatkala ia merantau ke Denpasar untuk melanjutkan kuliah. Putra dari pasangan yang berprofesi sebagai petani ini yakin dapat mengembangkan taraf hidup di industri pariwisata. Karena itu sekolah tinggi pariwisata menjadi pilihannya untuk menimba ilmu.
Di perantauan ia mendapat bekal dari orangtua namun tidak serta merta ia bisa hidup dalam kesejahteraan. Justru ia merasa takut membebani orangtuanya lebih jauh lagi.
Sehingga keinginan berbakti pada orangtua memotivasi Oka untuk bekerja sembari merampungkan kuliahnya. Pekerjaan yang dipilihnya untuk menyambung hidup yaitu menjual sandal buatan tangan, baik kepada teman maupun ke orang yang belum dikenalnya. Melalui kerja kerasnya itu ia pun cukup membiayai hidupnya di Denpasar.
Setelah lulus kuliah barulah Oka semakin mantap terjun ke dunia kerja khususnya di industri pariwisata. Melalui pengalaman kerja bertahun-tahun di bidang hospitality, ia pun memiliki bekal pengetahuan melayani para wisatawan. Kemampuan itulah yang ingin ia aplikasikan di desa kelahirannya yang selama ini hanya menjadi jalur lalu lalang wisatawan ke tempat wisata di daerah lainnya. Hingga saat ini ia pun berhasil mewujudkan impiannya yakni mengembangkan pariwisata di desa kelahirannya.
Oka pun berpesan kepada generasi muda yang masih berjuang di luar sana agar tidak mudah patah semangat meraih cita-cita. Sebab dirinya pun telah membuktikan manisnya buah hasil kerja keras dan ketekunan yang presisten. Selain upaya kerja keras, Oka juga berpesan agar berani mengembangkan skill di luar zona yang selama ditekunk.
Menurutnya untuk bertahan di era persaingan seperti saat ini, multitalenta sangat diperlukan agar bisa mengembangkan potensi di berbagai sektor kehidupan. Sehingga bila menemui kegagalan di salah satu bidang, maka potensi di bidang lainnya pun masih terbuka lebar untuk ditekuni.