Kiat Sukses Menjaga Eksistensi Bisnis di Tengah Krisis

Pandemi selama 2 tahun ke belakang mengajarkanbanyak hal khususnya kepada para pelaku usaha. Salah satunya soal mengatur strategi yang bertujuan menjaga keberlangsungan usaha di tengah krisis ekonomi yang tak pasti ujungnya. Bagi sebagian pihak yang salah mengatur strategi, berujung pada kegagalan hingga berakhir gulung tikar. Namun ada pula kelompok pengusaha yang masih dapat bertahan atau justru memanfaatkan momentum untuk mencari celah peluang baru. Lantas, apa rahasia dari mereka yang berhasil mempertahankan usahanya di tengah pandemi?

Salah satu sosok entrepreneur yang masih mampu bergeliat di dunia usaha selama krisis di masa pandemi, yaitu pengusaha kayu bernama Sagik. Pria yang sudah berkecimpung di industri timber work di Bali selama 24 tahun ini, tetap bisa produktif dalam melayani para konsumennya. Pemilik CV Bali Jaya Profil ini mengatakan memang ada penurunan permintaan hanya saja masih dikategorikan wajar.

Pihaknya pun masih optimis terhadap prospek industri kayu saat ini mengingat kayu sebagai bahan baku konstruksi bersifat primer, alias hampir semua proyek konstruksi pasti memerlukan kayu untuk mendukung kegiatan pembangunan arsitektur maupun pembuatan elemen interior bangunan. Justru di saat momentum pandemi ini, Sagik menyadari bahwa selama ini ia belum terlalu mengeksplorasi peluang di berbagai macam ceruk pasar. Maka di saat pandemi, ia mulai mencoba menjangkau market yang belum diraih sebelumnya, misalnya jika dahulu segmentasi market-nya didominasi oleh kontraktor atau developer properti yang berfokus di industri hospitality, maka sekarang ia mulai menyasar target market yang lebih bervariasi.

CV Bali Jaya Profil

Beralamat di Jl. Kebo Ireng no. 1, Denpasar Barat, CV Bali Jaya Profil menyediakan berbagai produk mebel dan furnitur berbahan kayu, seperti kusen, pintu, jendela, list kayu dan sebagainya. Jenis kayu yang ditawarkan bervariatif, tergantung pada permintaan produk dari para konsumen. Di antaranya yang paling sering diminta yaitu jenis kayu Bengkirai, Merbau, Kamper, Ulin, Jati, Nyatoh dan lainnya. Kilas balik perjalanan Sagik di dunia usaha, dimulai saat ia pertama kali merantau ikut sang saudara ke Kota Surabaya. Di sana ia diajak untuk bekerja di sebuah perusahaan kayu yang sudah cukup lama eksis. Kemudian pada tahun 1998, Sagik ditunjuk perusahaan tempat ia bekerja untuk meluaskan jangkauan usaha ke Bali. Selama 12 tahun ia bekerja sembari menyerap pengalaman soal pengelolaan usaha perkayuan. Tiba di tahun 2010, Sagik memutuskan mantap memulai karier sebagai wirausahawan setelah mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja selama belasan tahun.

Proses merintis usaha terbilang tidak mudah, diawali dengan tantangan dalam memperkenalkan brand usaha. Sejak pertama kali mengawali usaha, Sagik berkomitmen untuk mengutamakan kualitas produk serta berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan menghadirkan pelayanan maksimal. Selain itu unsur legalitas menjadi hal krusial yang tak pernah ia abaikan. Semua produk kayu yang dipasarkan merupakan hasil karya pengrajin yang dibuat dari kayu bersertifikat. Hal ini merupakan upaya Sagik sebagai pengusaha untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alam.

Melalui konsistensi menjaga kualitas produk, layanan dan servis purna jual, Sagik pun berhasil membangun kepercayaan dengan para relasi. Itulah menjadi kiat suksesnya hingga mampu menjaga eksistensi usaha sampai saat ini. Sampai kapan pun ia akan tetap memegang prinsip usaha tersebut, karena bagaimanapun usahanya dapat berkembang berkat dukungan dari para pelanggan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!