Keberanian Setiap Langkah dalam Mengejar Karier hingga Kembali ke Pelukan Kampung Halaman

Dalam dunia yang penuh dengan kompetisi dan perubahan yang cepat, keberanian adalah karakter yang sangat jelas dimiliki Wayan Mustika dalam merintis kariernya. Ia pun tak pernah bertahan di satu perusahaan lebih dari satu tahun. Baginya, peluang adalah sebuah mata uang yang harus diperjuangkan dengan keras. Setiap kali ada kesempatan untuk mendapatkan gaji yang lebih tinggi dan tantangan yang lebih menarik dalam bidang Desain Interior, ia tidak ragu mengambil langkah berani tersebut.

Tamat kuliah pada tahun 2007, Wayan Mustika segera memulai perjalanan kariernya dengan bekerja di perusahaan kontraktor di Kedonganan, menduduki posisi sebagai seorang desainer. Namun, Wayan tidak pernah puas dengan status quo. Ia selalu merindukan tantangan baru dan peluang yang lebih besar dalam bidang Desain Interior. Setahun setelah memulai kariernya, Wayan Mustika membuat keputusan besar dalam hidupnya yakni menikah. Meskipun pernikahan adalah salah satu momen yang sangat penting, Wayan dan pasangannya memilih untuk mengadakan pernikahan sederhana, mereka sadar mereka masih dalam proses merintis karier. Dengan tekad yang sama, mereka memutuskan untuk hidup mandiri dengan nge-kos di Jl. Goa Gong, Bukit, Jimbaran, sambil terus memperjuangkan finansial mereka.

Sebulan setelah nge-kos, Wayan dan istrinya merasa siap untuk mengambil langkah lebih besar. Mereka mengontrak sebuah rumah, masih di Jimbaran, dekat dengan landmark Garuda Wisnu Kencana (GWK). Mereka menikmati waktu mereka selama 1,5 tahun di rumah kontrakan tersebut. Belum usai di sana, Wayan dan istri mengambil langkah besar meminjam dana di LPD untuk membeli tanah yang bersebelahan dengan rumah kontrakan mereka. Keputusan ini tidak diambil dengan enteng, tetapi mereka merasa ini adalah langkah yang perlu untuk menciptakan stabilitas dalam hidup mereka.

Sementara itu, Wayan juga terus mengembangkan kariernya, ia pindah bekerja ke Aston Kuta, tempat ia diterima sebagai anggota tim Inhouse Interior. Seperti sebelumnya, ia tidak bertahan lebih dari setahun di posisi ini. Pria asal Pupuan, Tabanan ini, juga pernah bekerja di Ramayana Hotel dalam kurun hitungan bulan pada posisi interior. Akhirnya di akhir tahun 2009, Wayan Mustika menemukan panggilannya merintis bisnis sendiri bernama Inside Woodwork. Mendirikan usaha tersebut adalah sebuah impian yang telah lama ia kejar, terlebih dengan koneksi dan relasi yang dimilikinya di dunia konstruksi, Wayan merasa siap untuk menghadapi tantangan dalam berbisnis. Proyek pertama Inside Woodwork datang dari mantan bos Wayan di perusahaan sebelumnya. Proyek ini melibatkan pengisian kitchen set di rumah tinggal mantan bosnya. Kepercayaan yang diberikan oleh mantan bos tersebut menjadi titik awal yang penting dalam membangun reputasi bisnis Wayan.

Wayan tidak hanya mengandalkan pengalaman dan koneksi pribadinya, tetapi juga mendapat dukungan dari kerabat yang berkecimpung dalam bidang yang sama. Bersama-sama, mereka melaksanakan proyekproyek yang sebagian besar berlokasi di Singaraja. Demi waktu, Inside Woodwork mulai berkembang dan meraih proyek-proyek di daerah-daerah seperti Lombok dan Yogyakarta. Pada saat ini, bisnis Wayan sudah memiliki banyak klien yang selalu mempercayakan proyek-proyek mereka kepadanya.

Melihat semangat Wayan Mustika dalam merintis karier dan bisnisnya, seseorang mungkin akan terkejut saat menanyakan apa yang menjadi targetnya selanjutnya. Namun jawabannya sederhana, “Saya adalah anak tunggal, jadi saya ingin kembali ke kampung halaman dan hidup sebagai bagian dari masyarakat desa”. Maka target Wayan selanjutnya ialah bisnis Inside Woodwork ini akan berjalan secara otomatis. Ini adalah bukti bahwa meskipun mengejar kesuksesan dalam karier dan bisnis adalah hal yang penting, tidak ada yang bisa menggantikan hubungan dengan keluarga dan akar kita sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!