Transformasi Alit Aditya dalam Menghadapi Insecurity sebagai Lulusan SMK yang Menginspirasi
Alit Aditya memilih jalur karier yang tidak konvesional di bidang teknik. Setelah lulus dari SMKN 1 Denpasar, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikan tinggi dan langsung bekerja, demi segera mendapatkan penghasilan. Ia memulai kariernya sebagai daily worker di sebuah hotel di Sanur, kemudian menjadi staf engineering selama lima tahun. Awalnya ia mengira pekerjaannya di hotel tersebut akan menjadi tempat ia bekerja hingga pensiun, karena sudah terlanjur nyaman dan ia hanya berlatar belakang pendidikan SMA. Ia pun merasa kurang percaya diri untuk beradaptasi lagi di lingkungan baru.
Hingga suatu ketika ada dorongan dalam dirinya untuk bekerja di hotel bintang lima, di mana ia akan menemukan sistem engineering yang besar dan kompleks. Selama beberapa tahun, ia pun beberapa kali pindah, sempat bekerja di Kuta selama setahun, kemudian pindah ke Seminyak dan bekerja hanya tiga bulan saja. Ia juga pernah menjadi bagian dari tim pre-opening hotel baru di Kuta yang memberikannya banyak pelajaran dan pengalaman yang tidak ia temukan di pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.
Tak sampai di sana, Alit Aditya memberanikan dirinya untuk melamar sebagai supervisor dan ia diterima di sebuah hotel di Umalas. Kemudian dibukanya hotel bintang lima, The Trans Hotel, ia sempat melamar sebagai staf engineering, namun ia ditolak, setelah pertemuannya dengan Bapak Made Arta, Director of Engineering dari The Trans Hotel, yang menyarankan untuk melanjutkan kariernya sebagai supervisor. Ia melanjutkan langkahnya ke Amnaya Resort Kuta yang sekaligus mempertemukannya sosok mentor, Made Budiarta yang mengajarkannya tentang leadership dan membuatnya masuk dalam komunitas yang mempertemukannya dengan chief engineering lainnya. Dari lingkungan yang positif tersebut, tekadnya pun semakin bulat untuk mengakhiri zonanya sebagai karyawan yang kurang lebih 14 tahun ia jalani. Ia pun putuskan untuk memulai bisnisnya sendiri, tepat di tengah pandemi Covid-19. Ia melihat ini sebagai momen yang tepat, kebetulan ia sudah memiliki pekerjaan sampingan yang sesuai dengan pengalaman dan keterampilannya dalam industri perhotelan.
Alit Aditya kemudian melegalkan pekerjaan sampingannya menjadi bisnis yang berbasis di bidang perhotelan yang terkait dengan teknik kelistrikan, waterproofing, perawatan kolam renang, perawatan peralatan dapur, perawatan exhaust hood dan lainlain pada awal tahun 2021. Bisnis tersebut bernama CV Tunas Karya Utama. Saat masa-masa merintis, tak dipungkiri ia sempat mengalami kehabisan modal dan akhirnya menghubungi rekan-rekannya, termasuk para chief engineering yang ada di dalam komunitas yang ia ceritakan sebelumnya untuk mendapatkan proyek. Jaringan dan hubungan yang telah terjalin sebelumnya sangat membantu dalam mengatasi tantangan bisnisnya. Kini progres CV Tunas Karya Utama telah memiliki klien yang telah repeat order seperti Discovery Hotel Bali, Peppers Seminyak dan Capella Ubud. Bahkan bisnisnya telah berkembang hingga ke Makassar dalam sebuah proyek beach club di tengah kota. Selain dari segi bisnis, dalam pengembangan pribadinya, Alit Aditya yang awalnya enggan terlibat dalam teori-teori kuliah, mendapatkan kepercayaan sebagai asesor pada tahun 2018. Ia telah menyertifikasi sekitar 500 engineer untuk memenuhi standar hotel bintang lima.
Tak pernah terbayangkan dalam hidupnya, bahwa Alit Aditya akan mencapai puncak kariernya dengan membangun bisnis dan perkembangan skill pribadinya. Baginya yang pernah dianggap tak memiliki masa depan, ini adalah sebuah titik balik dan bukti nyata akan dukungan dari orang tua dan restu Sang Pencipta. Semua ini juga terwujud berkat kerja kerasnya dan berani mengambil kesempatan. Ia pun tak lupa berbagi pesan berharganya kepada generasi muda, “Tekuni dengan sepenuh hati apa yang menjadi passion kita, dan jangan lewatkan kesempatan yang hanya datang sekali. Bahkan ketika kita mengikuti passion dan bekerja keras, impian kita bisa menjadi kenyataan, bahkan di tengah tantangan yang besar,” pungkas Alit Aditya.