Kafe Unik dengan Nuansa Perpaduan antara Co-Working Space dan Seni di Canggu

Masa pandemi merupakan titik balik kehidupan masyarakat Bali. Di mana, di masa ini banyak pengusaha yang mengalami permasalahan serius terutama di bidang usaha. Namun bagi sebagian besar orang, masa pandemi tidak menjadikan semangat dan optimisme mereka menurun. Banyak pengusaha memanfaatkan momen tersebut dengan tetap mempertahankan usahanya bahkan mendirikan usaha baru meskipun dunia sedang mengalami krisis. Seperti yang dilakukan dua pemuda kebanggaan Bali, Ida Bagus Raka Rama Govinda Putra bersama sahabatnya Komang Agus Febri Hantareja mendirikan sebuah kafe dengan nuansa unik di daerah Canggu, Kuta yang diberi nama Asha Café.

Asha Café merupakan kafe yang memiliki konsep berbeda dari kafe pada umumnya yaitu perpaduan antara sebuah co-working space dan kreativitas musik pada malam hari. Sebuah tempat yang nyaman, di mana para komunitas dapat menyalurkan aspirasinya lewat beragam acara yang diadakan di kafe yang menawarkan keindahan pemandangan sawah. Hal ini yang membuat Asha Café menjadi pilihan terbaik bagi para pengunjung. Untuk bisa mencapai semua ini, tentunya melalui proses yang tidak mudah. Keberanian Raka dan Hantareja untuk tetap membuka usaha di masa pandemi patut diacungi jempol.

Raka dan Hantareja

Berangkat dari latar belakang keluarga yang berbeda, pertemuan Raka dan Hantareja dalam komunitas anak skate membuat keduanya mencetuskan keinginan untuk membuka sebuah usaha. Memiliki visi dan misi yang sama serta latar belakang pendidikan yang bergerak di bidang hospitality membuat keduanya optimis membuka usaha kafe. Berkat dukungan keluarga keduanya akhirnya berani mendirikan usaha lewat pengalaman yang dibangun sebelumnya. Raka yang dulunya seorang dosen Elizabeth International jurusan pastry dan Hantareja yang sempat bekerja di salah satu hotel di Miami, Florida. Mulai bekolaborasi untuk membangun sebuah kafe yang menawarkan tempat yang dapat dijadikan wadah para komunitas untuk mengekspresikan kreativitas mereka terutama di bidang musik DJ yang menjadi karakter khas Asha Café.

Kesuksesan Asha Café tidak terlepas dari dukungan keluarga dan orang terdekat keduanya. Dengan latar belakang ayah yang bergerak di bidang hospitality dan ibu seorang akuntan, sejak kecil Raka telah berkeliling Indonesia mengikuti orang tuanya untuk bekerja. Hal ini yang membuat mental dan karakter Raka mulai ditempa sehingga Raka tumbuh sebagai anak yang memiliki pikiran terbuka dan prinsip sendiri. Kegagalannya mengenyam pendidikan di bidang administrasi perhotelan tidak menyurutkan semangatnya untuk berkiprah di bidang hospitality. Titik balik kariernya terjadi ketika ia menjadi seorang tenaga pengajar di bidang pastry Elizabeth International dan ilmu yang ia dapat berdasarkan pengalaman tersebut ia terapkan dalam usahanya di Asha Café.

Berbeda dengan Hantareja yang memiliki latar belakang keluarga seorang pengusaha handicraft. Kejatuhan usaha keluarga Hantareja saat peristiwa bom Bali yang menghantam seluruh perekonomian Bali pada saat itu membuat Hantareja ikut merasakan dampaknya, sehingga ia belajar dari peristiwa tersebut dan memutuskan untuk berkiprah di dunia bisnis seperti orang tuanya. Berbekal dengan pengalamannya di Miami, Florida, Hantareja bekerja sama dengan Raka membentuk sebuah kafe yang mana tidak hanya menjadikan Asha Café sebagai co-working space tetapi juga menawarkan sebuah hiburan pada malam hari lewat musik DJ.

Harapan Raka dan Hantareja untuk Asha Café ke depannya adalah mereka akan mengadakan ekspansi usaha selain itu membuat konsep baru yang nantinya berdampak pada perkembangan usaha keduanya. Selain itu, mereka berpesan untuk para generasi muda yang ingin berkecimpung di dunia bisnis agar lebih berani menunjukan ciri khas yang otentik dan tetap maju melewati tantangan yang akan membawa kita menuju kesuksesan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!