Upgrade Potensi Sembari Mengenyam Pendidikan ? Tidak Harus Selalu Menyurutkan Semangat Sekolah hingga Tamat
Lagi-lagi, kisah seorang arsitek muda yang terinspirasi dari sang paman untuk terjun di profesi yang sama. Hanya saja, ditambahkan I Gede Yogiantara atau kita panggil saja Yogi ini, saat itu pamannya sebenarnya sebagai kontraktor, namun sebagian besar orang saat itu menganggapnya sebagai arsitek, termasuk dirinya. Salah kaprah tersebut ternyata tak sepenuhnya fatal, bahkan jalannya cukup aman dalam upgrade potensi dengan bekerja sebagai freelancer sejak SMK hingga kuliah. Tanpa harus menyurutkan semangatnya menempuh pendidikan hingga tamat.
Pada Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan, SMK 1 Denpasar, Yogi melanjutkan sekolahnya. Para guru yang melihat anak didiknya berkompeten, ditunjuk untuk terlibat dalam proyek yang mereka garap, Yogi salah satunya. Ia bangga sekaligus menjadi pengalaman berharga baginya, menjadi pembekalan situasi lapangan pekerjaan, sebelum menjalani profesi arsitek seutuhnya. Saat liburan satu bulan penuh, pria kelahiran Los Palos (Timor Leste) 5 Februari 1997 ini, pun tak kuasa menahan rasa bosan, ia kemudian mencoba bekerja di sebuah kantor kontraktor yang berfokus pada desain interior. Awal rencana hanya berniat mengisi liburan, nyatanya pemilik bisnis menyediakan waktu yang fleksibel untuknya, demi dirinya tetap bergabung, dikarenakan ia satu-satunya karyawan yang memiliki latar belakang di bidang yang dibutuhkan.
Akhirnya sampai semester VI kuliah, Yogi masih bekerja di studio yang berlokasi di Panjer tersebut. Pilihannya pun jatuh pada Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Warmadewa, tanpa mencoba ujian masuk di kampus negeri, agar bisa memilih kelas malamnya. Tak hanya berlaku pada dirinya, teman-temannya satu angkatan pun cenderung berperilaku yang sama, dengan melanjutkan ke kampus swasta.
Sebelum lulus tahun 2019, Yogi juga sempat bekerja sebagai freelancer di kantor kontraktor untuk mengupgrade potensinya. Dari sana, relasi dan wawasannya semakin luas, membuatnya percaya diri untuk mendirikan studio sendiri bernama “Bwins Architect” yang berlokasi di Jl. Kebo Iwa Utara, Gg. Batu Aji, Padangsambian Kaja. Cikal bakal adanya bisnis ini, saat ia sering mendapatkan tugas kelompok semasa kuliah di tahun 2017, kemudian menemukan chemistry yang cocok dalam bekerja sama, Bwins Architect akhirnya berorientasi pada penggarapan proyek klien yang lebih serius dan memacu adrenalin.
Proyek perdana yang dipercayakan Yogi dan kawankawan ialah sebuah properti vila pada tahun 2019. Menyusul dengan proyek-proyek selanjutnya di antaranya private house di Jakarta, private villa di Canggu, design bedroom hotel, design bathroom dan design gate villa. Sampai memasuki panasnya kasus pandemi Covid-19 di Indonesia. Bila kebanyakan para entrepreneur maupun wirausahawan mengisi kesenjangan waktu mereka saat pandemi dengan berinovasi, berbeda dengannya, yang dalam hal ini sangat disyukuri oleh pria yang hobi bermain bola ini. Ia seakan tak memiliki waktu untuk itu, karena proyek yang sudah kadung berjalan, syukurnya tak mengalami pembatalan di tahun 2019.
Hingga tak terasa kesibukannya yang cukup menyita waktu, mengantarkan Yogi dan tim sukses berhasil mengeksiskan Bwins Architect sampai saat ini. Dengan mematok harga di ambang wajar, karena beadaptasi dengan permintaan klien yang masih enggan membayar dengan harga tinggi, namun tak dipungkiri mereka juga berhati-hati agar tak tergiur dengan harga murah. Dalam pemilihan proyek, Yogi pun tak pilih kasih dalam pengerjaannya, besar atau kecil baginya semua itu sama-sama harus memiliki kualitas, karena akan menjadi saksi portofolio Bwins Arcitect di calon para relasi selanjutnya.