Berawal dari Ketidaksengajaan kemudian Memperkenalkan Dunia Kopi dengan Inovasi dan Edukasi

Indonesia yang beriklim tropis, cocok ditanami berbagai macam tanaman pertanian maupun perkebunan. Salah satunya tanaman kopi, menjadi usaha yang banyak dilirik masyarakat saat ini, khususnya anak muda. Wiliam Edison salah satunya, anak rantau yang perkenalannya dengan dunia kopi berawal dari ketidaksengajaan. Dari membuka coffee shop hingga menciptakan mesin roasting dalam negeri.

Di balik berdirinya One Bean Coffee & Roastery yang beralamat di Jl Bali Deli No. 89 Seminyak, Kuta Utara. Sosok pemilik usaha tersebut, Wiliam Edison merupakan anak rantau asal Bagansiapiapi, Sumatera Utara, di mana orangtua bekerja sebagai nelayan dan ibu berusaha memenuhi kebutuhan hidup dengan berjualan kue. Anak ke-9 dari 9 bersaudara ini pada masa itu hidup dengan sangat sederhana dan kesulitan untuk biaya sekolah, terutama kakak-kakaknya.

Di saat akan melanjutkan kuliah, Wiliam nekat merantau ke Bali. Alumni Sekolah Tinggi Ilmu Komputer (STIKOM) ini, sembari kuliah ia isi waktu luangnya dengan bekerja sebagai mandarin sales coffee representative di pabrik kopi Bali. Berawal hanya iseng menerima tawaran pekerjaan, ternyata menjadi awal mula ia mengenal dan tertarik dengan dunia kopi, minuman merakyat yang ternyata mampu dihargai dengan nominal yang tinggi.

Aktivitasnya sebagai mandarin sales coffee representative berlangsung hingga pria lulusan teknologi informatika (TI) ini, menyelesaikan kuliahnya kurang lebih empat tahun. Tak hanya ilmu dari universitas yang ia terima, pengalaman bekerja di pabrik kopi pun menjadi salah satu keputusan terbaik yang ia ambil dalam hidupnya, karena ternyata memiliki pengaruh dalam perjalanan kariernya. Selepas kuliah, Wiliam ingin mencoba tantangan baru selanjutnya, ia direkrut oleh perusaahaan asal Taiwan yang bergerak dibidang hasil perkebunan, khususnya getah pinus untuk diekspor.

Dengan lokasi kerja di Toraja, Sulawesi Selatan membuat Wiliam semakin semangat dalam menekunin kopi yang ada di Indonesia terutama di Tana Toraja yang terkenal sebagai salah satu penghasil biji kopi terbaik di Indonesia.

Menciptakan Mini Coffee Roaster W600i

Selama dua tahun bekerja, Wiliam mendapatkan ilmu tentang kopi asli Toraja, dari proses pertanian, pengolahan hingga pemasaran. Setelah berhenti dari pekerjaan tersebut, dari modal tabungan hasil pekerjaannya, ia kemudian nekat untuk membangun usaha. Kendala yang sangat ia rasakan dalam merintis usaha kopi ialah proses dalam pengolahan biji kopi tersebut. Meski Indonesia termasuk negara penghasil kopi nomor empat di dunia, namun masih sangat kurang dalam penyediaan mesin pengolahannya.

Padahal dengan adanya mesin pengolahan kopi, akan dapat membantu perekonomian petani dalam menghasilkan kopi yang berkualitas, dimulai dari penyortiran, pengeringan, pengupasan, penyangraian, penggilingan/penghalusan biji kopi, pengemasan hingga penyimpanan kopi yang dihasilkan. Wiliam pun memiliki ide untuk mempelajari proses ini sembari ia membuka sebuah stan kedai kopi sederhana.

Untuk mesin pengolahan, Wiliam bekerja sama dengan sepupunya yang ada di Jakarta. Singkat cerita setelah melakukan beberapa kali praktik pengolahan kopi secara otodidak, di tahun 2010, ia berhasil menciptakan mesin roasting “Coffee Roaster W600” yang mampu bekerja secara manual, dan mengolah biji kopi sebanyak 1 kg per sekali olahan, dalam waktu 10-15 menit.

Terobosan tersebut kemudian ia promosikan di media sosial dengan menampilkan video untuk lebih meyakinkan masyarakat. Dengan harga 7 juta rupiah, mesin tersebut berhasil dijual kepada pembeli asal Gayo, daerah yang lekat dengan budaya minum kopinya.

Pada tahun 2014, tak sedikit yang meniru kesuksesan mesin yang diciptakan William, namun terlepas dari kejadian tersebut, hal yang tidak boleh diabaikan bagi William ialah bekal ilmu yang menggunakan mesin tersebut. Ia pun membuka kelas “Teknik dan Manajemen Roasting bagi Seorang Roaster”. Kelas ini sudah ia buka beberapa kali di Bali dan menggelar showroom di Tangerang.

Pengalaman demi pengalaman mengenal kopi, Wiliam banyak mengambil pelajaran, bukan hanya soal produk kopi itu sendiri, tapi inovasi dan edukasi yang harus terus berlanjut. Dengan mengolaborasikan dua hal tersebut, ada baiknya harus ada passion di bidang yang sama. Agar dalam menjalani prosesnya, ada ketekunan dan pantang menyerah untuk menjadi profesional.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!