Teguh Memegang Prinsip Bantu Wujudkan Transformasi Kehidupan Gemilang
Berbekal pengalaman sebagai tour guide pada masanya mendorong keyakinan Yono Supratikno untuk melakukan berbagai inovasi yang kelak membawanya pada kesuksesan. Keberaniannya mengambil keputusan merantau ke Bali dengan harapan mampu mengubah nasib, kini membawa hasil yang positif. Berkat usaha dan kerja keras Yono mampu mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyewaan mobil diberi nama Bali On Tours. Hal tersebut menjadi sebuah bukti bagaimana Yono mampu melewati pasang surut kehidupan sehingga membawanya sampai pada titik ini.
Kepercayaan dan kejujuran merupakan modal utama Yono dalam memimpin usaha. Sebagai lulusan SMP, tidak menyurutkan semangat Yono dalam mewujudkan impiannya. Kemampuan berbahasa asing seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Belanda dikuasainya dengan baik, sehingga mampu menarik pasar luar negeri khususnya pasar Eropa. Pandemi Covid-19 mengharuskannya untuk beradaptasi dengan menerima tamu domestik demi mempertahankan eksistensi usahanya kala itu. Berbagai inovasi telah ia upayakan salah satunya penyewaan mobil lepas kunci. Meskipun saat itu tengah berada di titik nadir, Yono bersama sang istri tetap berusaha berbagi sembako kepada yang membutuhkan dan syukurnya ada bantuan dari pemerintah, donasi dari warga Belanda, dan juga dari negara lain yang ikut membantu menyalurkan sembako ke warga lokal yang diharapkan bisa mengurangi beban kebutuhan sehari-hari.
Sebagai anak yang dibesarkan dalam keluarga petani, tidak mudah bagi Yono untuk mewujudkan keinginan sederhana seperti menginginkan sepeda melihat keadaan di mana memenuhi kebutuhan sehari-hari pun terasa sulit. Untuk itu Yono berinisiatif menggembala satu ekor kambing milik tetangga yang hasilnya diterima untuk membayar biaya sekolah. Sempat memilih untuk menjual gorengan selama 3 bulan, Yono juga membantu orang tua bekerja di perkebunan kopi. Tak dapat dipungkiri, Yono pun mengalami kecemburuan sosial mengingat keadaan perekonomian keluarga kala itu tidak mampu memenuhi keinginannya sebagaimana keinginan anak-anak pada umumnya.
Sebagai siswa SD yang berprestasi, Yono selalu menjadi bagian dari ranking 10 besar. Namun, terbentur permasalahan ekonomi mengharuskan Yono mengubur keinginannya untuk melanjutkan sekolah hingga jenjang SMA. Kehidupan di masa itu di mana keluarga Yono tidak mampu membayar listrik, Yono menggunakan lampu minyak tanah. Mencari kayu bakar dan memberi makan kambing menjadi aktivitas sehari-harinya kala itu. Yono tinggal bersama 6 orang dalam satu rumah. Baginya, orang tua merupakan bagian yang paling berarti dalam hidupnya. Hingga saat ini, Yono berjanji untuk berusaha sebaik mungkin menjaga serta membahagiakan orang tua sebab orang tua merupakan motivasi besar untuk Yono mengubah nasib. Membantu sesama ketika telah mencapai kesuksesan merupakan pesan yang paling diingat Yono hingga kini.
Suramnya kehidupan masa kecil Yono dalam hal ekonomi menjadi momen tak terlupakan yang membuat dirinya dipacu oleh dorongan kuat untuk bertahan hidup. Upaya yang dapat ia lakukan di masa itu ialah bagaimana caranya menjual sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang lebih daripada sebelumnya. Sebelumnya, ia mengaku bahwa keinginan melanjutkan pendidikan muncul ketika paman Yono mengharapkannya sebagai TNI namun ditolak olehnya lantaran tidak ingin membalas Budi. Akhirnya, Yono memilih untuk merantau ke Bali untuk bekerja. Pada umur 15 tahun, Yono pergi merantau ke Bali dan bekerja di sebuah jasa sablon batik di daerah Tangkuban Perahu. Tidak mudah bagi Yono untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Sempat terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat seperti merokok dan minum arak, mengharuskan Yono untuk kembali ke Malang dijemput oleh ayah.
Berselang 2 bulan sejak kepindahannya ke Malang, Yono memutuskan untuk kembali datang ke Bali namun kali ini dengan pola pikir berbeda. Keinginan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh menguatkan niat Yono untuk mengubah nasib dengan sebaikbaiknya. Datangnya orang asing ke tempat sablon batik membawa angin perubahan bagi Yono, di mana pada saat itu seorang Tour Guide datang mendampingi orang asing. Melihat besarnya penghasilan Tour Guide saat itu membuatnya tertarik untuk terjun langsung di dunia pariwisata.
Dengan modal tekad dan ketekunan, Yono mulai mempelajari Bahasa Inggris dan berlatih menyetir mobil yang kelak akan membantunya saat bekerja sebagai Tour Guide. Karier Yono sebagai Tour Guide dimulai dengan keseharian Yono mendatangi daerah Kuta tepat di depan hotel Kartika Plaza mengendarai mobil L300, namun selama 5 bulan Yono belum memperoleh pendapatan. Untuk itu pertama-tama, Yono mengikuti paman mengerjakan tugas seperti mencuci mobil. Yono memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan kargo. Di sana Yono mengalami perlakuan tidak mengenakan berupa perundungan verbal dari atasan. Hal tersebut dijadikan motivasi bagi Yono yang mana tak lama kemudian ia pergi meninggalkan tempat kerja dan memberikan pembuktian bahwa meskipun lulusan SMP, dirinya mampu untuk menjadi orang sukses. Di tengah kondisi perekonomian yang kian membaik, Yono memutuskan untuk menikah dengan pujaan hati.
Kini, Yono telah memiliki 12 unit pribadi dengan mobil titipan sebanyak 114 mobil. Hal tersebut diluar ekspektasi Yono sebelumnya. Sederet pengalaman membawa transformasi luar biasa dalam perjalanan hidup Yono. Dengan tetap memegang prinsip ingin mengubah hidup, kini kemampuan Yono dalam melihat peluang mendorongnya untuk melakukan berbagai inovasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Tidak hanya itu, mengingat suksesnya Yono kini tidak terlepas dari dukungan orang-orang terdekat. Yono memiliki harapan besar akan perkembangan usahanya untuk itu etos kerja keras tetap dipegang kuat olehnya. Yono pun mengajak untuk berani melangkah mandiri demi mewujudkan cita-cita luhur terciptanya perubahan hidup yang berarti di masa depan.