Meningkatkan Peluang Bisnis dengan Berani Menyongsong Tantangan Daring

Ni Putu Sahareva Paraddhani, yang lahir di lingkungan yang didominasi oleh pegawai negeri sipil, tidak lagi merasa tertarik untuk menjadi bagian dari sistem tersebut. Meskipun ia menyadari bahwa ia dapat dengan mudah bergabung menjadi bagian dari instansi tersebut, namun ia memilih untuk mengejar jalur yang berbeda. Terdapat suatu peristiwa yang menimpa keluarganya yang membuatnya merasa semakin enggan untuk menjadi hanya seorang pegawai biasa. Peristiwa tersebut telah mengubah pandangannya tentang bekerja di sektor publik atau swasta, dan memicu ambisi untuk melakukan sesuatu yang lebih besar dari sekedar menjadi pegawai.

Sahareva memiliki tekad kuat untuk berwirausaha setelah mengalami perubahan pandangan hidup, akibat ayahnya yang terserang stroke. Meski ibunya menyarankan untuk mengambil pekerjaan dengan penghasilan yang stabil, namun Sahareva tetap gigih mempertahankan pendiriannya untuk berwirausaha, yang berbeda dengan profesi keluarganya yang mayoritas bekerja sebagai PNS dan karyawan swasta. Demi menyenangkan hati ibunya, Sahareva sempat bekerja di hotel, Namun, ia merasa posisinya di back office tidak cocok dengan kepribadiannya yang suka berinteraksi dengan banyak orang. Setelah beberapa waktu bekerja, ia akhirnya memutuskan untuk mundur dan fokus mengembangkan bisnis online yang telah digarapnya sejak kuliah.

Sahareva tak kenal kata menyerah dalam merintis bisnisnya. Ia mengalami berbagai macam tantangan, mulai dari menjual berbagai jenis produk hingga meminjam uang dari kerabat untuk modal usahanya. Dari sana ia berhasil menghasilkan uang, namun pendapatan yang didapat belum cukup untuk membayarkan SPP per-semesternya. Puncak kejayaannya saat ia memutuskan untuk fokus menjual kebaya, namun saat pandemi Covid-19 merebak, ia terkena imbas dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang mengharuskan kegiatan upacara agama dihentikan sementara. Sahareva sempat kebingungan, ia tak tahu harus menjual kebaya-kebayanya ke mana. Beruntung, salah satu rekannya dari ekspedisi memberikan saran untuk menjual dress dan daster Bali yang tengah naik daun saat itu. Hasilnya sungguh memuaskan, penjualan produknya meroket tajam. Akhirnya, Sahareva meresmikan tokonya dengan nama yang keren, “Dress Bali by Parad”. Kini, setiap harinya ia mampu mengirimkan 50 paket produknya.

Sahareva akhirnya dapat bernapas lega karena pandemi Covid-19 mulai terkendali. Hal ini terlihat dari ruas-ruas jalan yang mulai dibuka dan peraturan yang dilonggarkan, yang membuat permintaan akan kebaya kembali meningkat. Ia semakin yakin untuk membuka toko offline yang telah ia rencanakan sejak lama, dengan lahan yang diberikan oleh ayahnya. Setelah kerja kerasnya, pada April 2022, toko offline yang diberi nama “Paradhbusana” berhasil dirampungkan. Sahareva pun juga tak lupa untuk tetap mempromosikan toko daringnya dengan baik. Ia berusaha untuk mengambil foto produk yang menarik, rajin update di media sosial dan berkolaborasi dengan selebgram lokal. Menurutnya tanpa upaya-upaya tersebut, bisnis seperti Paradhbusana akan ketinggalan jauh dengan toko-toko lain.

Bisnis daring memang memudahkan dalam menjangkau pasar di seluruh Indonesia, namun memiliki kekurangan yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah risiko pencurian foto produk oleh oknum nakal yang kemudian menjual produk mirip dengan harga lebih murah. Namun kualitas produk tak bisa dibohongi, dan ulasan dari customer di marketplace bisa menjadi referensi. Sayangnya, stigma negatif dari gambar yang dicuri bisa mempengaruhi citra bisnis. Oleh karena itu, penting untuk melihat beberapa review dan memperhatikan kualitas bahan baku sebelum membeli produk. Ada berbagai jenis merek dengan harga dan kualitas yang berbeda-beda, sehingga kita perlu cermat dalam memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan kita. Dalam konteks tersebut, Sahareva telah menunjukkan kecermatannya dalam memilih produk berkualitas untuk dijual di Paradhbusana-nya. Ia terus mengembangkan bisnisnya dengan mengeksplorasi berbagai cara untuk mempromosikan tokonya, baik secara daring maupun luring. Hal ini menjadi bukti bahwa bisnis online dan offline dapat saling melengkapi dan memberikan manfaat bagi perkembangan bisnis.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!