Memperkuat Pondasi Bisnis Konstruksi dengan Semangat Kebersamaan yangTangguh dan Solidaritas
Perjalanan Suryono membawa kita kembali ke tahun 1988 saat ia menyelesaikan pendidikan di sekolah pendidikan guru (SPG). Meskipun didukung oleh bibinya dalam hal biaya, Suryono memilih untuk tidak melanjutkan ke Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Ia memutuskan untuk merantau ke Bali dengan modal Rp18.000 yang diperoleh dari penjualan sepeda gayungnya. Saat itu, Suryono belum memiliki arah atau tujuan yang jelas, dan pengetahuannya tentang Bali terbatas hanya pada wilayah Kuta. Ketika tiba di Terminal Ubung di Bali, ia merasa bingung dan tidak tahu harus melakukan apa, terlebih lagi ia tidak memiliki keluarga di Bali.
Akhirnya, Suryono memulai kariernya di bisnis batik sablon berkat bantuan seseorang yang dengan sukarela menawarkan pekerjaan. Setelah tujuh bulan, Suryono mulai merasa jenuh dengan pekerjaan yang lebih banyak dilakukan di kantor, yang tidak sesuai dengan kepribadiannya yang aktif di lapangan sejak muda. Saat itulah ia mulai tertarik dengan bidang konstruksi, khususnya pemasangan pipa atau plumbing. Meskipun masih awam dalam bidang tersebut, Suryono berusaha menimba pengalaman sebaik mungkin dengan dibimbing oleh Pak Bambang, yang memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam pemasangan pipa. Dengan dedikasinya, Suryono berhasil mempelajari pekerjaan tersebut dan akhirnya diangkat sebagai kepala tukang. Sebagai kepala tukang, Suryono memiliki kesempatan untuk bepergian ke daerah-daerah di Bali yang sebelumnya belum pernah ia kunjungi. Pengalaman ini menjadi salah satu hal yang membuatnya betah bekerja di industri konstruksi. Ia menemukan kepuasan dalam menjalankan tugasnya, merasakan sensasi menyelesaikan proyek-proyek dan melihat hasil kerjanya di berbagai lokasi.
Sebelum akhirnya Suryono mendirikan bisnis sendiri, ia mengungkapkan bahwa perjalanan kariernya ikut usaha orang masih panjang, namun ia menceritakan poin-poinnya saja. Ia ditawari pekerjaan di sebuah perusahaan yang mengelola proyek-proyek vila. Meskipun ia menghadapi penundaan wawancara karena penampilannya yang berambut gondrong dan berkumis, akhirnya ia diterima untuk bekerja di perusahaan tersebut. Namun, ia hanya bekerja di sana selama beberapa bulan saja. Setelah itu Suryono pindah bekerja ke Four Season dengan bekerja selama 10 tahun. Pengalamannya di Four Season memperkenalkannya dengan berbagai perusahaan kontraktor yang terlibat dalam industri tersebut. Selama bekerja di sana, Suryono mungkin telah memperluas jaringan profesionalnya dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang industri kontraktor.
Mulai Beranikan Diri Ambil Proyek Sendiri
Setelah tahun 2000, pria kelahiran Banyuwangi, 11 Desember 1969 ini, bersama keluarganya yang memiliki minat di bidang konstruksi mulai mempertimbangkan untuk terlibat dalam proyek secara mandiri. Mereka mulai memberanikan diri untuk menggarap proyek sendiri yakni proyek pertama yang mereka dapatkan adalah salah satu hotel bintang lima di nusa dua dengan nilai kontrak kerja yang lumayan saat itu. Setelah melihat hasil yang telah dicapai dan berdiskusi dengan istri, Suryono memutuskan untuk melepaskan statusnya sebagai karyawan dan mendirikan bisnis sendiri. Maka di tahun 2002, Suryono resmi mendirikan perusahaan dengan nama “CV Persada Teknik”.
Mendirikan CV Persada Teknik merupakan langkah berani yang diambil oleh Suryono untuk mengembangkan usahanya di bidang konstruksi. Suryono tidak ragu untuk mengajukan banyak proposal ke hotel-hotel sebagai upaya untuk memperkenalkan diri dan perusahaan yang baru didirikannya. Dalam usahanya ini, mereka pun memiliki gaya yang sedikit berbeda dibandingkan dengan konstruksi pada umumnya. Mereka tidak hanya fokus pada pekerjaan kontrak dengan banyak menggunakan tenaga kerja lepas (freelance), tetapi mereka lebih memilih untuk mengajak para pekerja lepas tersebut menjadi bagian dari keluarga besar di CV Persada Teknik.
Dengan pendekatan ini, Suryono berharap dapat membangun hubungan yang lebih erat dengan para pekerja mereka. Ia ingin menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, saling menghargai dan saling memperhatikan satu sama lain. Dalam pandangannya, CV Persada Teknik tidak akan berkembang seperti sekarang tanpa kontribusi mereka. Sebagai bentuk solidaritas, saat pandemi Covid-19, bisnis Suryono yang sempat mengalami penutupan selama delapan bulan, ia mengambil langkah dengan mengalihkan tenaga kerja sebagian besar dari kampungnya di Banyuwangi untuk terlibat dalam kegiatan pertanian di kota tersebut. Langkah ini memberikan kesempatan kepada para tenaga kerja untuk menghasilkan pendapatan tambahan dan tetap produktif selama masa sulit ini. Meskipun kondisi ekonomi Suryono sendiri mampu bertahan, ia menyadari bahwa para pekerja yang telah lama bekerja dengan CV Persada Teknik akan menghadapi tantangan yang lebih besar. Sebagai seorang pemimpin, saat ini adalah waktu yang tepat bagi Suryono untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada mereka dalam semangat kekeluargaan.
Meskipun terdapat ikatan kekeluargaan di dalam bisnis, Suryono sangat mengutamakan kualitas dalam setiap aspek pekerjaan yang dilakukan oleh CV Persada Teknik. Untuk menjaga eksekusi yang baik di lapangan, ia memberikan kebebasan kepada para tenaga kerja untuk berkreasi, asalkan hasil akhir tetap memperhatikan detail, menjaga standar keamanan dan keandalan, serta menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Suryono memahami bahwa memberikan kebebasan pada tenaga kerja dapat meningkatkan kreativitas dan motivasi mereka, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Sementara itu, tugas Suryono adalah mencari proyek selanjutnya, ia tidak menunggu proyek saat ini selesai sebelum mencari proyek baru. Pendekatan ini memungkinkan bisnis untuk terus bergerak maju dan memperluas jangkauan bisnis mereka.
Tindakan Suryono ini berbeda dengan praktik yang dilakukan oleh beberapa pemilik kontraktor lainnya. Mereka mungkin khawatir bahwa tenaga kerja mereka tidak akan bekerja dengan baik jika mereka tidak diawasi secara langsung dan ini dapat menyebabkan kerugian. Namun Suryono percaya bahwa dengan memberikan kebebasan dan kepercayaan kepada tenaga kerja yang terampil, mereka akan mampu memberikan hasil yang baik dan mempertahankan kualitas yang diharapkan oleh klien. Dalam hal ini, Suryono memiliki kepercayaan pada timnya dan terus berusaha menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kreativitas dan kualitas. Hal ini memungkinkan CV Persada Teknik untuk memenuhi harapan klien, membangun reputasi yang baik, dan tetap bersaing di industri konstruksi.