Membangun Relasi Bisnis secara Kekeluargaan

Memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik dalam berinteraksi menjadi modal awal bagi seorang pengusaha. Pentingnya membangun hubungan relasi serta menjalin keakraban tidak hanya dalam bisnis, tetapi bagaimana membangun bisnis dalam suasana kekeluargaan. Hal tersebut berhasil dilakukan oleh Ketut Herni Prabawathi. Ketika dirinya memutuskan untuk berhenti bekerja dan membangun usaha travel sendiri dengan dukungan suami, Bintang Dewata Bali Tours lahir melalui tangan dinginnya dan berhasil bertahan hingga saat ini. Semua itu berkat kemampuan bersosialisasi yang baik tentang bagaimana membangun hubungan hingga mampu menjadikan bisnis tetap kokoh melalui jalinan relasi, di mana ketahanan bisnis tidak selalu berbicara soal hasil.

Memasuki masa-masa berat pandemi Covid-19 melanda, merupakan tahun tersulit yang dialami Herni saat mulai merintis bisnisnya. Namun, keadaan tersebut tidak membuatnya berputus asa. Memilih untuk tetap berinovasi menjadi solusi bagaimana bisnisnya tetap bertahan. Inovasi yang dilakukan Herni saat itu dirinya berinisiatif untuk membangun bisnis kuliner seperti menjual bolu, tape dan brownis, yang mana ide bisnis tersebut muncul karena Herni beranggapan bisnis yang bergerak di bidang F&B tidak akan mati pada saat pandemi. Inovasinya tersebut yang membuatnya bertahan kala itu. 2 tahun sudah pandemi berakhir, Herni memutuskan untuk menghubungi kembali para klien yang pernah bekerja sama dengan bisnisnya. Saat itu, Herni memutuskan untuk menggaet pasar domestik seperti para wisatawan luar kota yang datang ke Bali dengan tujuan perjalanan dinas dengan tetap mematuhi aturan pemerintah. G20 menjadi momentum untuk membangun kembali kepercayaan klien terhadap Bali pascapandemi, Herni mengaku optimis dan mencoba korespondensi mampu menggaet pasar luar negeri.

Kesuksesan yang diraih Herni saat ini merupakan cerminan diri yang telah dibentuk dalam lingkungan keluarga, yakni melalui didikan orang tua yang telah mendorong Herni hingga berada pada titik ini. Lahir di Desa Culik, Kabupaten Karangasem, Herni tumbuh besar melalui didikan ayah yang bekerja sebagai pegawai BUMN di Bank BRI dan Ibu seorang PNS. Sejak kecil Herni selalu ditanamkan betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan terutama bagi ayah. Herni melewati masa kecil yang penuh warna di Kota Amlapura. Sebagaimana anak-anak pada umumnya di zaman itu, Herni menghabiskan waktu bermainnya di kebun, bermain petak umpet dan pergi ke sungai. Hubungan persaudaraan yang akur, di mana seluruh tugas rumah tangga pun dibagi satu sama lain. Masa-masa menyenangkan sebelum berangkat ke sekolah dilewatinya dengan penuh suka cita bersama saudara sehingga tidak ada alasan untuk merasakan kesepian. Saling mengingatkan dan saling mendukung satu sama lain selalu dilakukan demi menjalin ikatan kuat antar keluarga sehingga hubungan keluarga Herni begitu harmonis hingga kini.

Memasuki masa sekolah dalam segi akademis Herni begitu mencukupi. Sejak kecil Herni bercita-cita ingin menjadi pramugari, karena ia melihat seragam yang rapi dan wangi mengingatkannya pada sosok ibu ketika berangkat kerja. Herni begitu mengagumi sosok ibu yang merupakan seorang wanita karier. Herni mengenang pesan ibu yang hingga kini masih melekat di dalam benaknya bahwa dirinya diminta untuk tidak berhenti beraktualiasi diri dan tetap berproses kapanpun dan di manapun. Herni selalu memohon restu kepada ibu ketika akan memulai sesuatu. Melihat budaya patriarki di Bali, menjadi alasan utama mengapa ibu selalu menekankan pentingnya seorang perempuan untuk bekerja dan berpendidikan agar kelak tumbuh dan berkembang sebagai perempuan mandiri. Herni menuturkan bagaimana sosok ibu begitu berpengaruh dalam perjalanan hidupnya, yang mana ia nilai dari berbagai kegiatan yang dilakukan ibu seperti menjadi bagian dari kelompok sukarelawan penyuluhan KB dan bersosialisasi ke banjar-banjar. Banyak hal positif yang membuat dirinya terinspirasi dari sosok ibu.

Menginjak masa SMA, Herni mulai memfokuskan diri dalam pendidikan. Selepas lulus SMA, Herni memutuskan untuk mengambil jurusan Sastra Inggris di Yogyakarta. Selama kuliah di Yogyakarta, menyadari bahwa lingkungan perkuliahan yang sangat kompetitif mendorong dan memotivasi Herni untuk terus mengembangkan diri. Tidak hanya di bidang akademis tetapi juga dibidang non akademis. Sebagai anak yang ekstrovert dan suka bersosialisai, Herni memutuskan untuk bergabung dalam komunitas Hindu Dharma Indonesia dan berkumpul dengan mahasiswa asal Bali yang merantau dan berkuliah di Yogyakarta. Sebagai bagian dari komunitas, Herni menuturkan bagaimana kegiatan komunitas yang kental dengan seni dan budaya Bali. Tidak hanya menjadi bagian dari komunitas tetapi ikut memperkenalkan seni dan budaya bali selama masih di Yogyakarta. Berbagai keseruan masa kuliah telah dilewati Herni di masa-masa itu. Sempat mengikuti lomba jurnalistik, mengambil pekerjaan tambahan seperti penerjemah, pengetikan skripsi dan penjaga warnet dengan gaji Rp200.000 per bulan.

Sepulangnya ke Bali, Herni memutuskan untuk bekerja di dunia pariwisata sebagai Front Office di salah satu vila selama 2 tahun. Dengan kemampuan bersosialisasi yang baik dan berinteraksi dengan banyak orang membuat Herni memperoleh kepercayaan dari banyak pihak sehingga dirinya dipromosikan di bagian Sales & Marketing. Pada saat anak pertama akan bersekolah, Herni memutuskan untuk berhenti bekerja demi mengurus rumah tangga. Keinginan untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak membuatnya harus mengorbankan waktunya yang saat itu lebih banyak dihabiskan untuk mengembangkan karier. Herni mengakui tidak menyesali keputusan tersebut, di mana pendidikan tumbuh kembang anak jauh lebih penting dengan keberadaannya yang mampu berkontribusi lebih terhadap anak. Suami Herni memberikan jalan keluar dengan memberinya ide untuk membangun bisnis sendiri melihat pengalamaan Herni yang cukup mumpuni di dunia pariwisata.

Keputusan Herni untuk berhenti bekerja dan membangun bisnis merupakan berkah tak terduga. Dengan kemampuannya menjalin relasi yang baik pada saat bekerja, Herni mampu memperoleh klien yang ia kenal selama masih bekerja. Herni memilih pendekatan secara kekeluargaan di mana tidak hanya jalinan relasi antara pemilik dan klien tetapi seperti selayaknya saudara. Membantu dan bekerja ikhlas merupakan prinsip yang ia pegang hingga saat ini. Dengan menjalin hubungan baik, mampu memberikan pelayanan maksimal, menjadi tujuan utama Herni dalam membangun bisnisnya ke depan, dengan harapan bisnisnya mampu berkembang dan berkelanjutan di masa mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!