Bersatu Padu Mengembangkan Layar Semangat di Apollonia Hotel School Bali

Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas. Tidak mengherankan, minat anak muda bekerja di industri pariwisata kapal pesiar masih cukup tinggi. Dengan berlayar, mereka berkesempatan mengarungi lautan dunia. Sejumlah sekolah pelayaran pun tersebar di seluruh wilayah di Indonesia untuk memfasilitasinya.

Industri pariwisata kapal pesiar memang sedang melonjak. Ukuran kapal semakin besar dan pelayanannya yang semakin baik, menjadi nilai tambah para tamu di era ini. Pariwisata kapal pesiar kini bukan hanya untuk orang kaya, tetapi wisatawan kelas menengah juga ikut meramaikannya. Pada saat yang sama, orang-orang pun semakin sibuk mempersiapkan diri untuk bisa bekerja di industri ini, karena memang penghasilannya sangat menjanjikan. Selain itu, siapa yang tidak tergiur dengan memiliki pengalaman berlayar keliling dunia, seseorang akan berkembang dan mempunyai pemikiran seluas samudera.

Karena itu, seiring meningkatnya populasi di industri pelayaran tersebut, seorang wanita bernama Puji Astuti bersama suaminya kemudian mendirikan sebuah sekolah bernama ‘Apollonia Hotel School’. Dengan latar belakang pangalamannya di bidang agensi dan pengalaman suaminya di bidang pelayaran, mereka pun berkolaborasi dan memfokuskan kurikulumnya pada perkembangan industri pariwisata yang bergerak dinamis dewasa ini. Terbukti, hingga sekarang sekolah yang di bangun kedua pasangan itu dapat terus mencetak para generasi muda yang berkompeten dan bekerja di berbagai macam perusahaan kapal pesiar Asia, Amerika hingga Eropa. Dengan program satu tahun, para siswa nya akan di bekali dengan empat program keahlian yaitu Front Office, Bar, Kitchen Attendant dan Housekeeping Attendant.

Perjalanannnya membangun sebuah sekolah tidaklah langsung besar seperti yang terlihat sekarang, semua melaui proses jatuh bangun dan proses yang panjang. Berawal dari ruko kecil, pada tahun 2007 Puji Astuti memulai pelatihan sekolah perhotelan dan kapal pesiarnya dengan di bantu teman-teman dekat dan beberapa saudaranya. Sekolah pertamanya didirikan di kota Malang, pada saat itu bisnisnya bisa di bilang tidak berjalan dengan baik, karena sepinya peminat yang mendaftar. Dengan kondisi seperti itu Puji Astuti sempat ingin menyerah dan pesimis untuk melanjutkan sekolah pelatihannya.

Kemudian, saat nyaris putus asa Puji Astuti kembali mengingat mimpi-mimpinya untuk membangun sebuah bisnis yang dapat memutar laju ekonomi keluarganya, dan iapun sadar bahwa dibutuhan usaha lebih untuk mewujudkannya, meskipun itu bukanlah hal mudah. Namun dengan semua potensi yang ada pada dirinya dan suami, iapun kembali optimis dan semangat untuk mencari cara agar dapat memperkuat strategi promosinya, dengan harapan strategi tersebut dapat membuat sekolahnya menjadi medium pembelajaran dan menarik minat orang-orang untuk bekerja di industri pariwisata.

Memang, ketika sebuah usaha melebur dengan kegigihan maka lambat laun akan membuahkan hasil. Berkat strategi promosi yang berkelanjutan, sekolahnya dapat berjalan dengan memiliki 20 siswa saat awal di buka dan terus berkembang. Beberapa fasilitas terus di lengkapi demi menaikan standar kurikulum sekolahnya agar dapat bersaing dengan pasar yang ada pada industri tersebut. Akhirnya setelah melakukan survei selama beberapa tahun di kota tersebut, Puji Astuti sadar bahwa siswa yang mengikuti kelasnya justru banyak yang berasal dari pulau Bali. Terisnpirasi dari itu iapun mulai menilik prospek yang ada, dan berkeinginan untuk membuat sekolah pariwisata berikutnya di pulau Bali.

Dengan di bukanya sekolah ‘Apollonia Hotel School’ di Bali, Puji Astuti pun semakin memperkuat layar promosinya. Dengan bakat agensi yang ia miliki, iapun membuat beberapa proposal kerjasama agar sekolahnya dapat menjadi jembatan penyalur kerja di beberapa perusahaan kapal pesiar, baik dalam maupun luar negeri. Akhirnya dengan langkah itu, sekolah miliknya dapat mempunyai banyak relasi yang menerima para lulusannya bekerja di perusahaan kapal pesiar besar Asia, Amerika, hingga Eropa yang hingga sekarang kerjasamanya masih berjalan dengan baik dan telah terakreditasi oleh LA – LPK (Lembaga Akreditasi – Lembaga Pelatihan Kerja) serta telah memegang izin penyelenggaraan dari ‘Dinas Tenaga Kerja kota Denpasar’ dan ‘Sertifikasi Kompetensi kota Denpasar’.

Untuk memastikan para lulusan sekolahnya terserap di dunia kerja, ‘Apollonia Hotel School’ kemudian bekerjasama dengan ‘PT. Piramid’ sebagai agen perekrutan dan penempatan tenaga kerja Indonesia untuk hotel dalam/luar negeri dan juga kapal pesiar. Yang mana dedikasi dan eksistensinya telah terbukti dapat menghantarkan 99% siswanya bekerja pada berbagai perusahaan dalam industri ini, sejak awal di buka pada tahun 2007, hingga sekarang. ‘Apollonia Hotel School’ dan ‘PT. Piramid’ juga memberi jaminan serta bertanggung jawab penuh terhadap para lulusannya agar penempatan kerja mereka sesuai degan bakat dan keahlian yang dimiliki.

Memang roda nasib terus berputar, siapa sangka sekolah pariwisata yang dimulainya dari ruko kecil, sekarang dapat menjadi sekolah yang berfasilitas tinggi. Terhitung ‘Apollonia Hotel School’ hingga saat ini dapat bekerja sama dengan 127 hotel yang berada di dalam negeri, 22 hotel yang ada di Eropa dan Amerika, hingga 54 perusahaan kapal pesiar yang tersebar di Asia, Eropa dan Amerika. Bukan hal yang mudah bagi Puji Astuti dan suami dalam mengembangkan ‘Apollonia Hotel School’ sedari awal hingga dapat meraksasa seperti sekarang. Namun atas kerja keras dan sumber daya yang professional, dari tahun ke tahun jumlah permintaan akan tenaga kerja para lulusan sekolahnya selalu mengalami peningkatan dari pihak pengguna jasa (Principal) untuk merekrut tenaga kerja Indonesia yang terampil dan berdedikasi tinggi agar dapat di tempatkan di hotel dalam/luar negeri dan juga kapal pesiar.

Dalam dunia bisnis, ada istilah product life cycle. Yang berarti setiap usaha mempunyai masa puncak dan masa tenggelam. Oleh karena itu, Inovasi menjadi kunci utama Puji Astuti dalam menciptakan ide-ide baru yang dinamis pada bisnisnya, sehingga ketika arus persaingan bisnis semakin deras, ia tetap bisa bersaing di pasarnya dari waktu ke waktu. Jatuh bangun saat memulai sebuah usaha memang kerap menghasilkan kekecewaan. Namun dengan pantang menyerah Puji Astuti malah menjadikan hal itu pelajaran dalam pelayaran hidupnya, agar dikemudian hari ia tidak lagi menabarak batu karang yang dapat menghentikan laju kapalnya.

Kebanyakan orang hanya menengok akan pencapaian yang diperoleh oleh seseorang. Dengan rasa kagum menyaksikan, tanpa tahu betapa orang tersebut bisa membangun impiannya dari puing-puing kegagalan. Menilik perjalanan hidup Puji Astuti dalam membangun sekolah impiannya, membuat kita belajar untuk berhenti meratap dan berkeluh kesah. Semangat untuk bangkit dan kerja keras untuk menyelamatkan yang masih tersisa adalah romantika kehidupan yang harus di jalankan dengan penuh harapan. Dalam perjalanannya, Puji Astuti juga meyakini bahwa kegagalan adalah satu-satunya kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdas.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!