Keyakinan Menghantarkan Jalan Kesuksesan
Didesain unik dengan warna-warni yang khas, trendi dan menarik, dengan jaminan bahan berkualitas terbaik, aman bagi kesehatan serta ramah lingkungan bahkan telah memenuhi ketentuan FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat, EFSA (European Food Safety Authority) dan FS. Tupperware telah berhasil mengubah hidup banyak orang di lebih dari 100 negara di dunia, sesuatu yang patut diberi apresiasi. Salah satunya datang dari seorang ibu rumah tangga yang dulunya bekerja sebagai sekretaris di salah satu BUMN di Jakarta.
Jauh sebelum wanita kelahiran Bandung ini memutuskan untuk membangun bisnis Tupperware di Bali, ia tinggal di Jakarta dan memainkan perannya sebagai ibu rumah tangga sekaligus pegawai BUMN. Peluang itu kemudian ia dapatkan pada tahun 1991, meski awalnya ia sempat berpikir mengapa Tupperware yang berbahan plastik itu mahal. Namun setelah mengetahui kualitas yang dimiliki produk tersebut, ia justru tertarik untuk mengadakan home party Tupperware yang dikenal sebagai Tupperware Party di organisasi Dharma Wanita tempatnya bekerja.
Melalui cara penjualan yang unik, informatif dan menghibur, pada tahun 1992 Wiwiek sudah mampu menjual produk dengan total 600 ribu. Karena masih bekerja saat itu, ia belum berpikir untuk melanjutkan bisnisnya, hingga tahun 1994, suami pindah ke Bali karena pekerjaannya yang juga sama-sama di BUMN. Sebagai istri, ia pun memilih untuk menemani suami ke Bali.
Di pulau dewata, tanpa mengenal siapa pun saat itu, tahun 1995 Wiwie semakin berani untuk membangun bisnisnya. Mulai dengan pencarian nomor telepon dengan cara sangat lawas, yakni yellow pages, mendatangi banjar-banjar meski memiliki kendala dalam bahasa Bali dan mengembangkan relasi dengan ibu-ibu yang tergabung dalam dharma wanita.
Meski mengalami penolakan-penolakan yang sudah menjadi santapan sehari-hari, kemajuan demi kemajuan pun tak ingin berpaling dari kerja keras Wiwiek, dari sebuah kantor yang awalnya berlokasi di Jalan Diponogoro, kemudian sukses memiliki bangunan kantor sendiri di Jalan Mahendradatta 278, Denpasar, setelah berpindah-pindah kantor sebanyak lima kali dan terakhir memiliki kantor di Jalan Teuku Umar. Produk-produknya pun semakin sukses didistribusikan di luar Bali, yakni di Manado, Kupang dan Lombok.
Wiwiek meyakini kesuksesan yang ia dapatkan pun berkat doa seorang ibu, meski sebelumnya ia kesulitan dana dan orangtua pun kurang memberi restu untuk membuka bisnis, hingga memintanya untuk pulang ke Jakarta. Namun, ia berhasil membahagiakan orangtua dengan mengajak menjalankan ibadah umroh pada tahun 2010. Dari pengalaman tak terlupakan tersebut, ada sebuah masa yang mengesankan Wiwiek, saat ia dengan sekuat tenaga dan upayanya untuk mencium Hajar Aswad, namun dua kali terpental. Saat ia mencoba sekali lagi, ada seseorang yang berkomentar, bila lebih dari dua kali mencobanya ia dapat terinjak-injak oleh lainnya. Namun ia tidak percaya dengan hal tersebut, ia berdoa dan berusaha untuk terus berjalan secara perlahan, alhasil apa yang menjadi keyakinannya menjadi sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh. Karena setiap orang memiliki keyakinan masing-masing dan mungkin tidak mudah dimengerti orang lain.