Adaptasi dari Profesi Menjadi Personal Bisnis
Dari keluarga besar Maya Sari Dewi, sebagian besar bekerja sebagai pedagang, tidak ada yang menyentuh pekerjaan di dunia medis, seperti ayahnya, bekerja sebagai wiraswasta yang membuka usaha bengkel yang sukses. Wanita asal Klungkung ini pun tak menampik ada kesenangan juga dalam menjalani pekerjaan sebagai pedagang, yang sempat ia lakukan dibangku sekolah, bahkan sejak SD hingga SMA.
Seiring bertambahnya usia, Maya mulai menemukan jati diri karier yang ia rasakan semangatnya lebih ada pada suatu bidang, yakni dunia medis. Orang tua pun memberikan kebebasan kepadanya, asalkan ia memiliki tanggung jawab atas pilihannya tersebut. Maka saat akan melanjutkan kuliah di pendidikan kedokteran, ia terbang ke Surabaya untuk menempuh pendidikan spesialis gigi.
Darah pedagang, sepertinya tak sepenuhnya hilang dari diri Maya Sari, di mana ia kemudian mendirikan Apotek Lotus Farma pada tahun 2014 yang berlokasi strategis di Jl. Ngurah Rai No.14 Semarapura Kauh, Klungkung. Hal ini juga menjadi bentuk penyesuaian diri dengan adanya regulasi dokter dilarang meracik obat sendiri dan harus mengarahkan ke apotek. Dari sanalah peluang bisnis, ia rasa terbuka untuknya yang masih sejalan dengan bidang yang ia geluti. Daripada ia mengarahkan resepnya ke apotek lain, mengapa tak sekalian saja ia mendirikan sebuah apotek. Adik yang juga mengikuti jejaknya berprofesi sebagai dokter pun mendukung upaya tersebut.
Dalam pemeliharaan kualitas produk obat-obatan yang dijual, ternyata tak semudah dibayangkan. Misalnya bila ditemukan produk yang sudah kadaluarsa, tak bisa sembarangan untuk dibuang begitu saja, karena bisa disalahgunakan oleh ulah yang tak bertanggung jawab. Maya Sari pun mengaku baru mulai mengetahui informasi ini setelah terjun ke apotek secara langsung. Ia sebagai owner pun, melaksanakan kebijakan tersebut dengan mengumpulkan terlebih dahulu produk yang sudah habis tanggal berlakunya, kemudian melakukan pelaporan kepada Dinas Kesehatan setempat dan BPOM, yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan pembakaran.
Adaptasi demi adaptasi harus dilakukan Maya Sari untuk pengembangan usahanya, meliputi mempelajari aneka ragam jenis obat-obatan, permintaan pasar yang paling banyak dicari terutama di tengah pandemi. Tantangan pun tentunya tak lepas dalam proses tersebut seperti kesulitan mendapatkan produk dari distributor, kemudian memberi pengertian soal harga produk kepada masyarakat, sebagai usaha yang tidak didirikan di kota besar, ia berupaya memberikan harga sesuai dengan standar. Tentunya selaras dengan pelayanan dan perhatian terbaik sebagai salah satu bagian krusial dalam usaha di dunia kesehatan.