Sebuah Perjalanan Inspiratif Perempuan Bali Dalam Usaha Memajukan Pendidikan

Perempuan Bali dikenal dengan kelembutan, kecerdasan dan keuletannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tidak hanya menjaga tradisi dan adat istiadat yang kaya, perempuan Bali dikenal pula mampu meraih kesuksesan dalam berbagai bidang, termasuk dalam dunia pendidikan. Kiprah perempuan Bali dalam dunia pendidikan seringkali mencerminkan nilai-nilai luhur yang mereka anut seperti kesederhanaan, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sesama. Mereka tidak hanya fokus pada kesuksesan pribadi, tetapi juga berusaha untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitar. Banyak perempuan Bali yang berhasil meraih kesuksesan dalam karier mereka, baik dalam bidang bisnis maupun pendidikan. Salah satu perempuan Bali yang sukses tidak hanya dalam dunia bisnis yang sempat digeluti, tetapi juga sukses dalam kiprahnya sebagai Dosen dan Rektor Universitas senior kedua di Bali, Universitas Ngurah Rai, dan juga pendiri sekaligus Ketua Yayasan Kul-Kul yakni Prof. Dr. Ni Putu Tirka Widanti, M.M., M.Hum.

Kesuksesannya sebagai pendiri sekaligus Ketua Yayasan Kul-Kul, mendirikan Green House dan sempat memimpin John Hardy, telah membuktikan perempuan yang hangat disapa Ika ini mampu membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan dan memberikan inspirasi bagi banyak perempuan Bali lainnya. Di tengah kesibukan sebagai seorang dosen dan juga ketua yayasan, seperti perempuan Bali pada umumnya, Ika juga menjalani peran sebagai ibu rumah tangga yang peduli dengan keluarga. Dengan latar belakang keluarga yang kuat dalam pendidikan, Ika mengikuti jejak orang tuanya meskipun awalnya tidak direncanakan. Meskipun awalnya tidak mendapat dukungan dari orang tua untuk terjun dalam dunia pendidikan, Ika akhirnya meniti kariernya sebagai seorang guru hingga mengantarkannya menjadi dosen sekaligus Rektor Universitas Ngurah Rai.

Di masa kecil, Ika tumbuh sebagai anak yang penurut dan rajin belajar. Dibesarkan dalam disiplin yang ketat oleh orang tuanya yang merupakan seorang guru dan kepala sekolah, Ika diajarkan untuk tidak payah dan malas. Meskipun memiliki tanggung jawab rumah tangga sejak kecil, Ika tetap menjaga semangat belajarnya dan menuntut diri untuk berprestasi dalam bidang akademis. Selain prestasi di bidang akademis, Ika juga memiliki minat dan tekad untuk mempelajari seni tari Bali yang ia tekuni hingga saat ini. Dengan semangat dan tekadnya sejak kecil, Ika terus berjuang untuk meraih kesuksesan dan mempertahankan nilainilai tradisional Bali dalam kehidupannya Sebagai seorang anak perempuan, Ika memiliki hubungan yang dekat dengan ayahnya. Dibesarkan sebagai satu-satunya anak perempuan sebelum adik perempuannya dilahirkan, Ika diajarkan untuk bersabar dan menghargai kehidupan sederhana di desa. Sepulang sekolah, Ika sering bermain dengan teman-teman sebayanya di tengah keterbatasan listrik yang masih menggunakan lampu strongking.

Pada masa SMP, Ika mulai merasakan peralihan remaja dan beban yang bertambah karena ayahnya adalah seorang guru SMP. Ika juga rajin menabung untuk membeli aksesoris yang diinginkan, menunjukkan kemandiriannya sejak dini. Saat SMA, Ika memutuskan untuk pindah ke Kota Tabanan dan tinggal mandiri di rumah pamannya. Ika merasa perlu untuk berperilaku baik dan menjadi contoh bagi adik-adiknya yang lebih kecil. Meskipun mencari jati diri, Ika merasa aman dan dihargai di lingkungan keluarga pamannya. Di masa SMA, Ika memiliki keinginan untuk kuliah di luar Bali, namun pertimbangan biaya membuatnya berjuang untuk tetap disiplin dan hidup sederhana. Meskipun cita-citanya sempat bimbang, Ika akhirnya memilih untuk kuliah di Sastra Inggris di Universitas Warmadewa, sesuai dengan minatnya sejak SMP.

Pengalaman berharga juga didapat oleh Ika saat mengikuti pertukaran siswa ke Australia selama 6 bulan. Pengalaman ini memperkaya pengetahuan dan keterampilan bahasa Inggrisnya, yang kemudian menjadi landasan bagi pilihan kariernya sebagai seorang guru besar. Saat ini, Ika sedang fokus dalam menulis buku tentang misteri Darwin sebagai bentuk kecintaannya terhadap kota tersebut. Selama masa kuliah di Denpasar, Ika mulai belajar hidup mandiri dengan menyewa kos dan membayar sewa mingguan. Sejak semester III, Ika mulai bekerja di training dan memiliki side job di travel. Karena mahasiswa Sastra Inggris sangat diminati, Ika tidak perlu menunggu kelulusan untuk diterima bekerja. Banyak teman sekelasnya yang sudah mulai bekerja di berbagai bidang, termasuk di travel dan hotel di industri pariwisata.

Ika diterima sebagai Operator Telepon dan kemudian direkomendasikan sebagai Asisten Manajer setelahnya. Meskipun kuliahnya hanya sampai semester VII dan harus cuti selama 2 tahun, Ika berhasil menyelesaikan kuliahnya dan melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3. Meskipun awalnya tidak terpikir untuk menjadi seorang dosen, setelah menikah pada tahun 1989, Ika tetap memutuskan untuk bekerja dan mengejar gelar S2 dan S3. Tanpa ada tekanan dari pihak manapun, Ika bertekad kuat untuk terus belajar dan berkembang. Dengan perjalanan karier yang gemilang, Ika berhasil mencapai posisi Direktur di John Hardy setelah bekerja sebagai Sekretaris Eksekutif lalu Wakil Direktur selama 14 tahun dari tahun 1997 hingga 2011. Selama 14 tahun meniti karier di John Hardy, Ika memulai langkahnya untuk membuat keputusan mendirikan sekolah bertaraf internasional Green School Bali sebagai bentuk dedikasinya terhadap dunia pendidikan. Pada tahun 2005, Ika pun memulai perjalanan baru mulai kuliah S3 di Surabaya atas dorongan dari kakak dan sukses menyandang gelar doktor. Memasuki tahun 2007, perjalanan karier Ika mengalami perubahan signifikan ketika John Hardy dijual dan Ika sebagai direktur dipercayakan untuk menyelesaikan semua dokumen terkait penjualan. Setelah menyelesaikan tugasnya dengan sukses, Ika memutuskan untuk keluar dari John Hardy dan memutuskan untuk mulai bergabung sepenuhnya dengan Green School dengan visi untuk maju bersama secara holistik dan berkelanjutan. Ika memastikan bahwa pendidikan yang diberikan di Green School tidak hanya berfokus pada ilmu pengetahuan, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keberlanjutan.

Perjuangan dan dedikasi Ika di bidang pendidikan diapresiasi oleh perusahaan asing. Saat ujian terbuka pada tahun yang sama, Ika menerima tawaran untuk bergabung sebagai dosen di Universitas Ngurah Rai. Dengan cita-cita menjadi seorang guru dan pengalaman yang dimiliki, Ika menerima tawaran tersebut dan mulai mengajar di pascasarjana. Kemudian Ika menjabat sebagai rektor pertama dengan gelar doktor di Universitas Ngurah Rai. Sebagai Rektor Universitas Ngurah Rai, Ika memiliki visi yang kuat untuk menjadikan universitas tersebut sebagai universitas senior kedua di Bali. Dengan fokus pada kesehatan, keberlanjutan dan kualitas. Ika berharap dapat mencetak individu-individu berkualitas yang mampu bersaing di dunia pendidikan dan profesional. Melalui rebranding dan perubahan yang diusung, Ika berkomitmen untuk menjadikan Universitas Ngurah Rai sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan berdampak positif bagi masyarakat. Kisah sukses Ika sebagai perempuan Bali dalam dunia pendidikan adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan kerja keras, serta memegang teguh nilai-nilai lokal, nasional dan global, perempuan Bali mampu meraih kesuksesan yang gemilang dalam berbagai bidang, termasuk dalam dunia pendidikan. Melalui proses perjuangan Ika dalam meniti karier hingga kini mencapai titik kesuksesan telah berhasil menjadi inspirasi khususnya perempuan Bali untuk terus bersemangat, memberikan dedikasi tidak hanya dalam karier tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!