Melampaui Batas Impian Dariguru Kini Menjadi Pencetak Guru
Setelah tak berhasil lulus tes untuk masuk Sekolah Pendidikan Guru (SPG), I Wayan Soklat Arsana tak menyerah begitu saja. I Wayan Soklat Arsana kemudian melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Bangli. Setelah lulus pada tahun 1977, ia lantas ingin mencoba kembali untuk mengikuti tes kuliah keguruan, namun situasi finansial tidak memungkinkan, dengan jumlah empat adiknya yang juga membutuhkan biaya pendidikan. Ia pun sempat menghabiskan tiga tahun tidak bersekolah dan hanya bekerja serabutan.
Beralih ke tahun 1980, bermodalkan Ijazah SMA, I Wayan Soklat Arsana berhasil lolos tes CPNS. Pada tahun yang sama, ia menerima Surat Keputusan Pengangkatan sebagai PNS di Kantor ASTI Denpasar. Pada tahun 1982, ia pindah menjadi PNS di Kantor Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VIII sebagai Tenaga Administrasi. Dengan gaji yang ia terima sebagai PNS, ia mulai mengumpulkan dana untuk melanjutkan pendidikannya. Pada tahun 1988, ia berhasil meraih gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara di Universitas Ngurah Rai Denpasar, kemudian tahun 2007 berhasil meraih gelar Magister Manajemen Sumber Daya Manusia di Universitas Pandidikan Nasional. Setelah itu, pada tahun 2011 ia meraih gelar Magister Manajemen Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Ngurah Rai.
Meskipun menghadapi berbagai rintangan, I Wayan Soklat Arsana tak pernah melupakan impian orang tua dan hasratnya untuk berkarier dalam bidang pendidikan. Ia akhirnya berhasil mewujudkan impian tersebut dengan menjadi Dosen Luar Biasa di Universitas Ngurah Rai tahun 2003. Selanjutnya, dengan modal Ijazah S1 Program Studi Ilmu Administrasi, Ijazah S2 Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ijazah S2 Program Studi Manajemen Administrasi Publik, dengan jabatan Akademik Lektor Kepala, mengajukan pindah dari Tenaga Administrasi Kopertis Wilayah VIII menjadi Dosen PNS dipekerjakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Ngurah Rai Denpasar dan Surat Keputusan Perpindahan turun tahun 2012. Dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya menjadi seorang dosen, menunjukkan bahwa ia memang memiliki kemampuan dalam dunia pendidikan. Tidak puas dengan prestasinya, berkat dorongan kuat untuk memberikan dampak positif pada masyarakat, terutama di tanah kelahiran dan mencapai tujuan sosialnya, I Wayan Soklat Arsana memutuskan untuk mendirikan sekolah, namun ada syarat yang harus dipenuhi yaitu memiliki sebuah yayasan. Didirikanlah Yayasan Kresna Andhi Mandiri pada tahun 2007.
Di tahun 2009, terbit Surat Keputusan (SK) yang menentukan nama sekolahnya menjadi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Suar Bangli. Sekolah ini dibuka dengan dua program studi, yaitu Pendidikan Bahasa Inggris (S1) dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1). Tahun 2014, STKIP Suar Bangli menambahkan program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) berdasarkan ramainya permintaan masyarakat. Demi memperluas akses pendidikan ke wilayah Bali Timur dan mengikuti perkembangan teknologi, status kampus kemudian ditingkatkan menjadi Institut Teknologi dan Pendidikan (ITP) Markandeya Bali pada tahun 2021. Pada saat yang sama, menambah satu izin program studi baru yaitu Sistem Informasi (S1).
Ini menunjukkan kesadaran I Wayan Soklat Arsana akan pentingnya mempersiapkan generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan di bidang teknologi. Tidak berhenti di situ, I Wayan Soklat Arsana terus berupaya meningkatkan spektrum pendidikan dengan mengajukan tiga program studi baru, yaitu Program Studi Manajemen (S1), Program Studi Pariwisata (S1), serta Program Studi Hukum (S1). Ketiga program studi izin penyelenggaraannya turun pada tahun 2022. Tidak hanya perguruan tinggi, masih dibawah naungan Yayasan Kresna Andhi Mandiri, langkah I Wayan Soklat Arsana lainnya dalam dunia pendidikan ialah mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan nama SMK Praja Pandawa tahun 2014 dan Program Diploma di LKP Bali International Tourism School Bali (BITS) pada tahun 2019.
I Wayan Soklat Arsana menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam mendirikan fasilitas pendidikan yang berkualitas. Ke depannya ia bercita-cita untuk meningkatkan status ITP Markandeya Bali menjadi universitas. Ia pun sudah mempersiapkan langkah-langkah konkret, seperti telah menyekolahkan enam sumber daya manusia (SDM) ke jenjang S3, dengan dua di antaranya di Malang, tiga di Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) Singaraja, dan satu di Universitas Udayana. Ini adalah langkah penting dalam mempersiapkan tim yang berkualitas untuk mendukung proses perubahan status menjadi universitas. Selain itu, I Wayan Soklat Arsana juga tengah mempersiapkan pembangunan gedung lantai lima sebagai lokasi praktik siswa di bidang pariwisata, termasuk restoran, kitchen dan hotel. Ini menunjukkan keseriusannya dalam meningkatkan fasilitas pendidikan dan memastikan bahwa siswa memiliki akses ke pengalaman praktis yang berkualitas.
I Wayan Soklat Arsana telah membuktikan bahwa dengan tekad, semangat dan kerja keras, seseorang dapat mencapai lebih dari yang pernah diimpikan. Ia tidak hanya menjadi guru, tetapi juga telah menjadi pemimpin pendidikan yang mempengaruhi banyak orang dan berkontribusi pada perkembangan pendidikan di wilayahnya. Keberhasilannya dalam mencetak guru-guru berkualitas adalah bukti nyata dari komitmen dan dedikasi yang luar biasa dalam bidang pendidikan, khususnya di Yayasan Kresna Andhi Mandiri.