The Golden Bridge Villas, Membangun Harmoni di Tengah Kesibukan

Profesi sebagai dokter umum yang telah lama dijalani oleh I Made Jawi tentunya menuntut komitmen tinggi, hal ini membuatnya tidak terlepas dari rasa jenuh. Berjalannya waktu, keinginan untuk mencoba suasana baru pun semakin menggebu. Di tengah tuntutan profesinya yang juga sebagai dosen, Made Jawi mulai merintis bisnis penginapan yang sekaligus menjadi bagian dari persiapannya menuju masa pensiun. Bagi dirinya, bisnis ini bukan hanya tentang menambah pendapatan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri di luar dunia medis dan menciptakan ruang lebih santai untuk berinteraksi dengan berbagai karakter orang.

I Made Jawi
I Made Jawi

Luar biasa anak seorang pematung berhasil mengukir prestasi akademik dengan melanjutkan ke fakultas kedokteran. Berkat ketekunan dan kecerdasannya, saat SD sebagai siswa biasa namun setelah SMP mulai menjadi juara kelas hingga SMA selalu menghiasi rapotnya. Prestasi akademik yang konsisten ini membawanya pada kesempatan besar dengan lulus tes masuk ke kedokteran. Namun, perjalanan itu tak sepenuhnya mulus. Di tengah perjuangannya untuk menempuh pendidikan, ia pernah mengalami masa sulit saat SMP, hampir tak bisa membayar SPP. Pengalaman itu memaksanya untuk ikut menjadi pematung seperti sang ayah, demi membantu meringankan beban ekonomi keluarga dan memastikan pendidikan tetap berlanjut

Di Universitas Udayana, lembaga pendidikan yang membawa Made Jawi berhasil meraih impiannya sekaligus memenuhi harapan orang tuanya untuk menjadi dokter. Ketekunannya yang luar biasa mengantarkannya meraih nilai tertinggi di program tersebut, sehingga selain mengajar di SMA pada sore hari yang menjadi sumber penghasilan tambahan, ia berhak mendapat beasiswa. Beasiswa ini menjadi bantuan signifikan yang meringankan beban ekonomi keluarga, memberi kesempatan baginya untuk fokus pada studi tanpa banyak mengkhawatirkan biaya. Lulus dalam waktu tujuh tahun, Made Jawi dinilai cepat dan yang pertama saat itu. Ia kemudian memilih menjadi dosen terlebih dahulu di tahun 1986, sebelum mendapatkan modal untuk buka praktik. Selain itu alasannya memilih dosen, agar ia tak perlu tugas di luar Bali sesuai ketentuan pada masa itu. Satu-satunya alternatif untuk tetap bekerja di Bali adalah dengan memilih bidang farmakologi. Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat-obatan, termasuk efek, cara kerja dan penggunaannya pada manusia. Terhitung sampai tahun ini, Made Jawi pun sekaligus menjadi peneliti obatobatan herbal selama 20 tahun. Salah satu dari hasil penelitiannya ialah ubi ungu yang kini sudah jadi produk berupa kapsul yang bisa dibeli di apotek.

Impian Made Jawi kini terwujud satu per satu. Ia telah resmi membuka praktik di tiga lokasi, yakni di Kedewatan, Singapadu dan di rumahnya di Ubud. Aktivitasnya semakin padat, pagi hingga siang sebagai dosen, sore hari pada hari kerja di Singapadu, dan akhir pekan di rumah. Namun seiring bertambahnya usia, Made Jawi mulai merasakan keinginan untuk memiliki waktu lebih bagi diri sendiri dan keluarga sambil mencoba hal baru. Menjelang masa pensiunnya, ia pun mempertimbangkan apa yang bisa dijalani sebagai kegiatan tambahan. Akhirnya, ia memutuskan untuk merintis bisnis penginapan “The Golden Bridge Villas” yang terdiri dari lima kamar dan berlokasi tak jauh dari tempat praktiknya di Ubud.

Empat tahun sebelum masa pensiun, Made Jawi juga semakin mengutamakan keseimbangan dalam hidup, tidak hanya secara material, tetapi juga spiritual. Ia ingin mendekatkan diri pada nilai-nilai yang selaras dengan ketenangan batin yang selama ini sulit diraih dalam kesibukannya sebagai dokter dan pendidik. Dengan mendirikan penginapan yang bersuasana tenang dan ramah lingkungan, ia berharap bisa menemukan harmoni baru yang mampu memberikan keseimbangan antara kehidupan profesional, bisnis dan spiritualitas. Keinginannya ini juga menjadi cara untuk memberi makna lebih dalam hidupnya, di mana ia dapat menghabiskan waktu bersama keluarga dengan damai dan tetap memiliki sumber penghasilan yang stabil. Ia berharap agar kehadiran penginapannya tidak hanya membawa manfaat bagi para tamu yang mencari ketenangan, tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan spiritual pribadinya. Menurut Made Jawi, keseimbangan hidup adalah kunci, keluarga yang damai, kehidupan yang seimbang, dan materialitas hadir secukupnya sebagai penunjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!