Keharmonisan Alam Bali, demi Pariwisata dan Warisan untuk Anak Cucu
Bali harus terus mempertahankan keindahan alamnya, tidak hanya untuk memikat wisatawan yang datang dari seluruh penjuru dunia, tetapi juga demi generasi muda yang akan mewarisi tanah leluhur mereka. Alam Bali dengan sawah terasering, hutan dan pantai yang menakjubkan, menjadi lebih dari sekedar pemandangan. Ia adalah identitas, warisan dan sumber kehidupan Pulau Dewata.
Siapapun tentu setuju akan hal tersebut, terlebih orang asli Ubud, tepatnya di Banjar Kebon, Kecamatan Tegallalang, I Wayan Suparsa. Kendati dirinya pun sebagai pelakon pendirian bisnis penginapan, ia tak serta-merta melakukan pembetonan secara total atau membangun secara masif. Ia tetap menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, demi terciptanya harmoni serta dilandasi restu Semesta dalam pembangunan “The Papas Villas”. Sebagai wujud komitmen, Suparsa memilih desain yang mengintegrasikan keasrian alam dengan kenyamanan modern, sehingga para tamu tak hanya menikmati pemandangan ikon sawah yang menakjubkan, tetapi juga merasakan ketenangan yang datang.
Suparsa telah selama 35 tahun berkarier di perhotelan, dari sebagai gardener hingga masuk manajemen. Awalnya, ia tak memiliki latar belakang pendidikan pariwisata dan kemampuan bahasa Inggrisnya juga tidak terlalu mahir, namun kesempatan bekerja di hotel disambut dengan pikiran terbuka oleh mantan abdi di Puri Saren Agung Ubud ini. Setelah berpuluh-puluh tahun lamanya ‘tinggal’ di hotel yang begitu indah, menarik dan merasakan energi positif wisatawan yang puas dengan layanan dan fasilitas yang disediakan, menyalakan semangat dalam dirinya untuk suatu hari memiliki penginapan sendiri. Di tahun ke-20 bekerja, Suparsa mulai mengatur keuangan dan merencanakan langkah-langkah untuk mewujudkan mimpinya.
Keinginan Suparsa untuk menjadi pemilik penginapan semakin kuat seiring waktu berjalan. Akhirnya setelah perencanaan yang matang dan tekad yang kuat, tujuh tahun lalu ia mewujudkan mimpinya dengan membuka The Papas Villas, sebuah akomodasi yang ia dirikan di atas tanah keluarga di Banjar Kebon, Tegallalang, Ubud, Gianyar. Dengan modal dari hasil tabungan yang telah ia kumpulkan bertahun-tahun dan pinjaman dana dari bank, Suparsa berhasil membangun dua kamar lengkap dengan fasilitas kolam renang. Sambil mengembangkan The Papas Villas, Suparsa belum sepenuhnya meninggalkan kariernya sebagai karyawan hotel. Karena ia merasa keberadaannya di hotel memberikan landasan yang kuat bagi pengelolaan The Papas Villas, sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi dirinya untuk mengembangkan usaha.
The Papas Villas bukan hanya sekedar tempat menginap, melainkan perwujudan dari kerja keras, dedikasi dan visi Suparsa untuk mempertahankan kearifan lokal Bali di tengah pesat perkembangan pariwisata. Sambil mengelola vila tersebut, Suparsa tetap menjaga prinsip keharmonisan alam dengan tidak melakukan pembetonan berlebihan, sejalan dengan komitmennya untuk menjaga keseimbangan alam dan budaya. Saat pandemi melanda dan mengguncang industri pariwisata Bali, selain alasan tuntutan ekonomi, Suparsa mengambil kesempatan untuk kembali ke akar kehidupan Bali yang berfokus pada alam. Pandemi membuka mata terhadap pentingnya ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan dengan mengolah lahan di sekitar vila. Menjaga harmoni antara pembangunan dan pelestarian lingkungan, masyarakat Bali tidak hanya berinvestasi pada sektor pariwisata, tetapi juga pada masa depan anak-anak mereka. Warisan alam yang terjaga akan menjadi hadiah tak ternilai bagi generasi mendatang, yang akan tumbuh dalam kesadaran untuk mencintai dan melindungi pulau mereka yang indah.