Dulunya Seorang Pengrajin Bedeg Bambu Kini Sukses Menjadi Pengusaha
Kesederhanaan adalah sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok perempuan tangguh bernama Gusti Ayu Putu Suciani. Melalui kiprahnya sebagai ibu dan pengusaha, telah menunjukan keberhasilan Suciani berkat upaya serta kerja kerasnya dalam mendirikan serta mengembangkan bisnisnya yang kini tengah berjalan di tengah pesatnya perkembangan pariwisata di Bali. Melihat peluang serta prospek usaha yang menjanjikan, setelah selama dua bulan didirikan, Puri Kurnia Ayu telah menunjukkan hasilnya. Melalui pelayanan ramah serta pemandangan yang indah, Puri Kurnia Ayu menjadi pilihan bagi para tamu untuk menginap sambil menghabiskan waktu berlibur ke Bali.
Perempuan kelahiran Bangli tahun 1988 tersebut merupakan putri pertama dari dua bersaudara merupakan anak pengrajin bedeg bambu. Masa kecilnya sebagian besar lebih banyak dihabiskan bersama neneknya dididik dan dibesarkan dengan penuh kesederhanaan. Meskipun dimanja lantaran merupakan cucu pertama, tidak hanya diperlakukan secara istimewa, Suciani juga dididik dan diajarkan tentang kemandirian dan kedisiplinan. Suciani dulunya berangkat sekolah sambil berjalan kaki melewati pangkung beramai-ramai bersama teman-teman ke sekolah yang terletak jauh di desa tetangga. Zaman itu masih banyak anak-anak seusianya melewatkan waktu bersama dengan aneka permainan tradisional sambil sesekali bermain di sungai.
Sejak remaja, Suciani mulai belajar mencari penghasilan sendiri dengan bekerja sebagai tukang pembuat bedeg bambu. Pada masa itu di daerah tempatnya tinggal, membuat bedeg merupakan salah satu mata pencarian yang dilakukan tidak hanya orang tua tetapi juga anak-anak. Di sana jiwa kewirausahaannya mulai ditempa, mulai belajar bekerja mencari penghasilan hingga mampu mengelola dan memanajemen keuangan sendiri. Uang yang diperoleh kemudian ditabung untuk digunakan membayar uang sekolah saat masuk SMA dan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Suciani mengatakan bahwa sejak kecil ia bercita-cita ingin memiliki penghasilan sendiri.
Usai menamatkan sekolah, Suciani sempat berkeinginan untuk melanjutkan kuliah, namun ia ingin adiknya bersekolah SMA pada saat itu. Keinginan untuk melanjutkan sekolah tersebut mendapat pertentangan oleh ibunya, tapi ayahnya senantiasa memberi semangat bagi Suciani untuk melanjutkan sekolah. Melihat kondisi tidak memungkinkan dan sudah terjun di dunia kerja, Suciani memilih tidak melanjutkan kuliah. Maka dari itu Suciani mengurungkan niatnya kemudian memilih untuk melamar menjadi pengajar taman kanak-kanak di Baturiti, Tabanan, selama empat bulan. Setelah itu, Suciani memutuskan untuk kembali pulang ke Bangli dan bekerja di peternakan ayam sebagai kasir di sana selama enam bulan. Terakhir, ia melamar kerja di dealer Yamaha sebagai sales selama 2,5 tahun. Di tempat itulah wawasan serta pengalamannya mulai ditempa.
Sekian lama sudah Suciani bekerja, akhirnya ia pun menikah. Saat kehamilan anak pertama, Suciani lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan berhenti bekerja sementara waktu. Karakternya yang selama ini ulet dan suka bekerja keras, suasana seperti itu membuatnya bosan. Usai kelahiran anak pertama, Suciani mulai melanjutkan bekerja dengan menjual dulang di Kayuamba dan keluar masuk pasar. Setelah memperoleh modal yang cukup, Suciani membuka sebuah butik di rumahnya bernama Kurnia Ayu Shop sambil mengelola artshop yang diberi nama Kurnia Handicraft. Setelah sekian lama berkecimpung dalam membangun dan mengelola usaha, berkat dukungan suami, Suciani membuktikan dedikasinya sebagai pengusaha. Melihat prospek yang bagus serta peluang usaha menjanjikan, Suciani bersama suami membangun sebuah penginapan yang menawarkan pemandangan indah serta fasilitas memadai di Desa Bresela, Payangan, Gianyar. Awal mula tempat tersebut ingin dibangun sebuah rumah kos, namun Suciani diminta suaminya untuk dibangun penginapan melihat peluang yang ada. Selama dua bulan berdiri, tamu wisatawan mulai ramai berdatangan untuk menginap di Puri Kurnia Ayu.
Melihat situasi dan kondisi usaha yang semakin berkembang di awal berdiri, Suciani yang semula tidak pernah terpikir untuk terjun menjadi pengusaha yang bergerak di dunia pariwisata menyadari dirinya sama sekali tidak memiliki dasar pengetahuan bagaimana mengelola akomodasi pariwisata seperti ini. Suciani mulai belajar melalui kanal YouTube bagaimana mengelola penginapan seperti menata kamar serta memberikan pelayanan terbaik bagi para tamu wisatawan. Berkata dukungan dari keluarga, Suciani bertekad untuk terus mengembangkan usahanya dan menjadikan bisnisnya sebagai bisnis yang berkembang dan berkelanjutan.