Pengalaman Baru Membangun dan Mengelola Bisnis secara Otodidak
Pertemuannya dengan seorang warga negara Australia adalah langkah awal perjalanan Ni Putu Dian Arsita Yanti sebagai pengusaha. Melihat potensi yang dimiliki serta karakternya yang cakap dan bertanggung jawab, Dian demikian ia akrab dipanggil, dipercaya untuk membangun dan mengelola Clove Tree Hill Villas. Meski dalam prosesnya menemui banyak rintangan, Dian optimis mampu mengelola bisnis ini dengan baik walaupun ia mengakui tak memiliki dasar pengalaman dan belajar secara otodidak mulai dari proses membangun dan mengelola bisnis yang berkecimpung di dunia pariwisata ini.
Merintis bisnis dari nol menjadi tantangan besar bagi Dian, di mana kala itu ia merupakan mahasiswa semester akhir jurusan Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Udayana. Pertemuannya dengan warga negara Australia yang berkeinginan membangun sebuah tempat tinggal saat berkunjung ke Bali. Melihat adanya peluang bisnis menjanjikan tercetus keinginannya untuk mengajak Dian bekerja sama membangun dan mengelola sebuah vila dengan konsep Bali tempo dulu. Para tamu datang tidak hanya sekedar menginap, tetapi ikut merasakan bagaimana kehidupan orang Bali dalam kesehariannya. “Siapapun tamu yang datang ke sini, kami ajak untuk ikut merasakan The Real Bali, jadi mereka bisa melihat bagaimana kehidupan orang Bali saat di ladang dan kita juga mempromosikan kepada tamu bahwa inilah konsep penginapan yang kami tawarkan,” jelas Dian.
Keberaniannya dalam mengambil keputusan untuk membangun dan mengelola bisnis dari nol hasil dari tempaan sejak dini. Jiwa kepemimpinannya diperoleh dari sosok ayah saat menjabat menjadi Jro Bendesa yang juga bekerja sebagai petani sawah dan ladang bersama ibunya. “Saya dulunya dididik keras dan tegas oleh orang tua terutama disiplin dalam waktu. Boleh bermain tapi jangan lupa belajar, karena itu adalah tanggung jawab siswa,” ingat Dian.
Perempuan kelahiran 1994 di Desa Gunung Salak, Selemadeg Timur, Tabanan ini menuturkan kehidupan masa kecilnya begitu akrab daerah sawah dan ladang yang asri. Sejak kecil Dian dilibatkan dengan aktivitas orang tua sebagai petani. Namun, ia ditekankan agar tetap mengutamakan pendidikan. Terlahir sebagai anak petani merupakan hal yang luar biasa dan memberikan banyak pengalaman berharga bagi Dian. Ia juga mengisahkan, sosok ayah berperan besar dalam pembentukan karakternya sejak kecil, “Sosok ayah saya itu figur besar dalam hidup saya terutama dalam kepemimpinan, kebetulan beliau adalah Jro Bendesa Adat hampir 15 tahun, dari kecil bagaimana bertemu dengan orang baru dan menangani apapun, membagi waktu saya belajar, dari sana jiwa kepemimpinan saya tumbuh dari beliau. Kalau ibu lebih banyak mengajarkan sosok keibuan.”
Sebagai anak yang kerap mendulang prestasi hingga duduk di bangku SMA, Dian merupakan sosok yang gemar belajar dan suka membaca. Kemandirian mulai dipupuk sejak Dian memutuskan untuk tinggal pisah dengan orang tua dengan menyewa kamar kos sendirian yang pada saat itu Dian tengah mengenyam pendidikan SMP. Hal tersebut berlangsung sampai SMA. Masa remaja yang dilewatkannya penuh warna. Pada momen itu, Dian belajar bagaimana beradaptasi lingkungan baru dan mengatur keuangan. Setelah lulus SMA, Dian memutuskan untuk melanjutkan studi ke Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Udayana. Keputusannya tersebut awalnya mengalami penolakan oleh orang tuanya yang tidak setuju akan keputusannya melanjutkan kuliah, “Karena tempat kuliahnya jauh di bukit Jimbaran, orang tua sempat tidak setuju. Saya disuruh menikah saja, buat apa sekolah, seperti stigma perempuan pada pada umumnya. Namun, saya tetap teguh memutuskan untuk lanjut kuliah, dan memberitahukan kepada orang tua setelah saya lulus tes masuk universitas.”
Menjelang akhir semester tepatnya saat Dian menyusun skripsi, Dian bertemu dengan seorang warga negara Australia dan menawarkan kerja sama membangun sekaligus mengelola bisnis bisnis vila yang mana awalnya hanya ingin mendirikan tempat singgah saat berkunjung ke Bali. Melihat potensi pariwisata Bali yang begitu menjanjikan, akhirnya keduanya memutuskan untuk membangun dan mengelola sebuah vila dengan konsep unik Bali tempo dulu. “Mereka bilang mau cari tempat di sini, awalnya untuk tempat liburan, beliau mau sewa tempat kalau saya mau mengelola tempat ini. Waktu Itu saya belum ada pengalaman sama sekali, selama proses membangun, saya benar-benar belajar dari awal secara otodidak,” ungkap Dian
Clove Tree Hiill Villas selesai di bangun Desember tahun 2017 dan beroperasi mulai awal 2018. Awalnya Dian mengelola vila ini sendiri, kemudian setelah menikah pada tahun 2019, Dian mengelola tempat ini bersama suami. Sebagai langkah awal untuk memperkenalkan Clove Tree Hill Villas ini dengan memperkenalkan keunggulan yang dimiliki vila ini. Dian membangun platform dan bekerja sama dengan travel agent. Meski tak memiliki basic di bidang ini, dengan karakternya yang mudah bergaul, tidak sulit bagi Dian untuk menggaet pasar didukung dengan banyak relasi yang dimiliki. Selama proses mengelola, Dian juga lebih banyak sharing dengan ayah bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik. “Saya melihat ayah saya dulu bagaimana menghadapi berbagai orang dan saya sering sharing sama ayah soal ini. Meski tidak dibantu secara langsung, saya belajar secara otodidak. Dari sana pengalaman bisa didapat. Banyak salah itu nggak apaapa. Perlahan jiwa kepemimpinan muncul dalam diri saya.”
Saat ini Clove Tree Hill Villas dari awal membangun hingga kini terdapat 5 unit. Pihak owner yang saat ini tinggal di Darwin, Australia mempercayakan Dian untuk mengelola tempat ini dengan harapan Clove Tree Hill Villas tidak hanya menjadi tempat wisata, juga mampu memberikan lapangan kerja khususnya bagi yang telah memiliki keluarga dan memilih bekerja dekat dari rumah. Sebanyak 11 staf yang bekerja dengan harapan mampu bekerja sama mengelola Clove Tree Hill Villas dengan sebaik-baiknya dan menjadi salah satu pilihan penginapan bagi para tamu yang ingin merasakan suasana Bali tempo dulu yang akrab dengan pandangan alam nan asri.