Dari Developer hingga Menjadi Kontraktor Sebuah Perjalanan Panjang Penuh Inspirasi

Seolah tak mengenal kata menyerah, selalu ada cara bagi I Made Putra Arya Umardika untuk kembali bangkit dari titik terendah. Pengalaman demi pengalaman telah ia lewati hingga sampai pada masa di mana pria asal Negara ini dikenal sebagai kontraktor sekaligus developer terpercaya dan berhasil membangun perusahaannya sendiri, Narendra Jaya Abadi. Perjalanan kariernya bermula terinspirasi dari sosok Agung Surya Antara, seorang manajer kargo sekaligus developer yang memperkenalkan dunia eksportir sejak lulus SMA. Hingga kini, Made demikian ia akrab disapa, berhasil mendirikan berbagai unit properti melalui tangan dinginnya. Sosoknya dikenal ramah dan pekerja keras mampu membangun kepercayaan yang membawanya sampai pada titik keberhasilan saat ini.

Pria kelahiran tahun 1979 ini melewati kesehariannya di masa kecil dengan membantu orang tuanya memetik cengkeh sepulang sekolah. Melihat kesulitan hidup dan ekonomi keluarga kurang memadai, menempa kemandirian serta rasa tanggung jawab anak ke enam dari enam bersaudara ini. Kedekatannya dengan ibu memberinya semangat untuk melewati hari di tengah keterbatasan. Meskipun begitu, Made merupakan anak berprestasi dari segi akademis. Sejak SMP ia memutuskan untuk tinggal pisah dari orang tua dengan menyewa kamar kos. Kehidupan mandirinya dimulai sejak saat itu. Made belajar bagaimana cara berhemat dan hal itu berlangsung sampai ia duduk di bangku SMA. Made mengenang banyak momen manis terjadi kala itu. Saat kehidupan dirasa begitu sulit, pertemuannya dengan sahabat setia membantunya melewati masa-masa itu saat SMA. Made dikenal sebagai sosok yang mudah bergaul. Melihat kondisi perekonomian keluarga saat itu, Made terdorong untuk segera bekerja setelah lulus sekolah.

Pria lulusan SMA Negeri 1 Negara ini akhirnya memutuskan untuk mencoba melanjutkan studi ke sekolah penerbangan namun tidak lolos. Kegagalan tidak membiarkannya terlalu lama larut dalam kesedihan, Made memutuskan untuk bangkit dan pergi ke Denpasar bekerja dengan Agung Surya Antara, seorang manajer kargo dan developer yang telah mengajaknya bekerja saat masih duduk di bangku SMA. Selama satu tahun bekerja, Made memperoleh sederet pengalaman, berawal dari menjadi seorang petugas packing barang. Saat itu Made menemukan passion-nya menjadi seorang pengusaha yang bergerak di bidang kargo dan developer melalui sosok Agung Surya Antara inilah dirinya terinspirasi. “Meski banyak kakak-kakak saya yang terjun ke dunia perbankan, sedikitpun saya tidak tertarik. Saya bilang itu bukan passion. Saya sadar bahwa saya cocoknya bekerja di lapangan. Pengalaman kerja bersama Pak Agung selama satu tahun sebagai tukang packing barang inilah yang membuka jalan untuk menemukan passion saya ini,” ungkap Made

Pertemuannya dengan salah satu tamu bisnis saat bekerja sambilan di The Royal Vocational Club tepatnya di Pantai Kuta menawarkan pekerjaan baru. Sambil melatih kemampuan bahasa Inggrisnya, Made menemukan peluang kerja baru. Di sana Made memperoleh banyak pengalaman seputar dunia kargo yang tengah ia geluti. Meskipun ia harus banyak menangani tugas di perusahaan tersebut, Made begitu merasakan proses tempaan dari pengalaman kerja di kargo. Sosok tamu bisnis tersebut dijadikan barometer Made untuk menjadi pengusaha. Tidak hanya mengurus kargo saja, Made harus menangani garmen juga. Seiring waktu tawaran pun datang dari pemilik perusahaan tempatnya bekerja saat itu di Amerika menawarkan kembali pekerjaan baru yang lebih menjanjikan, setelah berjalan 1 tahun bekerja, Made memutuskan untuk berhenti bekerja di sana dan mengikuti pimpinannya dari Amerika tersebut. Setelah 3 tahun bekerja, Made mengakhiri masa kerjanya di sana saat orang tuanya mengalami kecelakaan. Saat itu adalah kedua kalinya Made jatuh ke titik terendah sepanjang hidupnya.

Berbekal modal hanya Rp8 juta di kantong, Made mulai memikirkan cara agar dapat bertahan hidup di tengah kondisi sulit. Kemudian ia membuka showroom sendiri mencoba menawarkan barang-barangnya. Tak berselang berapa lama, datang seseorang dari Waikiki Kargo mengambil 9 item barang. Sejak saat itu pesanan barang mulai berdatangan dengan harga yang sangat fantastis. Kemudian Made mulai mengantar barang dari Artshop ke Artshop. Kemudian Made mulai mengikuti berbagai pameran produk ekspor di Jakarta setiap tahunnya. Selain itu, Made juga ikut pameran di Hongkong dan Australia. Di masa itu, produk China sedang naik daun. Hal tersebut memengaruhi harga pasar produk garmen dan kerajinan tangan di Indonesia sehingga mengalami penurunan drastis. Untuk itu, berbekal modal yang ada, Made mencoba untuk membeli rumah kemudian merenovasinya dan menjualnya kembali, hasil yang didapat dipakai untuk membeli lahan seluas 2 are lalu membangun rumah dan menjualnya kembali. Sejak saat itu, Made mulai merambah ke dunia properti.

Perekonomiannya kembali terangkat pada saat itu hingga mampu membangun 12 unit rumah. Namun keadaan menghantamnya kembali ke bawah hingga ia harus menjual kembali unit tersebut dengan harga yang sangat murah. Namun Made tidak menyerah pada saat itu juga. Ia melakukan pendekatan dengan tamu Rusia dan Ukraina yang di masa itu banyak melakukan investasi dan pembangunan di Bali. Pendekatannya tersebut berhasil mengadakan kerja sama dengan tamu-tamu tersebut. Dari developer menjadi kontraktor, Narendra Jaya Abadi mulai berdiri. Sejak saat itu terjadi peningkatan karier cukup signifikan di tengah keadaan gencarnya pembangunan pariwisata Bali, Made optimis dan percaya diri mampu berkiprah bekerja sebagai kontraktor. Baginya ini merupakan sebuah peluang dan kesempatan untuk mengembangkan kariernya. Kepercayaan demi kepercayaan diraih hingga saat ini. Jalinan kerja sama dengan berbagai pihak turut membantu membesarkan usahanya. Bagi Made, keberhasilannya melewati dua kali titik terendah tidak membuatnya untuk berhenti, melainkan kembali bangkit lebih kuat lagi dan lebih besar lagi. Keberhasilannya begitu menginspirasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!