Pasti Bagus Kreasi, Pasti Bagus ! Mengubah Ruangan dan Membangun Hubungan

Kepercayaan yang telah dibangun oleh Ali Imron dan timnya selama 24 tahun melalui “PastiBagus Kreasi” menjadi landasan utama dalam hubungan mereka dengan klien. Kualitas kerja yang konsisten dan komitmen terhadap kepuasan pelanggan telah membuat klien menyerahkan sepenuhnya kebutuhan interior mereka tanpa keraguan. Dalam bisnis, kepercayaan semacam ini adalah aset tak ternilai, yang memungkinkan hubungan jangka panjang dan keberhasilan berkelanjutan. Klien tidak lagi memilikirkan biaya, karena mereka tahu bahwa setiap detail pekerjaan akan dikerjakan dengan sempurna sesuai harapan. Ini membuktikan bahwa integritas dan dedikasi terhadap kualitas bukan hanya mendatangkan keuntungan finansial, tetapi juga menciptakan loyalitas dan reputasi yang tak tergantikan.

Saat diwawancarai di tanggal cantik, tanggal 8 bulan 8, tahun 2024, belum lama ini Ali Imron baru saja menunaikan ibadah umroh, berkah dari kesuksesannya membangun PastiBagus Kreasi. Kabar baik lainnya, ayah empat orang anak ini sukses menyekolahkan salah satu anaknya di kampus negeri ternama, Institut Teknologi Bandung (ITB). Di tengah kesuksesan tersebut, masih ada yang mengganjal di hati seorang ayah, ia merasa belum lengkap tanpa kehadiran seluruh anggota keluarganya. Meskpun ia dan salah satu anaknya telah menetap di Bali, sementara istri dan tiga anaknya masih tinggal di Pasuruan, Jawa Timur. Maka dari itu, Ali sedang mempersiapkan langkah besar berikutnya yaitu memindahkan keluarganya ke Bali. Proses ini tidak hanya melibatkan aspek fisik seperti membangun rumah di Bali, tetapi juga merupakan simbol dari upaya Ali untuk menyatukan kembali keluarganya di tengah keberhasilan yang telah ia capai.

Lalu bagaimana awal mula Ali bisa sukses berwirausaha di rantauan? Pria kelahiran 1 Mei 1975 ini mengisahkan sejak remaja, ia sudah menunjukkan minat yang besar dalam menggambar. Bakat tersebut tidak luput dari perhatian gurunya, yang kemudian menyarankannya untuk melanjutkan untuk melajutkan pendidikan di jurusan yang mendukung minatnya. Setelah tamat SMA, Ali mempertimbangkan tiga kampus ternama untuk melanjutkan studinya, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Udayana (Unud). Akhirnya ia memilih masuk ke program studi Seni Rupa dan Desain di Unud melalui jalur PMDK. Keputusannya ini didasarkan pada ketertarikannya terhadap budaya seni arsitekur yang berbeda di Pulau Bali daripada yang lain. Akan tetapi, pilihannya pada bidang tersebut sempat diragukan oleh keluarga. Ayahnya mengira bahwa seni rupa hanya berkisar pada melukis semata. Kakaknya pun sempat berpendapat serupa. Hingga kemudian, kakaknya yang sudah melanjutkan kuliah di ITB, mencari tahu lebih lanjut tentang bidang tersebut. Setelah mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan memahami potensi karier di bidang seni rupa dan desain, barulah keluarga memberi restu Ali untuk merantau dan melanjutkan pendidikannya di Bali. Restu inilah yang menjadi awal penting perjalanan sukses Ali dalam menempuh pendidikan dan berwirausaha di perantauan.

Sebagai mahasiswa perantauan, Ali menghadapi keterbatasan dalam sumber daya, terutama hal mobilisasi. Beruntung, ia memiliki teman bernama Aswan yang sering ia tumpangi untuk berangkat kuliah ke kampus Bukit, Jimbaran. Jika Aswan merasa malas mengendarai motor, Ali dengan senang hati bergantian mengemudikan motor tersebut, sebagai bentuk rasa terima kasihnya. Dalam keterbatasan tersebut, Ali juga mendapat pesan tegas dari ayahnya agar menyelesaikan kuliahnya dalam waktu empat tahun, jika tidak, ia harus mencari biaya kuliahnya sendiri. Benar saja, Ali terlambat menyelesaikan kuliahnya dan harus menambah satu tahun lagi. Untuk itu, Ali harus mencari cara untuk mencari uang. Dengan bakat yang ia miliki, ia kemudian berkreativitas untuk membuat miniatur atau maket bagi adik-adik kelasnya yang akan menghadapi sidang skripsi. Harga satu maketnya bisa mencapai Rp2,5 juta yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya selama empat bulan pada masa itu. Bahkan, ada adik kelas yang akan menawarkan tambahan Rp2,5 juta lagi jika mereka mendapatkan nilai bagus dari maket yang ia buat.

Sebelum lulus kuliah, Ali sudah mulai mengerjakan proyek, meskipun ia belum memiliki workshop sendiri. Ia lantas bekerja sama dengan tukang yang sudah memiliki workshop dan mensub-kontrakkan pekerjaan di sana. Proyek pertamanya adalah pemilik dari Sinar Photo di cabang Jl. Waturenggong, Denpasar yang ia dapatkan melalui koneksi adik kelasnya yang pernah ia bantu membuat maket. Kebetulan, adik kelasnya ini adalah teman dari pemilik Sinar Photo. Ketika adik kelasnya bersama pemilik tersebut membuka Sinar Photo, mereka mempercayakan proyek ini kepada Ali. Pengalaman Ali bekerja sebagai freelancer dalam mengerjakan proyek, membuatnya tidak pernah merasakan bekerja sebagai karyawan. Hingga pada tahun 2000, dua tahun setelah memulai kariernya, ia memantapkan diri membuka workshop sendiri.

Selama enam bulan pertama, Ali menjalankan workshop tersebut seorang diri. Kemudian dua temannya, salah satunya adalah Aswan, teman yang ia tebengi semasa kuliah. Ali menyambut baik kehadiran mereka, karena ini memungkinkan mereka untuk menangani lebih banyak proyek dan membayar tukang yang bekerja dengan mereka. Dalam hal desain 3D, Ali dan timnya terkadang meminta bantuan adik kelas, karena pada masa kuliah, mereka belum mendapatkan mata kuliah tersebut. Tiiga tahun kemudian, Ali mencari lokasi baru yang ditemukan di Jl. Pulau Bali, Denpasar berupa sebuah garasi dengan peralatan yang masih minim. Memiliki modal lebih, mereka kembali pindah lokasi saat ini, di Jl. Tukad Buaji Gg. Rajawali No.19, Sesetan, Denpasar Selatan. Meski telah pindah ke lokasi yang lebih memadai, Ali masih menerapkan manajemen yang sederhana. Di mana dalam sistem mereka, setiap kali ada yang mendapatkan proyek, penghasilan akan dibagi rata.

Memupuk Kepercayaan Keberlanjutan

Setelah lima tahun bekerja bersama, dua rekan Ali memutuskan untuk membangun usaha mereka masingmasing. Meskipun demikian, komunikasi di antara mereka tetap terjalin dengan sangat baik. Bahkan, jika salah satu dari mereka memiliki proyek yang berlebihan, proyek tersebut akan dilimpahkan kepada yang lain. Ali sendiri, dalam bisnisnya yang kini dikenal sebagai PastiBagus Kreasi, berhasil mempertahankan keberlanjutan usaha dengan menangani minimal empat proyek setiap bulan. Proyek-proyek yang digarap oleh Ali tidak hanya datang dari klien baru, tetapi juga dari hubungan jangka panjang yang telah ia bangun bertahun-tahun. Misalnya, Sinar Photo, yang awalnya memberikan proyek pertama kepada Ali, kini mempercayakan semua cabang mereka kepada PastiBagus Kreasi. Selain itu, Hotel Ari Putri di Sanur juga menjadi klien setia sejak generasi pertama pemilik hotel tersebut, hingga sekarang, ketika kepemimpinan telah dialihkan kepada anaknya, mereka tetap menggunakan jasa PastiBagus Kreasi. Para klien ini begitu mengenal dan menghargai kualitas karya PastiBagus Kreasi sehingga mereka menyerahkan sepenuhnya kebetulan proyek kepada tim Ali, tanpa mengkhawatirkan biaya yang harus dikeluarkan. Ada juga proyek mengisi seluruh furnitur sebuah rumah di Lumajang. Pemilik rumah tersebut bahkan mengatakan “Pokoknya saya hanya tinggal membawa baju saja nanti sesampai di rumah,” ucap Ali meniru nada klien tersebut. Kepercayaan ini menjadi bukti betapa besar reputasi yang telah dibangun oleh Ali dan timnya serta menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan baik dan kualitas dalam bisnis yang berkelanjutan.

Kini, dengan banyaknya bisnis interior yang bermunculan di Bali, Ali menanggapi dengan kepercayaan diri, “PastiBagus Kreasi berfokus pada pelayanan yang unggul dan berusaha membuat klien merasa kecanduan terhadap hasil karya kita,” ucapnya bangga. Ali dan timnya juga ingin lebih dari sekadar penyedia jasa, mereka ingin menjadi bagian dari keluarga klien, yang bisa diandalkan kapanpun dibutuhkan. Mereka memahami bahwa klien mencari kenyamanan dalam setiap interaksi, baik dalam konsultasi, proses pengerjaan, hingga hasil akhir. Lebih dari itu, Ali percaya bahwa kunci kesuksesan dalam bisnis tidak hanya terletak pada keterampilan dan pelayanan, tetapi juga pada keseimbangan antara usaha lahir dan batin. “Dalam bisnis yang terpenting adalah doa, usaha, ikhtiar dan tawakal,” yakin Ali. Ia selalu mengingatkan timnya bahwa selain bekerja keras dan memberikan yang terbaik, mereka juga harus berserah diri kepada Tuhan, percaya bahwa segala usaha yang dilakukan dengan niat baik akan membuahkan hasil yang baik pula. Prinsip ini menjadi landasan yang kuat dalam menjalankan PastiBagus Kreasi, menjadikan mereka berbeda dari kompetitor dan tetap percaya oleh klien-klien setia mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!