Pelayanan Modern yang Tak Melupakan Asal Usul Hindu Bali
Lahir dan tumbuh di Payangan, Gianyar, kemudian sukses menaklukkan batasan diri dengan lulus berprofesi sebagai dokter, tak lantas mendorong dr. I Gusti Ngurah Gede Putra memilih sukses berkarier di kota yang lebih memberikan peluang menjanjikan kepada mantan pelajar dari SMPN 1 Payangan ini. Ia mengambil keputusan penting dalam hidupnya, dengan kembali dan mengabdi ke tanah kelahiran.
Sebagai anak tunggal dari orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta penjahit sederhana, sejak duduk di bangku sekolah, alumni dari SMAN 1 Denpasar ini, berusaha mandiri dalam memenuhi kebutuhan biaya sekolah dengan mencari beasiswa. Saat kuliah dI Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, ia pun lakukan sambil bekerja di sore hari di sebuah apotek di Denpasar. Bahkan ia bekerja sekaligus tergabung dalam organisasi pers di salah satu TV swasta di Bali selama 12 tahun.
Tamat kuliah, Ngurah Gede Putra sempat bekerja dua tahun di Jakarta, setelah mengikuti kompetisi dan memenangkan diri sebagai runner up dari Direktorat Jendral Keuangan dan menjadi maskot nasional tentang pajak. Kemudian ia kembali ke Bali terpilih sebagai bagian dari project officer “Global Fund untuk penanggulangan AIDS, Tuberkulosis dan Malaria”, bertempat di Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Berselang dua tahun, ia kemudian merasa terpanggil untuk kembali ke tanah kelahiran, dengan mengikuti adanya pembukaan formasi CPNS di Kabupaten Gianyar.
Pada 2009, Ngurah Gede Putra menjadi staf dari Puskesmas Payangan, kemudian sebagai dokter umum, staf manajemen perencanaan, terakhir sebagai kepala puskesmas pada tahun 2014. Oleh Bupati Gianyar beserta Pemda dan tokohtokoh masyarakat Gianyar, berinisiatif untuk mengadakan pengembangan rumah sakit daerah, khususnya di daerah utara Gianyar yang mendapatkan tingginya permintaan. Maka pada tanggal 12 November 2019, dilakukan soft opening RSU Payangan yang berlokasi di Jl. Raya Payangan, Melinggih, Payangan, Kabupaten Gianyar.
Dari level staf hingga menjadi direktur rumah sakit, menjadi prestasi yang membanggakan sebagai seorang pekerja. Tak semua orang mampu bertahan saat duduk di kursi bawahan, bahkan tak muda mempertahankan profesionalisme kerja saat di posisi atas. Diungkapkan Ngurah Gede Putra, tanpa pernah merasakan proses berbagai posisi, khususnya mangemen di bidang medis, kita bisa saja takabur saat posisi tiba-tiba berada di puncak. Yang lebih buruk lagi, kita kurang memahami secara umum bagaimana prosedur rumah sakit berjalan.
Bersemboyan “Pavitram Idam Uttamam” yang dikutip dari Bhagavad Gita Bab IX.2, memiliki arti tuntunan pengetahuan yang murni dalam memberikan pelayanan setulus hati. Juga secara harfiah Pavitram berarti Tirta Amerta Dewa Wisnu penguasa bumi utara, Idam berarti ini, Uttamam artinya harapan tertinggi kesehatan, kesejaheraan yang utama. Dalam makna Pavitram Idam Uttamam adalah pembawa kesehatan dan kesejahteraan dari bumi utara Gianyar yaitu Payangan Hospital. Payangan Hospital siap memberikan pelayanan maksimal, simple dan terjangkau bahkan gratis kepada seluruh lapisan masyarakat, dengan didukung peralatan terbaru dan staf yang profesional dan terlatih. Misalnya pada proses pendaftaran di pasien di RSU Payangan dibuat lebih sederhana dari birokrasi rumah sakit pada umumnya. Oleh petugas, yang akan datang menemui pasien, menyiapkan kebutuhan selama di rumah sakit.
“Welcome Home” menjadi tambahan kelebihan yang ditampilkan RSU Payangan, agar siapa pun yang berkunjung ke rumah sakit merasa nyaman, selama melakukan tindakan medis, begitu pula dengan seluruh staf, agar sama-sama menjaga pelayanan tetap berkualitas. Seiring dengan pertumbuhannya menuju grand opening, RSU Payangan juga akan merencanakan pembangunan untuk penyakit infectious, dilengkapi dengan ruang perawatan dan UGD. Perpaduan antara pelayanan modern dan konservatif pun menjadi unggulan, yang diwakilkan dalam logo RSU Payangan, yakni bibit bunga cempaka khas Payangan. Dalam perwujudannya, setelah bangunan rumah sakit benar-benar rampung, konsep bangunan dan penempatan ruangan penangan medis tak akan jauh sentuhan keyakinan umat Hindu Bali terhadap ajaran agama. Seperti di konsep kelahiran pada ruangan bidan berapa di arah selatan, disimbolis sebagai Dewa Brahma, konsep perawatan atau pemeliharaan disimbolis sebagai Dewa Wisnu di arah utara dan di tengah konsep UGD yang disimbolkan Dewa Siwa. Konsep-konsep tersebutlah menjadi fokus pengoptimalan oleh Ngurah Gede Putra saat ini, agar bila saatnya di mana ia akan menyerahkan RSU Payangan kepada generasi muda selanjutnya, tak hanya akan meninggalkan kejayaannya, tapi juga memori terbaik bagaimana proses-proses tersebut diselami dan ditahtakan dengan mendekati angka sempurna.