Gali Potensi Diri dari Advokat hingga Pengabdian di Masyarakat

Mengidolakan sosok diplomat sekaligus entertainer Sherly Melinton sejak remaja, Cynthia Febriani, SIP., SH., bercita-cita ingin menjadi tokoh perempuan multitalenta. Melalui proses perjuangan yang tak mudah ia pun berhasil menggapai satu persatu pencapaian mulai dari sukses di bidang karier serta cakap dalam berorganisasi. Pencapaian teranyar yakni dipercaya sebagai Ketua Kaukus Perempuan Parlemen Kota Denpasar periode 2020-2024, mengokohkan langkahnya dalam pengabdian masyarakat. Khususnya untuk memperjuangkan pemberdayaan dan perlindungan perempuan.

Nama Cynthia Febriani sudah tidak asing dalam kancah perpolitikan di Bali, khususnya di wilayah Kota Denpasar. Sebelum dikenal sebagai salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Kota Denpasar seperti sekarang ini, namanya sudah wara-wiri dalam tatanan politik dengan mengusung bendera Partai PDI Perjuangan. Memulai langkah politiknya dengan dipercaya menjadi Sekretaris DPC PDIP Denpasar kemudian setelah dua periode kepengurusan berikutnya terpilih sebagai Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak dan Penanggulangan Bencana Alam DPC PDI Perjuangan Kota Denpasar.

Bagi Cynthia pribadi, politik bukanlah sesuatu hal yang asing. Ia terlahir di lingkungan keluarga yang juga memiliki sepak terjang perpolitikan dan sedari kecil sudah sering menyaksikan aktivitas politik secara langsung. Seiring beranjak dewasa, perempuan kelahiran Denpasar, 21 Februari 1974 ini juga kian memahami bahwa politik adalah sesuatu yang tak dapat dipisahkan dalam realita kehidupan sehari-hari. Banyak aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan praktik politik namun tak disadari secara langsung. Sehingga ia pun terhindar dari apriori umum bahwa politik selalu terkait dengan praktik kotor padahal tidak demikian adanya. “Politik apabila didasari dengan pengabdian yang tulus serta dilakoni dengan berpegang teguh pada normanorma yang berlaku, tentunya akan membawa dampak positif bagi masyarakat luas,” ujarnya.

Masa kecil Cynthia tak melulu diwarnai dengan isu serius seperti halnya politik. Seperti anak remaja lainnya, Cynthia di masa SMP juga memiliki ketertarikan lebih untuk merawat penampilan diri. Perawakannya yang ramping menjadi modal untuk memasuki dunia modeling. Ia selalu tampil percaya diri saat melenggak-lenggok di atas catwalk. Bahkan ia pernah menjuarai lomba modeling dalam rangka mewakili sekolahnya SMPK Swastyastu Denpasar. Hanya saja saat sudah menjalani rutinitas sebagai pelajar di SMA Perintis Denpasar, ia mulai mengurangi aktivitas sebagai model dan berfokus belajar demi menembus impian masuk ke PTN Favorit.

Menyadari bahwa ekspetasi tak selalu menjadi nyata pada saat ia tak lolos ujian masuk ke universitas yang dituju, tak membuat Cynthia menyerah begitu saja. Pada seleksi berikutnya di perguruan tinggi berbeda, ia akhirnya diterima di Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Pasundan di Kota Bandung. Momen itulah yang agaknya menjadi titik balik bagi seorang Cynthia menjelma menjadi seorang pribadi berkarakter. Juga sebuah masa di mana ia mengenal orang-orang bertalenta dari berbagai daerah. Ia pun mengakui hingga saat ini masih menjaga relasi dengan para sahabat yang kini banyak menjadi tokoh sukses di bidang masing-masing.

Setelah menyelesaikan kuliah, Cynthia sempat bekerja sebagai general manager. Kemudian di tahun 1999 menikah dengan pria tambatan hati bernama I Ketut Bagus Kerta Negara, SE yang berasal dari Pemecutan, Denpasar. Setelah menikah dan memiliki seorang putri, Cynthia masih bisa mengaktualisasikan dirinya di bidang karier. Beruntung ia memiliki sosok suami yang sangat mendukungnya dalam setiap hal, salah satunya saat ia memutuskan kuliah kembali. Kali ini ia menyelesaikan studi di bidang hukum hingga berhasil meraih gelar sarjana di tahun 2018 lalu.

Kemudian ibu dari Ni Made Ayu Mahayoni Putri K.N. ini berhasil merampungkan Pendidikan Khusus Profesi Advokat dan resmi dilantik menjadi seorang advokat. Dalam perjalanan kariernya sebagai mediator di pengadilan negeri maupun swasta yang ada di Bali, ia harus pandai mengatur waktu agar masih bisa melakoni peran sebagai ibu sekaligus istri. Di luar itu ia juga aktif sebagai bendahara di Kongres Advokat Indonesia dan sebagai anggota Bidang Pendidikan Kadin Bali.

Sempat maju dalam pemilu legislatif pada 2019 lalu, srikandi politik PDI-P ini hanya menduduki peringkat lima di internal caleg PDIP Dapil Denpasar Barat II, dengn perolehan 1.125 suara. Kala itu, PDIP hanya kebagian jatah 4 kursi legislatif dari Dapil Denpasar Barat II. Pada tahun 2020 lalu, Cynthia diberi mandat untuk menggantikan posisi sang paman, Putu Tjawi di kursi DPRD. Putu Tjawi tutup usia sehingga ia digantikan caleg separtai dalam satu dapil yang meraih suara terbanyak di antara yang gagal lolos saat pileg. Itu artinya, Cynthia Febriani berhak maju di DPRD Denpasar Dapil Denpasar Barat II dengan status PAW.

Sebagai salah satu perempuan di Parlemen Kota Denpasar, Cynthia berharap sesama legislator perempuan semakin solid bergerak untuk maju kedepannya. Terlebih setelah dirinya terpilih sebagai Ketua KPP (Kaukus Perempuan Parlemen) Kota Denpasar, ia ingin menjalankan program kerja lebih maksimal lagi. Khususnya dalam dalam upaya mengikis eksploitasi perempuan dan anak serta meminimalisir gepeng (gelandangan dan pengemis) di Kota Denpasar. Di luar kaitannya dengan tugas sebagai anggota dewan, Cynthia juga mengajak para perempuan untuk lebih giat menggali potensi diri dan harus punya karakter yang kuat di dalam menjalani peran masing-masing.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!