Mampu Bangkit dari Krisis, Kini Sukses Membangun Bisnis Bersama
Salah satu faktor yang membuat setiap manusia mampu bertahan dari kerasnya tekanan dan tantangan adalah semangat hidup. Semangat hidup manusia merupakan kekuatan yang mendorong individu untuk terus maju mencapai tujuan dan impian. Gusti Ayu Sekarini dan I Putu Budiarta, dua individu yang memiliki semangat hidup yang kini berhasil meraih kesuksesan menginspirasi banyak orang. Berasal dari latar belakang yang berbeda, dengan memiliki visi dan misi yang sama, keduanya bertemu dan berkomitmen untuk meraih mimpi bersama dengan mendirikan usaha. Sepanjang perjalanan yang penuh dengan lika-liku dan pasang surut, semangat keduanya semakin menyala, di tengah kerasnya tantangan, justru melahirkan berbagai inovasi bisnis yang saat ini seiring jalannya waktu mulai berkembang, mengantarkan mereka berdua menuju kesuksesan. Karin’s Coffee Shop & Spa menjadi bukti kesuksesan mereka dalam meniti karier menjadi pengusaha sukses.
Perjalanan Sekarini dan Budiarta banyak mengajarkan tentang arti sebuah perjuangan. Tentang bagaimana menyatukan pemikiran dari dua karakter yang berbeda, Sekarini yang memiliki optimisme tinggi bersama Budiarta yang pandai memanfaatkan peluang juga berani mengambil langkah maju menjadikan kolaborasi keduanya saling melengkapi satu sama lain. Dengan memanfaatkan lahan yang dimiliki untuk membangun usaha, meskipun masih dalam tahap merintis, mereka yakin bahwa langkah yang diambil merupakan langkah yang tepat demi masa depan mereka. Melihat lokasi tempat mereka membangun usaha yang sepi, Sekarini tetap optimis bahwa usaha yang dibangun ini akan sukses. Kerja keras dan keinginan untuk maju yang dimiliki Budiarta turut mendukung upaya mereka menjadikan usaha ini berkembang yang dimana setiap hari mengalami perkembangan berarti.
Sekarini dan Budiarta memiliki latar belakang keluarga yang sederhana. Mereka lahir di lingkungan keluarga yang sama-sama mengajarkan arti pentingnya kerja keras dalam hidup. Kehidupan yang penuh keterbatasan tidak menghalangi mereka untuk terus berjuang meraih impian. Budiarta lahir di Negara, berasal dari keluarga yang berprofesi sebagai tukang bangunan. Ibunya dulunya sempat berjualan dan membantu di kampung dengan mencuci pakaian. Anak keempat dari lima bersaudara ini mengalami kehidupan masa kecil yang penuh dengan didikan keras orang tua. Meski begitu, Budiarta diberikan kebebasan oleh orang tuanya dan diajarkan untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Masa kecil Budiarta diwarnai dengan permainan tradisional seperti main kelereng, main burung dan sepak bola. Kesehariannya di masa kecil sering dihabiskan untuk bermain ke alam, seperti mancing di sungai. Kondisi perekonomian keluarga yang sulit membuat Budiarta dan saudara-saudaranya terdorong untuk membantu ayah melakukan pekerjaan kasar seperti membangun sumur sendiri. Di tengah keterbatasan, Budiarta memperlihatkan inisiatifnya dengan tekad yang kuat. Sementara itu, Sekarini lahir di Gianyar Payangan, dari keluarga petani padi. Sebagai anak kedua dari dua bersaudara, Sekarini tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan keterbatasan ekonomi. Sejak masa SD hingga SMA, Sekarini dilibatkan oleh orang tuanya untuk bekerja di sawah. Meskipun teman-temannya tidak semuanya berasal dari keluarga petani, namun Sekarini terkadang merasa minder karena keterbatasan ekonomi keluarganya. Sejak kecil Sekarini memiliki keinginan untuk mengubah hidup menjadi lebih baik meski harus dihadapkan oleh banyak pertentangan dari lingkungan sekitar, semangatnya tak pernah padam untuk menjadi perempuan sukses. Berkat dorongan semangat dari ayahnya, Sekarini terus berjuang untuk meraih mimpi besarnya itu. Sejak duduk di bangku SMK, Sekarini sudah bekerja sebagai buruh proyek pembangunan hotel demi menghidupi kebutuhan sehari-hari.
Di sisi lain, Budiarta menghabiskan masa remajanya dengan bersekolah di STM jurusan otomotif dengan harapan untuk mengejar cita-citanya kelak membangun bengkel. Namun, setelah tamat, ia memutuskan untuk bekerja di Surabaya ikut pamannya selama 3 bulan. Sepulang dari Surabaya, Budiarta bekerja di bandara sebagai cleaning service hingga mendapat tawaran untuk bekerja di Rusia yang juga bekerja sebagai cleaning service di Spa. Rusia adalah tempat di mana Sekarini dan Budiarta pertama kali bertemu. Seiring berjalan waktu, mereka menjalin hubungan dan memutuskan untuk menikah pada tahun 2009. Krisis global pada saat itu mengharuskan Sekarini dan Budiarta untuk kembali pulang ke Bali. Melihat kondisi perekonomian keluarga mulai menurun, Budiarta memutuskan untuk kembali bekerja di bandara demi menghidupi keluarga. Sekarini dan Budiarta tidak menyerah dan tetap teguh untuk bangkit kembali dari krisis. Dalam perjalanan merintis kembali menuju kesuksesan, keduanya menunjukkan ketekunan dan keberanian yang luar biasa. Setelah melewati masa sulit tersebut, Budiarta memberikan izin kepada Sekarini untuk kembali berangkat dan bekerja ke Rusia demi membantu perekonomian keluarga. Dengan semangat yang membara, Sekarini mulai mengumpulkan kembali modal hingga akhirnya dapat mencicil mobil. Sementara itu, Budiarta memutuskan untuk mengubah profesi menjadi sopir taksi dan mulai bekerja sebagai taxi freelance. Dengan bertambahnya usia dan tanggung jawab keluarga yang semakin besar, Budiarta merasa lebih baik untuk bekerja di Bali agar dapat lebih dekat dengan anak-anak yang semakin dewasa dan ibunya yang sudah tua. Akhirnya, Budiarta memutuskan untuk membuka usaha sendiri agar dapat hidup lebih nyaman di rumah dari situlah awal mula Karin’s Coffee Shop & Spa terbentuk.
memberikan izin kepada Sekarini untuk kembali berangkat dan bekerja ke Rusia demi membantu perekonomian keluarga. Dengan semangat yang membara, Sekarini mulai mengumpulkan kembali modal hingga akhirnya dapat mencicil mobil. Sementara itu, Budiarta memutuskan untuk mengubah profesi menjadi sopir taksi dan mulai bekerja sebagai taxi freelance. Dengan bertambahnya usia dan tanggung jawab keluarga yang semakin besar, Budiarta merasa lebih baik untuk bekerja di Bali agar dapat lebih dekat dengan anak-anak yang semakin dewasa dan ibunya yang sudah tua. Akhirnya, Budiarta memutuskan untuk membuka usaha sendiri agar dapat hidup lebih nyaman di rumah dari situlah awal mula Karin’s Coffee Shop & Spa terbentuk.
Sebelum mendirikan Karin’s Coffee Shop & Spa, Sekarini dan Budiarta telah merintis berbagai usaha lain seperti laundry dan salon. Meskipun beberapa usaha sebelumnya harus ditutup, hal ini tidak membuat semangat dan tekad mereka luntur. Dari nol, mereka membangun bisnis ini dengan tekad dan ketekunan yang luar biasa. Salah satu kendala yang dihadapi adalah dalam mencari SDM yang berkualitas, namun dengan tekad yang kuat, mereka berhasil mengatasi setiap rintangan yang muncul. Sekarini memiliki ide untuk membangun Karin’s di daerah Dalung karena melihat potensi pasar yang belum tergarap dengan baik. Dengan melihat kebutuhan tamu yang ingin pengalaman yang berbeda dari Kuta dan Legian yang sudah padat, Sekarini yakin bahwa bisnis ini akan berkembang pesat. Dengan keyakinan dan visi yang jelas, mereka memulai perjalanan membangun coffee shop dan spa yang kini menjadi tempat yang disukai oleh banyak orang.
Perjalanan merintis dan membangun Karin’s Coffee Shop & Spa bukanlah perjalanan yang mudah. Namun, dengan kerja keras dan keyakinan Sekarini dan Budiarta berhasil membuktikan bahwa mimpi besar dapat terwujud jika tidak pernah menyerah dan terus berjuang. Kini, Karin’s Coffee Shop & Spa telah buka di Jl. Bima, Nyitdah, Kediri, Tabanan. Dengan view indah, makanan yang lezat, serta harga yang tidak bikin kantong bolong, wajib untuk dikunjungi oleh para pemburu kuliner. Perjalanan hidup Sekarini dan Budiarta bukanlah tanpa liku-liku. Dari masa kecil yang penuh dengan keterbatasan hingga meraih kesuksesan di bidang yang mereka geluti, keduanya telah menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, mimpi bisa menjadi kenyataan. Kisah inspiratif mereka mengajarkan tentang pentingnya ketekunan, keyakinan, dan dukungan keluarga dalam meraih cita-cita dan menghadapi setiap tantangan dalam hidup.