Keselarasan dengan Semesta Menggapai Sukses melalui Kesadaran Diri

Ketika kita selaras dengan energi Semesta, segalanya mulai berubah. Pada saat itulah kita mulai merasakan afirmasi-afirmasi yang kita tanamkan dalam pikiran dan hati kita terwujud satu persatu. Seolah-oleh Semesta merespons dengan cara yang tak terduga, membuka jalan bagi segala harapan dan impian yang sebelumnya hanya tampak seperti khayalan belaka. Dalam harmoni ini, kita tidak hanya melihat perubahan ini di luar diri kita, tetapi juga merasakan transformasi yang mendalam di dalam diri. Ini adalah momen bagi orang-orang terpilih, salah satunya Gusti Ngurah Agung Wisnawa, ia telah terbangkitkan oleh kesadarannya sendiri. Segala upaya, doa dan keyakinan yang ia bangun selama ini mulai menampakkan hasilnya. Hal itu sebagai bukti, Semesta telah merestui dan memberkahi setiap langkah yang kita ambil.

Di masa mudanya, Agung yang merupakan anak kedua dari pasangan Bapak I Gusti Ngurah Wisnu Wijaya, S.E dan Ibu I Dewa Ayu Alit, S.Pd dikenal sebagai anak yang keras kepala dan suka membuat masalah. Keberaniannya disalahgunakan sebagai kenakalan dan ia menjadi pusat perhatian dengan tingkah lakunya yang membuat onar. Meski begitu, Agung sebenarnya memiliki prestasi dalam olahraga basket selama bersekolah di SMAN 1 Mengwi. Ia sering menjadi andalan tim basket sekolahnya dan berhasil meraih berbagai penghargaaan di tingkat regional. Namun, kesuksesan di lapangan basket tidak cukup untuk mengendalikan semangat petualangannya yang kadang melewati batas.

Tidak puas hanya membuat hingar bingar di sekolah, Agung melanjutkan kenakalannya ketika memasuki masa kuliah, padahal ia mulai menemukan minatnya pada hukum dan sastra sejarah. Namun, setelah dinyatakan lulus di jurusan sastra sejarah dan mengambil kuliah tersebut, ia hanya bertahan selama setahun dikarenakan ia sering melihat mahasiswa hukum yang tampak keren di matanya dengan penampilan yang rapi dan gaya berbicara yang meyakinkan. Mahasiswa-mahasiswa hukum tersebut seakan memiliki aura berbeda yang menarik perhatian Agung dan membuatnya berpikir ulang tentang pilihan hidupnya hingga memutuskan untuk mengakhiri kuliahnya di sastra sejarah dan beralih ke jurusan hukum. Setelah dijalani, ia mengungkapkan rasa nyamannya berada di pergaulan di jurusan hukum. Sayangnya, rasa nyaman ini justru membuat Agung kurang fokus pada studinya. Ia lebih sering absen dari perkuliahan dan hanya datang ke kampus saat ujian saja.

Akibat ulahnya, nilai-nilainya kacau balau. Agung pun kembali membawa masalah ke dalam rumah, membuat orang tuanya pusing dan kehabisan cara untuk menasihatinya. Melihat kondisi Agung yang semakin tidak teratur, seorang saudara yang sangat peduli padanya mulai mendorongnya untuk lebih fokus pada kuliahnya, dengan sabar terus memberikan nasihat kepada Agung, mengingatkannya bahwa perjuangan yang dilakukannya saat ini adalah untuk masa depannya sendiri, bukan semata-mata untuk membahagiakan orang tua. Tentu saja, setiap orang tua akan merasa bahagia melihat kesuksesan anaknya, yang terpenting adalah bahwa segala upaya demi masa depan yang lebih baik bagi dirinya sendiri. Ia berusaha untuk lebih disiplin dan hadir di perkuliahan sembari bekerja di perusahaan developer bernama PT Srikandi Duta Niaga yang didirikan oleh Ibu Ni Made Supriyatni. Akhirnya, setelah delapan tahun, Agung menamatkan kuliahnya di jurusan hukum Universitas Udayana.

Bertemu Lingkungan Positif

Setelah lulus dari jurusan hukum, Agung mengambil alih pengelolaan bisnis keluarganya yang bergerak dalam bidang usaha rumah makan menggantikan posisi kakaknya, namun ia tidak merasa betah dengan pekerjaan tersebut. Melihat perangai putranya, sang ibu merupakan seorang guru meminta tolong kepada rekannya Ibu Ni Luh Putri Srinadi, S.E., MM.Kom yang bekerja di Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali sebuah kampus swasta di Denpasar. Ibu Putri yang memahami situasi Agung menawarkan solusi dengan memberikan kesempatan bekerja di kampus tersebut. Agung kemudian diterima sebagai pegawai HRD. Didukung lingkungan yang positif dan profesional, ia diberi pelatihan dan arahan untuk mulai menata masa depannya dengan membangun kariernya di kampus tersebut. Bahkan, Agung juga diberi kesempatan untuk mengajar, demi menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam dirinya. Sayangnya, tidak lama setelah Agung mulai mengajar, kampus menerapkan aturan baru yang mewajibkan tenaga pengajar bagi pendidikan Strata 1 harus minimal berpendidikan Strata 2. Peraturan ini memaksa Agung untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi jika ingin tetap menjadi tenaga pengajar. Dengan dukungan dari keluarga dan motivasi dari lingkungan kampus, Agung lantas melanjutkan studinya di Universitas Udayana pada program studi kenotariatan.

Setelah 2,5 tahun menjalani studi, Agung kemudian magang di kantor Notaris Bapak I Nyoman Oka, S.H., M.Kn., ia menjalani magang sambil tetap mengajar di malam hari. Pada tahun 2019, setelah menyelesaikan magangnya, Agung membuka kantor sendiri dan mulai meniti kariernya. Sembari mengembangkan kantor PPAT, Agung juga memiliki tanggung jawab baru dalam perannya sebagai suami dari Sagung Novy Pramadita Anthari, S.Fam., Apt dan sebagai sosok seorang ayah dari ketiga putra/putrinya (Turah Dimas, Tugek Mita & Turah Dipta) dalam bahtera rumah tangganya.

Kesadaran Diri adalah Kekuatan Utama

Untuk kembali ke jalan yang benar, satu-satunya cara yang efektif adalah dengan membangkitkan kesadaran dari dalam diri sendiri. Agung akhirnya berhasil melakukannya, bukan lagi karena nasihat dari orang tua atau tekanan dari lingkungan, melainkan dari kesadaran mendalam yang muncul dari dirinya sendiri. Ia menyadari bahwa perubahan yang sejati hanya bisa dimulai dari keinginan pribadi untuk memperbaiki diri. Dalam proses ini. Agung juga mulai mengenal dan menerapkan konsep afirmasi diri, sebuah teknik di mana ia secara rutin menanamkan pikiran positf dan tujuan yang ingin dicapai ke dalam alam bawah sadarnya. Dengan cara ini, Agung perlahan mengarahkan hidupnya ke arah yang lebih baik.

Ketika energinya telah selaras dengan energi Semesta, Agung merasakan afirmasi-afirmasinya mulai terwujud satu per satu. Selain profesinya yang semakin dipercaya oleh masyarakat, ia juga merambah ke bisnis kos-kosan dan usaha di bidang properti. ‘’Sampai saat ini, saya masih tidak percaya dengan pencapaian yang telah saya raih. Segalanya terasa dimudahkan saat saya selalu ingat kepada Tuhan dan berbagi dengan keluarga, bukan hanya soal uang, tapi landasan keikhlasan hati,” ujarnya.

Dengan pencapaian yang terus tumbuh, baik dalam profesi maupun bisnisnya, Agung semakin bersyukur bahwa hidupnya telah berubah secara drastis ke arah yang positif. Keselarasan energinya dengan Semesta, keyakinan pada Tuhan, serta keikhlasannya dalam berbagi, telah membimbingnya menuju kesuksesan yang luar biasa. Setiap langkah yang ia ambil, setiap tantangan yang ia hadapi, telah memperkuat keyakinannya bahwa apa yang ia peroleh bukan semata-mata karena keberuntungan, tetap hasil dari transformasi diri yang mendalam.

Dari pengalaman hidup Agung, kita belajar bahwa hidup adalah perjalanan panjang yang penuh dengan pembelajaran dan perubahan. Percayalah, bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah dan menjadi lebih baik, tidak peduli seberapa buruk masa lalunya. Dengan kerja keras, ketekunan dan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, terutama kebangkitan akan kesadaran dari diri sendiri, Agung berhasil membuktikan bahwa ia bisa berubah dan mencapai kesuksesan yang tak terbayangkan sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!