Berhasil Lewati Tantangan Melalui Keberanian dan Kerja Keras

Menjadi seorang pemandu wisata adalah cita-cita Kadek Taruna Jaya sejak remaja. Namun, tanpa sadar keinginannya tersebut justru membawa pria asal Buleleng ini membuka jalan yang tidak hanya sekedar bekerja, tetapi juga berkesempatan mendapat pengalaman seluas-luasnya di dunia pariwisata. Mulai dari pertemuannya dengan tamu asal Australia yang mengajaknya bekerja, hingga berani keluar dari zona nyaman untuk berdiri secara mandiri membangun bisnis artshop bersama istri, dan pada akhirnya mulai membuka usaha akomodasi wisata Taruna Boutique Hotel & Spa.

Ulet, suka belajar dan pekerja keras merupakan kunci utama bagi pria yang biasa dikenal dengan panggilan Kadek ini untuk meraih kesuksesan. Bisa sampai berada pada titik ini merupakan hasil dari semangat juangnya dalam menjalani proses. Keberaniannya dalam melangkah dan mengambil keputusan merupakan hasil didikan dan tempaan mental bertahun-tahun yang diperolehnya sejak masih kecil. Pria yang lahir pada tahun 1976 ini merupakan anak dari orang tua yang bekerja sebagai petani tradisional penggarap jagung. Setiap satu tahun sekali menjelang musim panen, Kadek membantu orang tuanya di ladang. Tidak hanya dilibatkan dalam pekerjaan ladang, Kadek juga diberikan tanggung jawab untuk memelihara sapi yang hal itu lumrah bagi anak-anak satu desa untuk memelihara dan membesarkan sapi sampai melahirkan anak.

Sedari kecil Kadek terbiasa dengan kehidupan yang sangat sederhana. Kesehariannya dimulai dengan pergi ke sekolah melewati jalan kecil beraspal yang sering digunakan untuk bermain bulu tangkis bersama teman-teman dengan menggunakan triplek dan bulu jagung dihiasi bulu ayam sampai sore hari. Sepulang sekolah Kadek terbiasa membagi waktu antara bermain, membantu orang tua dan bekerja mencari uang. Di masa kecil ia sudah bisa berjualan sendiri dengan meminjam barang dari tetangga yang punya warung, lalu menjual minuman temulawak dan roti sisir di Lapangan Tembak tempat para tentara latihan menembak. Timah bekas selongsong peluru mereka pun dijualnya hingga mendapatkan penghasilan untuk bekal sehari-hari.

Ketika musim tanam jagung tiba, Kadek pergi ke ladang membantu orang tua untuk menanam jagung sambil membawakan kopi yang diminum bersama petani-petani jagung lainnya sambil duduk di pondok tengah ladang. Selain pergi ke ladang, Kadek juga sering ikut pergi memancing ikan bersama ayahnya untuk lauk. Sejak kecil Kadek terbiasa bekerja, saat menginginkan kamus bahasa Inggris pun ia harus memanen cabai dulu yang hasil panen cabai digunakan untuk membeli kamus. Kadek juga dikenal sebagai anak yang berprestasi di sekolahnya. Orang tuannya senantiasa mengajarkan arti rasa syukur hingga ia bertumbuh sebagai anak remaja yang memiliki sifat rendah hati dan selalu menghargai kehidupan.

Di masa remaja kemampuan berargumennya mulai terasah. Kegiatan yang dilakukan ketika hari libur tiba, Kadek ikut berkemah di hutan bersama teman-teman seusianya sambil merebus kacang dan bermain perang-perangan di tegalan. Semakin dewasa, prioritas hidupnya mulai bergeser. Kadek berupaya untuk mendapatkan beasiswa pada saat itu supaya mampu melanjutkan sekolah. Sempat vakum selama satu tahun ia pergunakan untuk bekerja sebagai tukang kebun dengan seorang tamu Australia yang ditemuinya saat bekerja. Sambil belajar bahasa inggris, Kadek bekerja di sana mengumpulkan uang untuk bisa melanjutkan sekolah.

Targetnya untuk mendapat beasiswa pun tercapai. Kadek berhasil melanjutkan sekolah ke jenjang SMA dan memilih masuk jurusan sosiologi. Di masa itu, Kadek sudah menemukan jati diri. Ia berkeinginan untuk menjadi seorang pemandu wisata karena melihat perkembangan pariwisata kian pesat di lingkungannya dilihat dari pembangunan hotel dan restoran pada masa itu. Sambil bersekolah, Kadek juga bekerja sebagai tukang kebun di hotel milik tamu Australia tersebut. Seiring waktu berjalan keinginannya mulai berubah. Mulai dari ingin menjadi pemandu wisata berubah ingin menjadi manajer hotel. Hingga akhirnya ia lulus sekolah, Kadek melanjutkan kuliah di Mapindo mengambil jurusan manajemen perhotelan. Selama kuliah dalam kurun waktu dua tahun, Kadek mengambil dua jurusan berbeda mulai dari akomodasi pariwisata hingga merambah ke food & beverage service. Semua itu dilakukannya karena ingin mempelajari dunia pariwisata lebih dalam menunjang karier untuk ke depannya.

Setelah lulus kuliah pada tahun 1998, bertepatan pada era reformasi, saat itu Indonesia mengalami inflasi besar. Dalam usahanya, Kadek memperoleh pekerjaan cukup sulit. Akhirnya setelah melamar di sekian perusahaan, Kadek memutuskan untuk pulang ke rumah dan memulai bisnis penyewaan sepeda yang juga menawarkan tur keliling desa. Tak lama kemudian, Kadek mendapat panggilan kerja di Taman Sari Hotel dan bekerja selama satu tahun di sana. Setelah itu, Kadek melanjutkan bekerja di Matahari Beach Resort & Spa. Selama bekerja dalam waktu 10 tahun, Kadek memperoleh banyak pengalaman pada saat itu. Pada tahun 2004, Kadek memutuskan untuk menikah dan membina rumah tangga. Seiring waktu berjalan, timbul pemikiran dalam diri untuk membangun usaha sendiri, akhirnya Kadek mendirikan artshop bersama istri pada tahun 2006 bernama “Pandya Art Gallery”. Setelah usahanya berjalan dan mulai memberinya penghasilan yang cukup menjanjikan selama dua tahun, tahun 2008 Kadek memilih mengundurkan diri dari pekerjaannya di hotel. Selama menjalankan artshop bersama istri, perlahan Kadek mulai melakukan pengembangan. Para tamu yang datang ke artshop-nya tidak hanya datang membeli barang kerajinan, tetapi beberapa dari tamu bertanya soal kamar kosong untuk menginap. Kadek melihat adanya peluang bisnis saat itu. Dengan modal nekat, ia mulai membangun bisnis akomodasi “Taruna Boutique Hotel & Spa” dari awalnya dari 3 kamar dan berkembang menjadi beberapa kamar lagi di lengkapi resto, spa dan kolam renang. Selain hotel, resto dan artshop, Kadek juga merambah ke bisnis retail “Taruna Mart” yang dikelola oleh istrinya.

Untuk memperkuat ilmu dan wawasan seputar bisnis akomodasi, Kadek menghabiskan banyak waktu untuk saling bertukar pikiran dengan sesama para pengusaha akomodasi tentang bagaimana mengembangkan usaha. Selain itu, ia juga melakukan investasi edukasi seputar ilmu dan wawasan tentang mengelola bisnis akomodasi wisata dengan mengikuti berbagai seminar dan mentoring di Singaraja. Bukan hal yang mudah bagi Kadek untuk menjalankan bisnis, namun ia tetap optimis dan berkemauan keras mewujudkan impiannya. Semua dilakukan melalui proses panjang yang tidak mudah, segala tantangan berhasil diatasi berkat keberanian dan kerja keras yang telah dilakukan selama ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!