Wujudkan Generasi Emas Melalui Sistem Pendidikan yang Berkualitas

Pendidikan merupakan dasar utama dalam kehidupan manusia. Dalam proses mencapai tujuan, pendidikan menjadi peletak dasar untuk membantu mewujudkan potensi dalam diri sehingga mampu melahirkan generasi emas yang berkualitas. Untuk itu, pemerintah terus berupaya memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia dengan harapan mampu melahirkan generasi berkualitas yang tidak hanya dalam pendidikan tetapi juga secara moral dan akhlak. Dalam upaya mewujudkan cita-cita tersebut, Ketua Yayasan China Indonesia School (CHIS), Dr. Hery Suyanto menciptakan sebuah sistem pendidikan yang berfokus dalam perkembangan komunikasi dengan tiga bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin sehingga ke depannya membantu para lulusan untuk meraih impian di masa mendatang.

Dr. Hery Suyanto

Pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam kehidupan Hery. Pola pikir tersebut telah ditanamkan orang tua Hery sejak dirinya duduk di bangku sekolah dasar. Sebagai putra ketujuh dari sepuluh bersaudara, Hery melewati kehidupan masa kecil dengan penuh bahagia dalam hangatnya suasana pertanian padi dan tebu di daerah Magetan Jawa Timur. Bertumbuh lewat didikan orang tua yang penuh dengan kedisiplinan dan tegas. Di tengah kondisi perekonomian yang berkecukupan, Hery optimis mampu menyelesaikan pendidikan sesuai dengan amanat yang diberikan orang tua sejak dini. Berdasarkan didikan tersebut, Hery berhasil lulus Sarjana S1 Jurusan Fisika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), dan memperoleh beasiswa S2 dan S3 pada Prodi Opto-Elektroteknika dan Aplikasi Laser di Universitas Indonesia (UI) Jakarta lulus tahun 2003 dengan predikat Pujian (Cumlaude).

Kiprah Hery dalam dunia pendidikan dimulai sejak kuliah S1. Selain menjadi Staf di Universitas Udayana, seusai menamatkan jenjang S2 dan S3 di Jakarta, Hery memutuskan untuk bergabung dengan China Indonesia School (CHIS). Sebuah yayasan yang memiliki cikal bakal pada tahun 1998- 1999 dari ide kecil membuka sekolah jenjang PAUD bertempat di Jl. Hayam Wuruk, Denpasar yang terus berkembang hingga jenjang SD, SMP, SMA, dan sekarang berlokasi di Jl. Griya Anyar, Pemogan, Denpasar Selatan. Selain di dunia pendidikan, Hery juga aktif dalam penelitian yang berhubungan dengan kopetensinya dan telah menerbitkan 54 artikel di Jurnal Internasional bereputasi serta patent Hery menjadi pengajar di CHIS sebagai guru Fisika berbahasa Inggris (Physics) sejak 2003. Awalnya mengajar di jenjang SMP dan kemudian berlanjut di jenjang SMA. Sejak tahun 2014 memegang jabatan sebagai Ketua Yayasan China Indonesia School (CHIS). Pada titik inilah Hery memutuskan untuk mengubah sistem pendidikan yang sudah berlaku selama ini di CHIS.

Berbagai langkah dilakukan untuk membenahi sistem pendidikan di CHIS. Sesuai dengan visi dan misi awal Sekolah CHIS, Hery memaparkan bahwa tujuan penyelenggaraan pendidikan dengan tiga bahasa yang diterapkan CHIS pada saat itu sudah jelas. Namun baginya, dalam penerapannya belum sepenuhnya terfokus. Untuk itu, Hery mencari cara bagaimana mengembalikan sistem tiga bahasa tersebut agar lebih konsisten diterapkan. Dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah, Hery membutuhkan kerja sama dengan evaluator dari pihak luar sekolah untuk memberikan saran, masukan dan evaluasi secara berkala, sehingga sistem tersebut berubah menjadi sebuah kebiasaan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam penyelenggaran pendidikan dengan menggunakan tiga bahasa, dibutuhkan kurikulum pendukung selain penerapan kurikulum dari pemerintah yaitu Kurikulum Merdeka. Untuk itu, CHIS bekerja sama dengan beberapa provider dari luar sekolah untuk menyelenggarakan kurikulum pendukung terkait penggunaaan bahasa asing yang dikolaborasikan dengan Kurikulum Merdeka. Provider tersebut antara lain Cambridge School untuk jenjang SD dan Pearson’s untuk jenjang SMP dan SMA. Kedua provider ini berkiblat pada kurikulum UK. Materi yang dikolaborasikan dari kurikulum ini di antaranya Sciences, Mathematics, Global Citizenship dan materi Bahasa Inggris.

“ Waktu Tidak Bisa Diulang, Manfaatkan Waktu Sebaik-baiknya”

Dalam proses belajar mengajar, materi-materi tersebut disampaikan menggunakan Bahasa Inggris. Sedangkan untuk proses belajar mengajar dalam Bahasa Mandarin, menggunakan kurikulum dari Confucius Institute. Setiap tahun, para evaluator dari masing-masing penyelenggara kurikulum akan mengadakan evaluasi (tes). Untuk Bahasa Mandarin menggunakan tes YCT untuk SD, dan tes HSK untuk SMP dan SMA. Sedangkan kurikulum yang menggunakan Bahasa Inggris, evaluasinya adalah Check Point untuk SD, dan IGCSE untuk SMA. Apabila dalam tes yang dilakukan evaluator luar tersebut dinyatakan lulus, maka penyelenggaraan pendidikan telah dinyatakan berhasil dengan standar mutu bertaraf internasional.

Penyelenggaran pendidikan menggunakan evaluator luar ini telah dilakukan sejak tahun 2016. Sesuai dengan prinsip yang berlaku, dalam proses belajar mengajar dibutuhkan bahasa sebagai sarana komunikasi. Maka dari itu, Hery menekankan bahwa pentingnya tes menggunakan tiga bahasa tersebut, sebab ia meyakini sepenuhnya kelancaran proses belajar mengajar ditentukan dari pemahaman bahasa. Untuk itu diharapkan para siswa mampu menguasai tiga bahasa ini dengan baik dengan harapan para siswa memperoleh kemudahan dalam proses menempuh pendidikan khususnya pendidikan akademik. Untuk menunjang penggunaan dan penguasaan bahasa asing (Bahasa Inggris dan Mandarin ), CHIS memberlakukan hari-hari di mana bahasa asing tertentu dipakai dalam percakapan sehari-hari di sekolah. Sebagai bukti penerapan dari kedua bahasa ini, Hery menjelaskan bahwa sebelum pandemi beberapa siswa/i SMA diterima magang di Duty Free selama dua minggu, tentunya setelah melalui serangkaian seleksi dari perusahaan tersebut. Setelah magang selesai, beberapa siswa diajak untuk bekerja part time di tempat ini pada hari Sabtu dan Minggu tentunya setelah mendapatkan izin dari orang tua dan pihak sekolah.

Untuk saat ini, Hery tengah fokus dan konsentrasi dalam menjaga mutu pendidikan khususnya dalam penerapan tiga bahasa tersebut dalam pendidikan, bagaimana menjaganya sehingga memperoleh keberhasilan kelak dalam dunia pendidikan dan dunia kerja. Dengan adanya evaluator luar yang turut serta mendukung jalannya pendidikan dan dukungan pemerintah maka proses pendidikan di CHIS berjalan kondusif. Dengan upaya dalam menjaga mutu pendidikan diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan memiliki karakter khusus yaitu penguasaan tiga bahasa yang telah diberlakukan pada lingkungan sekolah. Selain dari itu untuk meningkatkan kualitas Guru dan memperluas wawasan baik siswa maupun guru, maka CHIS bekerja sama dengan Google sejak tahun 2019 dan saat ini lebih dari 95% gurunya telah tersertifikasi Google (GCE), tegas Hery

Demi mengantisipasi kemajuan zaman, dibutuhkan sebuah sistem pendidikan yang tetap konsisten dalam menjaga mutu pendidikan. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan pihak yayasan yang senantiasa memfasilitasi pelajar dalam proses menempuh pendidikan serta dukungan para orang tua siswa. Menjadi komitmen Hery bersama Yayasan China Indonesia School, untuk menjadi pionir dalam menciptakan sebuah sistem pendidikan visioner dengan tujuan jangka panjang, yakni kualitas pendidikan generasi muda terletak pada keberhasilan pendidikan dalam upaya menjaga mutu pendidikan yang konsisten dan terarah.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

error: Content is protected !!